EXO SPECIAL SERIES ‘XingYeon’ RIDICULOUS – Chapter 3

1395382_463247257127853_117550675_n

Written By : Ulfa Muriza – @Yaegi_Cho11700 | Poster By : Juwita

Zhang Yi Xing | Lay EXO – M

Jung Woo Yeon | Pemeran Fiksi | Dokter Keluarga Cho

Jung Soo Jung | Krystal F (x)

Kyuhyun Super Junior

Wu Yi Fan | Kris EXO – M

Cho Yaegi | Pemeran Fiksi Resmi

Wu Geum Chan |  Wu Geum Sha | Pemeran Fiksi Resmi

EXO | Manajer EXO  | Staff SM  | dan beberapa pemeran pendukung fiksi / non fiksi yang akan kamu temukan dengan sendirinya ;)

Rating R (Restricted) – 17 ! Di rekomendasikan untuk Xonji – Xonam yang sudah berumur 17 :D

Romance – Family – Sad – Friendship

( Yang pusing dengan hal – hal percintaan anak EXO, jangan baca :D )

Dilarang keras menjiplak! Dilarang keras copy – paste ! Jadilah pembaca cerdas, mandiri,  kreatif dan positif :) 

It’s Belong To Me

OST  ::  2AM _ I Wonder If You Hurt Like Me

Enjoy Your Reading – Sasasarangieyoooo :D

“Kita bahkan tidak mengerti alasan & arti dari semua itu. Akal sehat pun juga ikut menertawakan kenyataan ini. It’s so Ridiculous.. 

ooOoo

Lay masih merapatkan tubuhnya pada dinding koridor.  Detak jantung nya berpacu begitu cepat, terus berlomba dengan darahnya yang juga kian berdesir hebat.

“Jung Woo Yeon? Kau kah yang disana?” gumam batinnya pelan. Lay sudah melupakan jika manajer & member lain sudah menunggu nya di halaman depan. Ia hanya kembali ke dalam sebentar untuk mengambil dompet yang tertinggal karena ia titipkan pada Baekhyun sebelumnya. Tanpa sengaja Lay menoleh pada basement dan menemukan pemandangan yang ia sendiri tidak mengerti harus melukiskannya seperti apa.

“Ya! Neo eodiya?! Eodiyagu! Ya Oh Se – “ Krystal yang saat itu sedang  melintas di hadapan Lay tiba – tiba menggantungkan kalimatnya. Ia  sepertinya sedang berbicara dengan seseorang dari ponsel yang ia genggam. Tetapi ketika tatapannya dan Lay bertemu suaranya pun ikut berhenti. Krsytal  memutar kedua bola matanya, seakan sedang berusaha untuk menyembunyikan rasa gugup yang membuncah. “Geurae – geurae aku ke atas.” Bip. Ia pun langsung mengakhiri pembicaraan dari balik telfon.

“Annyeonghaseyo.” Lay membungkukkan badan sopan.

“Uhm ne annyeonghaseyo.” Krystal mau tidak mau juga harus membalasnya.

“Kau memiliki jadwal  latihan hari ini?” Lay menunjuk arah lantai atas dengan telunjuknya. Ia juga tidak memiliki hal penting yang bisa ia katakan pada Krystal, kecuali basa – basi canggung yang baru saja ia layangkan.

Krsytal mengangguk cepat, “ne. Aku memiliki janji dengan Sehun.”

“NE?” Lay sontak tak percaya dengan apa yang ia dengar. Krystal secara terang – terangan menyebut nama magnae K itu di hadapan sosok yang di panggil Sehun dengan sebutan ‘hyung.’

Krystal menautkan alisnya sembari tersenyum tipis, “waeyo? Apa terjadi sesuatu?” Krsytal membaca guratan wajah Lay yang berubah aneh ketika ia mengatakan nama Sehun.

Lay menggeleng cepat, “ani. Bukan — “ kali ini Lay yang menggantungkan kalimatnya karena seseorang  keluar dari pintu basement yang berada tepat di belakangnya.

“Yeon –ah..” Lay reflek memanggil nama Woo Yeon demikian.

Woo Yeon  hanya memandangi kedua orang  itu bergantian. Masih terekam jelas wajah Krystal di dalam pikirannya. Suasana canggung tiba – tiba menyeruak pada sudut koridor..

“Ayo kita pulang.”

Suara seseorang yang muncul dari arah lobi membuat ketiga nya menoleh.

“Pulang?” Lay dengan polosnya mengulangi kata namja disana, Wang Lian. Ia tidak mengetahui jika Lian berbicara pada salah satu di antara mereka.

“Hmm. Aku tunggu di depan.” Suara Woo Yeon bergema.

Krsytal yang nyaris terkunci oleh situasi genting itu  langsung berbalik pergi dengan hanya  sedikit membungkuk.

TING! Suara pintu lift  terdengar,  menandakan Krsytal sudah berlalu.

Woo Yeon menoleh pada  Lay sesaat, “aku duluan.” Woo Yeon berpamitan dan melewatinya begitu saja. Krsytal dan Lay masih saling berhubungan satu sama lain, itulah yang di simpulkan oleh Woo Yeon setelah ia melihat keberadaaan Krystal & Lay pada waktu yang  bersamaan.

Lian memandangi Lay sesaat sebelum ia menuju arah basement untuk mengambil mobilnya. “Semoga semuanya berjalan lancar.” Lian menepuk pelan bahu Lay.

“Dui dui. Xiexie ge.” Lay mengangguk sopan pada namja yang ia kenal sebagai kakak dari temannya, Kris.

“Hmm. Aku duluan ya.” Lian melewati Lay dan menurui anak tangga menuju basement. Lay masih mematung disana. Pikirannya mulai berkecamuk menjadi satu.

“Woo Yeon? Kyuhyun hyung sunbaenim? Mereka?” ternyata ia masih terlalu bingung untuk menyimpulkan apa yang ia lihat beberapa saat lalu.

“Mereka…  kekasih? Benarkah Yeon — “

Drt – drt – drt .. sebuah pesan masuk menginterupsi.

FLIP. “Ah aku sampai lupa!” Lay menepuk  dahinya keras  ketika menbaca pesan singkat yang baru saja ia terima.

“Dari : Mr. Galaxy

Hey! Kuda terbang, kenapa lama sekali!”

ooOoo

Sudah setengah perjalanan sejak dari SM beberapa saat lalu, Woo Yeon masih tidak bergeming. Ia masih termenung melihat keluar kaca mobil. Menikmati pemandangan taman – taman kecil kota Seoul yang terdapat pada sepanjang pinggiran jalan yang mereka lewati. Merasa bosan dengan apa yang ia lihat, kini Woo Yeon beralih pada ponsel yang ia keluarkan dari dalam tasnya. Bukan ponsel yang selalu ia gunakan, melainkan ponsel yang selama ini hanya ia bawa tanpa mengfungsikannya sama sekali.

Bip. Woo Yeon menekan tombol pada papan layar untuk menghidupkannya. Woo Yeon menatap benda itu dengan detak jantung yang tidak beraturan. Ponsel yang terakhir kali ia gunakan sejak malam itu.

Bip. Bip. Bip. Bip. Bip. Bip.

Begitu banyak pesan singkat serta surat elektronik yang masuk.  Tatapan Woo Yeon berubah penuh tanya. Dahinya mengernyit bingung. Ia menungguh hingga suara penanda pesan masuk berhenti dan mulai mengeceknya satu persatu.

DEG!

DEG!

Kedua mata yeoja berdarah AB tersebut semakin membulat sempurna pada saat ia membaca semua nama si pengirim pesan singkat maupun e-mail dari layar ponselnya.

Yixing

Yixing

Yixing

Yixing

Yixing

Sebagian besar rentetan pesan di dominasi oleh nama itu. Hanya ada beberapa nama lain yang terselip, seperti teman lama, rekan kerja dan beberapa pesan iklan yang masuk ke  e-mail nya. Woo Yeon tidak mungkin membuka dan mengeceknya satu persatu. Karena meskipun ia tidak membuka semua pesan, ia tetap bisa membaca pesan – pesan tersebut.

“Ini pesan ku yang ke 101. Bagaimana kabar mu?”

Hal yang semakin membuat Woo Yeon mencelos karena pesan itu di terima 2 hari sebelum ia tiba di Korea. Lay masih terus mencoba menghubunginya hingga dalam waktu dekat ini. Perasaan Woo Yeon semakin  berkecamuk. Perasaan yang sangat ia benci mulai menggerayangi pikirannya. Woo Yeon menyandarkan kepalanya frustasi pada bangku mobil sambil memijat pelipisnya pelan. Bayangan Krystal & Lay di pintu basement ikut melintas.

CKIT!

“Astaga!”

Woo Yeon terhenyak hebat  ketika mobil yang ia naiki berhenti mendadak.

“Li!” Woo Yeon berdecak frustasi menatap pengemudi disampingnya. Lian menoleh santai, “kita jadi makan tidak?” Lian menepikan mobilnya pada lajur kiri karena sudah belasan kali ia terabaikan oleh Woo Yeon yang sama sekali tidak menggubris perkataannya.

“Yasudah ayo. Kenapa harus membuat ku jantungan!” sisi asli dari seorang Jung Woo Yeon mulai terlihat. Woo Yeon masih cenderung terlihat seperti gadis seumurannya. Hanya saja tuntutan profesi membuat ia  harus menanamkan sikap & kewibawaan yang lebih  tinggi.

“Aku sudah lebih dari 10 kali bertanya pada mu Woo Yeon Jung!” Lian menolak dahi Woo Yeon dengan telunjuknya.

Dengan cepat Woo Yeon membalas menolak kepala Lian, “berani sekali kau!”

“Aku juga bisa memperkosa mu jika aku mau.”

“SHUT UP!”

“Kekeke.” Teriakan Woo Yeon membuat  Lian terkekeh. Ia kembali menghidupkan mesin mobil dan melajukan mobil. Meskipun pembicaraan Lian jarang terhitung masuk akal, tetapi Woo Yeon adalah orang kedua  setelah Guan Shin Yi yang menilai Lian  sebagai pria yang baik.

Lian meraba arah dashboard mobil, ia mengeluarkan sesuatu dari dalam sana. Sebuah amplop coklat berukuran sedang. “Ini.. “ Lian  mencampakan  kepangkuan Woo Yeon.

“Apa ini?” Woo Yeon menggunakan mandarinnya.

“Korea ku cukup baik.”

“Ige mwoeji?” Woo Yeon menekankan kata – katanya tanda mencibir Lian.

“Dokter penghianat sudah mengirimkan data yang kau inginkan. Aku sudah mencetaknya menjadi print out.”

Woo Yeon lagi – lagi terbelalak, “jadi kau masih sering membuka e-mail ku?”

“Salahkan diri mu yang tidak pernah mengganti kata sandinya. Wow.. ternyata IQ seorang dokter juga masih ada di bawah rata – rata.”

Plak! Woo Yeon melayangkan amplop tersebut dan  menghantam Lian  keras. Lian terbahak.

“Kita tidak jadi makan siang. Aku ingin segera pulang dan mengecek hasilnya.” Woo Yeon mulai membaca sekilas semua hasil print out yang dikirimkan Jay.

“Aku tidak pernah menyangka jika bocah bertalenta sepertinya memiliki penyakit yang kian mematikan.”

DEG! Woo Yeon dengan cepat memasukkan kembali hasil data diagnosa tersebut. Ia berpura – pura tidak mencerna apa yang baru saja Lian katakan.

“Wanita cenderung lebih mudah terbakar jika sedang bermain api.” Lian menoleh pada Woo Yeon dengan senyuman yang tersirat.

Di antara Lian, Jay, Shin Yi dan Woo Yeon, Lian menempati IQ tertinggi. Tidak perlu ada yang disembunyikan Woo Yeon darinya , karena persahabatan yang sudah memakan waktu cukup lama membuat Lian sangat dapat mengerti semua isi pikiran Woo Yeon.

“Ani. Aku serius dengan hubungan yang sedang ku jalani.” Woo Yeon angkat bicara.

“Begitu banyak dokter yang bisa di bayar mahal  oleh agensi SM, kenapa kau masih berusaha untuk menemukan serum untuk penyakit letal itu ?” Lian berbicara tanpa mengalihkan pandangan dari jalan yang ada dihadapannya.

“Karena aku seorang dokter.”

“Dokter yang tidak bisa membedakan pasien dan cinta.”

“Eobseo. Aku dan Yixing tidak memiliki hubungan apapun.” Woo Yeon menyanggah cepat.

“Cho Yaegi, Park Soo Rim, lalu sekarang Jung Woo Yeon? Apa itu tidak terlalu kejam baginya?”

Woo Yeon bangun dari sandarannya, menatap Lian skeptis. “Apa maksud mu?”

Seulas senyuman terbentuk dari sudut bibir Lian, “aku tidak berada di pihak siapapun. Hanya saja aku sangat membenci sebuah drama dimana pada akhirnya laki – laki akan terluka.”

Woo Yeon masih tidak mengerti. Ia memilih untuk menghentikan perdebatan konyol itu. “Aku ikut kerumah mu saja. Jiji masih di apartement Yaegi.”

“Hao a.” Lian memutar stir mobil dan berbelok arah menuju Gangnam .

Drt – drt – drt ..

Sebuah ponsel yang tergeletak pada bagian atas dashboard terus berdering dan menimbulkan getaran. Woo Yeon lebih dulu meraih ponsel tersebut karena terhitung dekat dengan posisinya.

“Shin Yi is calling… “

Woo Yeon  berpikir keras akan nama si pemanggil dari layar ponsel Lian yang ia genggam.

“Siapa yang — kemarikan!” Lian langsung merampas paksa ponselnya ketika ia membaca nama si pemanggil. Woo Yeon  mengenyit memperhatikan Lian yang sedang menerima panggilan itu.

Dalam batinnya ia ikut bergelut, “Shin Yi? Guan Shin Yi? Tidak mungkin. Shin Yi sudah tidak ada. Lalu siapa Shin Yi disana?”

ooOoo

Yaegi’s Apartement

“Mr. Cho kau sudah siap?” Ji Ah menghampiri Kyubin yang sedang menarik resleting tas ransel pororo kesayangannya di atas tempat tidur. Sore ini Kyubin akan langsung pulang ke rumah kediaman keluarga Kyuhyun karena sang haraboeji dan halmoeni sudah tidak sabar untuk menyambut kedatangan cucu tunggal mereka .

Kyubin sudah selesai memasukkan semua keperluan yang menurutnya penting, ia meringsut turun dari kasur dan memakai tasnya. “Sudah. Jinnie aku ingin tidur bersama mu lagi, tidak boleh ya?”

Ji Ah menatap Kyubin sedikit merinding. “Kau ini masih kecil kenapa sudah mesum? Aku bukan wanita murahan.”

“Appa selalu mengatakan aku sudah besar, mesum itu sama dengan besar, eo?” Kyubin mendongak menatap Ji Ah  polos.

Plak! Ji Ah  menepuk dahinya sendiri. “Aigo.. apa yang baru saja ku katakan? Ahh.. Kyubin –ah, kau pulang dulu ke rumah mu. Setiap akhir pekan kau bisa meminta appa mu untuk pergi ke rumah ku. Eotte?” Ji Ah membungkukkan badannya agar sejajar dengan tinggi Kyubin.

Kyubin sesaat mengerjap – ngerjapkan matanya. “Joa. Dengan begitu appa juga bisa selalu bertemu dengan Yeon.” Kyubin mengangkat tangannya untuk ber high five tanda kesepakatan antara ia dan Ji Ah.

Ji Ah memutar kedua bola matanya sejenak, “ani. Chamkan.” Ji Ah  merasa ada yang salah dari perkataannya barusan. “Jika setiap akhir pekan dia pergi ke apartement ku, Kyuhyun akan … omo! Andwae!” Ji Ah  berteriak hebat dalam batinnya. Ia menggeleng cepat, “Ah, Kyubin-ah.. nanti biar aku saja yang ke asrama mu setiap akhir pekan. OK? Kau tidak perlu jauh – jauh  datang ke apartement. Hmm?”

Kyubin menggeleng cepat, “andwaeyo igeo.  Aku juga ingin bertemu Yeon & eomma. Jinnie kau jangan khawatir. Aku akan mendatangi mu.” Kyubin menyapu lembut pipi Ji Ah.

Ji Ah  mengerucutkan bibirnya, “Tao saja kalah dalam menggoda ku. Aigoo bocah ini..” gerutunya dalam hati.

Ceklek –

“Eommaaa.. “ Kyubin langsung berhamburan ke depan pintu kamar ketika Yaegi terlihat dari luar sana.

“Kyaaa mamama.. “

“Eommaneun.. eommatji..”

Di susul oleh ChanSha yang juga ikut merangkak masuk ke dalam kamar Kyubin & Ji Ah .

“Jijiiiiii.. “ Geum Chan dengan lantang memanggil nama Ji Ah.

“Kau sudah siap sayang?” Yaegi berjongkok di depan Kyubin sambil mengusap lembut puncak kepala anaknya itu.

Kyubin mengangguk, “sudah eomma. Eomma juga ikut?”

“Hmm. Tentu. Eomma ikut mengantarkan putra eomma yang tampan ini. Kajja kita pergi sekarang.” Yaegi kembali berdiri dan meraih tangan Kyubin.

Kyubin tidak langsung melangkahkan kakinya, ia menoleh ke belakang melihat ChanSha yang sudah memeluk kedua kaki Ji Ah -_-

“Eomma.. mereka lalu di apakan?” mungkin yang Kyubin maksud ChanSha di bawa atau tidak.

Yaegi terkekeh pelan mendengar pertanyaan Kyubin, “ada Soo Rim imo yang menjaga mereka. Ayo kita keluar.” Yaegi menggenggam lembut tangan Kyubin menuju luar kamar. Sementara itu ChanSha mengikuti Ji Ah yang juga keluar dari dalam kamar.

“Cha.. ayo kemari kejar akuuu… “ Ji Ah tertawa geli melihat dua bayi kembar yang menggemaskan itu sedang merangkak mengikutinya.

“Jijiii kyaaaaa .. “ Geum Sha merangkak cepat hingga ke depan pintu kamar.

“Eommaa.. “ wajah Geum Chan mulai berubah memelas ketika Yaegi meraih kunci mobil di atas buffet.

“Cha .. ada imoo disini.. “ Soo Rim mengangkat Geum Chan ke dalam gendongannya. Geum Chan cenderung lebih rewel jika melihat Yaegi beranjak pergi, dibandingkan Kris yang memang  selalu bepergian. Tetapi bagi Geum Sha kepergian sang appa lebih mampu membuatnya menangis histeris.

“Eonni kau yakin akan tetap mengantar kami? Wajah mu pucat sekali.” Ji Ah memperhatikan wajah Yaegi yang sejak tadi pagi memang sedikit berbeda.

Yaegi meraba permukaan wajahnya dengan telapak tangan, “jeongmalyo? Aku sungguh tidak sakit. Soo Rim-ah, benarkah wajah ku sangat pucat?”

“Kau memakai BB cream?” Soo Rim memperhatikan Yaegi lekat .

Yaegi menggeleng, “ani. Aku tidak memakai apapun.”

“Eommaaaa..” Geum Chan mulai menunjuk – nunjuk Yaegi dari dalam gendongan Soo Rim, sebentar lagi Geum Chan akan mendung jika Yaegi tak segera bergegas pergi.

Chup – Yaegi mengecup dahi buah hatinya ChanSha bergantian, “eomma pergi sebentar saja ne? Ada Soo Rim imo disini. Annyeong.. Geum Sha annyeong.. “ Yaegi mengalihkan perhatian Geum Sha yang tengah sibuk dengan boneka barunya di bawah sana.

“Geum Chan annyeong..” Yaegi melambaikan tangannya sebelum pergi.

“Annong mamaa.. (annyeong eomma)” Geum Sha membuat gerakan reflek dengan  melambaikan tangannya sambil bersuara.

Itu membuat mereka semua menjadi bergidik gemas, “gwiyeowooo!”

“Sha annyeong! Oppa ganda.” Kyubin menghampiri Geum Sha dan membuat bayi cantik itu mendongak padanya..

“Binppa annong… annongg..” Geum Sha menggerakkan kepalanya ke kanan – ke kiri sambil melambaikan tangan pada Kyubin.

“Kyaaaa dia menggemaskan sekali. Kyaaaa!” Ji Ah tak kuasa menahan rasa gemasnya.

“Wu Geum Chan… eomma bye – bye, bye – bye eomma.. “ Soo Rim mengangkat tangan Geum Chan agar ikut melambaikan tangannya.

“Shiiyyaaa. Eommaaa.. hikk..” Geum Chan mulai memberontak.

Ting – tong – ting – tong ..

“Eoh! Biar aku saja.” Yaegi lebih dulu berlari ke arah pintu untuk melihat siapa yang datang.

“Suho oppa?!”

Suara Yaegi dari depan sana membuat Soo Rim dan Ji Ah saling bertatapan.

“Soo Rim-ah, kalian memiliki janji hari ini? Kenapa tidak mengatakannya pada ku?” Yaegi kembali ke ruang tengah bersama Suho yang berjalan di belakangnya.

“Myunnie.. “ terlihat dari ekspresi wajah Soo Rim bahwa yeoja itu juga tidak mengetahui akan kedatangan Suho. “Ani. Aku tidak pergi kemana – mana hari ini. Aku akan tinggal di apartement bersama Geum Sha & Geum Chan. “ Soo Rim menggeleng cepat.

Yaegi kembali menoleh pada Suho, “oppa. Bukankah kalian seharusnya di Cina?”

“Hanya M saja.. “ Ji Ah menyambangi.

“Myunnie bukankah kau seharusnya di SM? Sudah selesai?” Soo Rim juga  bertanya – tanya.

Suho tersenyum aneh pada ketiga yeoja yang ada di hadapannya saat ini, “aku meninggalkan sesuatu di dorm. Jadi pulang sebentar.”

“Jinjja? Sesuatu itu ada disini?” tanya Yaegi dengan nada menggoda.

Suho melirik Soo Rim sekilas dengan senyum malu – malu, “ aniya. Kami memang sudah pulang.”

“Lalu kau sedang apa disini?” sanggah  Soo Rim dengan nada mengusir.

“Ahh eomma… cepat sedikit… eommaaaa.. “ Kyubin mulai bosan. Ia  menarik tangan Yaegi agar segera pergi.

“Yasudah, aku titip Soo Rim & anak – anak ku oppa.. “ Yaegi beranjak pergi.

Ji Ah menatap Suho sedikit lama, “apa ini Suho yang sering di ceritakan oleh Tao?” bisiknya dalam hati.

“Jinnie! Jinnie ayo cepaaatttt… “

“Aak!” Ji Ah nyaris kehilangan keseimbangan ketika Kyubin menarik kuat tangannya. “Aihh… jangan menarik ku seperti itu Mr. Cho!” Ji Ah berdecak kesal.

“Kau mirip siput..” Kyubin tak mau kalah.

“Kau cangkangnya.” Ji Ah menunjuk hidung Kyubin gemas.

“Eyh kenapa jadi bertengkar? Ayo ayo kita pergi. Oppa, Soo Rim –ah.. ganda. ChanSha eomma ganda. Annyeong!”

“Bye – bye eomma.. “

“Bye – bye kami pergiiiii.. “

Blam –

Terdengar pintu yang  tertutup rapat.

“Appaaa… “ Geum Sha kecil mulai menggerayangi kaki Suho agar dapat membantunya berdiri.

“Aigo.. putri ku.. “ Suho langsung mengangkat Geum Sha ke dalam gendongannya, sementara Geum Chan masih di dalam gendongan Soo Rim.

“Eyh .. Geum Sha  itu bukan appa mu . Appa eobseo.” Soo Rim mencoba menjelaskan pada Geum Sha.

“Appa eobdaaa.. “ Geum Chan menunjuk arah pintu apartement. Mengartikan bahwa appa memang sedang tidak disini.

“Yay! Wu Geum Chan pintar.. “ Soo Rim memeluk gemas Geum Chan.

“Kau sudah lebih sering bepergian dengan Lian hyung ?”

“Ne?” pertanyaan Suho yang tiba – tiba membuat Soo Rim terlonjak. “Aniya. Aku tadi hanya mengantarkan gaun pengantin yang ia pesan dengan Soo Ra eonnie.”

“Ku harap begitu.” Suho mengangguk dengan raut wajah yang masih terkesan tidak mengenakkan .

“Myunnie wae geurae? Apa aku berbuat sesuatu yang salah uh? Myunnie marhaebwa..” Soo Rim mulai takut.

Suho segera membuang jauh – jauh pikiran negatifnya, “ani. Aku hanya bertanya saja.” Suho mengusap sayang puncak kepala Soo Rim.

Soo Rim meraih salah satu tangan Suho yang sedang menopang tubuh Geum Sha, “Katakan sesuatu jika nanti aku berbuat salah Myunnie..” Soo Rim sangat khawatir jika ia melakukan sesuatu yang dapat membuat Suho pergi dari sisinya.

Suho membalas genggaman tangan Soo Rim seraya mengangguk tersenyum, “ne…  “

ooOoo

Beijing _ 06 P.M

Lay  berdiri pada jendela kamar hotel yang menghadap pada selatan Beijing. Gemerlap lampu kota memantulkan cahaya yang begitu temaran. Musim semi yang mulai menuai harumnya tidak ikut membuat perasaaan itu  merekah layaknya bunga – bunga yang sebentar lagi juga akan mulai bermekaran.

Perform akan berlangsung beberapa jam lagi. Mereka akan  bergegas menuju  tempat yang akan terselenggaranya festival CCTV musim semi 2014.  Perlahan Lay menyingkap tirai jendela kamar hotel yang ia tempati bersama Kris & Luhan itu.

Pelataran indah kota Beijing juga semakin terlihat, namun entah mengapa itu juga tidak dapat mengubah keredupan yang singgah pada perasaannya saat ini. Sebuah perasaan yang ia juga tidak mengerti. Bukan amarah, tidak rasa kecewa, dan juga salah jika di artikan sebagai rasa cemburu.

Menggelikan, mungkin itu sebutan yang tepat untuk sesuatu yang bergumul pada relung hati namja yang sangat lihai  dalam memetik dawai gitar itu. Bayang – bayang Woo Yeon dan Kyuhun yang sedang bepelukan di basement siang tadi masih saja bergerilya memenuhi pikirannya. Sesuatu yang sesungguhnya tidak wajar untuk ia ingat setelah apa yang ia perbuat di masa itu.

Sudah berkali – kali Lay mengecamkan pada dirinya sendiri bahwa seharusnya ia harus bahagia untuk itu, karena Woo Yeon benar – benar tidak akan terluka lagi jika seseorang yang lain bisa memberinya tempat bersandar. Lay seharusnya bisa bernafas lega karena Woo Yeon tidak akan bersedih  lagi karenanya, lagipula itu hanyalah goresan masa lalu yang ia sendiri malu untuk mengingatnya. Akan tetapi, Lay tidak dapat mengendalikan rasa kecewa yang memaksanya untuk berpikir akan dirinya sendiri.

“Apakah semua pesan dan voice mail ku benar – benar tidak sampai padanya?”

“Pesan yang ku kirimkan  4 hari yang lalu, sungguh ia tidak menerimanya?”

“Tapi… semuanya berhasil terkirim. Apa dia tidak lagi memakai nomor yang sama?”

Lay terus menerus bergelut di dalam batinnya, pertanyaan demi pertanyaan  yang ia lakukan selama ini memenuhi pikirannya. Benarkah Woo Yeon sama seperti sosok nya dahulu yang bisa melupakan satu sama lain dalam sekejap? Lalu mengapa ia yang harus merasa terabaikan?

Bahkan sosok Kris yang berada tepat pada sisi kirinya  juga tak disadari oleh Lay. Sudah sejak tadi Kris memperhatikan partner nya itu yang terus mematung tanpa mengubah posisi atau bergerak sedikit pun. Hanya ponsel dalam genggaman Lay yang bisa membuktikan  bahwa Lay bukanlah sebuah patung hotel yang sengaja di pajang di kamar mereka.

“Apa yang sedang kau perbuat? Kita bergegas sekarang.” Sentuhan telapak tangan Kris yang medarat pada salah satu pundak Lay membuat namja itu berbalik dan menoleh. “Hmm. Ayo.” Lay mengangguk. Ia mengubah nada ponselnya menjadi getar lalu menyelipkan benda tersebut ke dalam saku celana.

“Kau sakit? Pinggang mu masih terasa nyeri?” tatapan mata Kris terkesan khawatir.

Lay menggeleng lemah, “tidak. Aku sangat baik. Luhan dimana?” Lay melihat seisi ruangan. Ia tidak menemukan sosok rusa Cina disana.

“Luhan sudah lebih turun. Aku naik karena manajer ge menyuruh ku untuk menyusul mu. Kau sungguh baik – baik saja?” Kris sedikit mendekatkan wajahnya.

Lay menolak cepat wajah setengah jelamaan malaikat itu, “eyh .. kau seperti ingin mencium ku. Sudah, aku tidak apa – apa.” Lay melewati Kris dan berjalan lebih dulu ke depan pintu kamar.

Kris masih menatap heran hingga Lay sudah menghilang lebih dulu di balik pintu kamar. Sekejap Kris mengangkat kedua bahu tanda tak mengerti, “bercerita apa susahnya? Sshh..” Kris merogoh saku celananya. Ia meraih Iphone 5 nya dan langsung membuka aplikasi kamera yang ada. Kris mengarahkan sedikit lensa kamera  ke depan  dan.. Jepret – satu selca berhasil ia abadikan. Tidak berhenti sampai disitu. Kris dengan sumringah mengirimkan selca yang baru saja ia ambil pada sebuah nomor kontak yang sudah terhafal di luar kepalanya.

‘Suami mu yang tampan dan akan selalu menjadi yang tertampan sedang merindukan mu disini. Wan an wo de baobei. Pikachu  wo ai ni.’

Bip. Pesan terkirim. Kris tersenyum puas setelah ia berhasil mengirimkan selcanya.

Sementara itu Lay baru saja hendak menekan tombol lift untuk tiba di lantai dasar.

Drt – drt – drt… sesuatu yang bergetar dari dalam saku celananya membuat ia berhenti . Seketika jantung Lay berpacu cepat ketika membaca nama sang pengirim pesan singkat untuknya.. ‘Yeon -ah.’

‘Mianhaeseo…’

Untaian singkat dari Woo Yeon yang tidak ia sangka – sangka sebelumnya kembali menuai tanya. “Hufh – “ Lay mengetuk – ngetuk pelan tulang kepalanya dengan punggung tangan. Sesaat ia memejamkan mata untuk menetralisir perasaan  yang semakin tidak terkendali itu.

“Seharusnya kau tidak perlu kembali ke Korea Yeon. Ah bukan, bukan salah mu. Seharusnya aku yang tidak perlu mengikuti mu malam itu..”

ooOoo

Gangnam _ Lian’s House

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, tapi Woo Yeon juga belum dapat memejamkan matanya. Ya, malam ini Woo Yeon akan bermalam di rumah sahabatnya, Wang Lian. Woo Yeon masih duduk di ruang tengah yang dulunya adalah kediaman keluarga kecil Yaegi. Ia di temani oleh netbook dan lembaran dokumen yang berserakan di sekitarnya. Woo Yeon benar – benar harus bekerja ekstra demi rasa penasarannya terhadap hasil diagnosa yang sudah ia terima dari Jay.

Meskipun itu mustahil, Woo Yeon sangat ingin serum yang ia ajukan pada laboratorium rumah sakit Seoul segera dapat diakui. Akan tetapi kini semua lembaran dokumen itu terbengkalai begitu saja. Demikian pula dengan netbook yang menyala tanpa di operasikan oleh sang pemilik. Woo Yeon berbaring pada sebuah bantal besar sambil memegangi  ponselnya. Ia mengharapkan sebuah balasan dari orang ia kirimkan pesan singkat beberapa jam yang lalu ditemani rasa bersalah yang terus menghantuinya.

Bayang – bayang tatapan Lay ketika melihatnya di dalam pelukan namja lain sangat mengganggu konsentrasi Woo Yeon saat ini. Tetapi hal yang sulit ia pungkiri adalah keberadaan Krystal bersama Lay di depan pintu basement. Woo Yeon benar – benar terpecah karena hal tersebut. 5 jam telah berlalu, tapi Lay tak kunjung membalas pesan singkatnya. Ada semburat rasa kekecewaan yang terbersit dari dalam benak yeoja berparas jelita itu. Ia mulai larut dalam pengharapan bahwa Lay akan membalas pesannya. Meskipun Woo Yeon  sendiri tidak mengerti apa alasan  untuk  mengirimkan pesan yang sebenarnya juga sangat ambigu untuk seseorang yang jelas – jelas pernah meninggalkannya di masa lalu .

Drt – drt – Flip. Suara getaran belum berakhir, Woo Yeon sudah lebih dulu membuka pesan singkat yang baru saja masuk. Jantungnya kembali berdebar keras.

‘Kyu Cho

Aku diluar.’

Guratan rasa kecewa bercampur shock jelas terpatri pada wajah oval itu. Woo Yeon langsung terbangun dari tidurnya dan beranjak menuju kamar untuk mengambil jaket atau sesuatu yang bisa ia pakai untuk melapisi T-shirt Lian yang tampak kebesaran di tubuhnya.

Ceklek –

Woo Yeon membuka pintu kamar dengan hati – hati. Ia tidak ingin Lian ataupun seseorang yang tidur bersama Lian terbangun karena derap langkah kakinya. Woo Yeon meraih jaket Lian yang tergantung di dekat sisi lemari, namun sesaat gerakan tangannya terhenti ketika ia melihat sebuah bingkai besar  dengan potret sosok yang sangat ia kenal, Guan Shin Yi. Sahabat wanita terdekatnya. Hati Woo Yeon terasa mencelos ketika ia mengingat betapa terlukanya namja yang sedang terlelap damai di atas ranjang sana ketika Shin Yi pergi untuk selamanya.

Woo Yeon beralih memandangi Lian yang tidur sambil melingkarkan kaki pada badan seorang namja berusia 17 tahun yang baru saja Woo Yeon kenal tadi siang, Xing Zhaolin. Woo Yeon kembali memandangi potret Shin Yi yang sedang tersenyum sangat manis.

tumblr_mkn8s3Zci41rmaj57o1_500

“Shin Yi. Putra mu tumbuh dengan baik. Ia juga pintar seperti mu. Dia di beri nama Cho Kyubin.. ” gumam Woo Yeon dalam hatinya. Tanpa terasa setetes bulir hangat jatuh membasahi pipinya. Persahabatan mereka memang banyak menyisakan luka. Kepergian Shin Yi merubah segalanya. Jay & Lian yang dulunya tidak pernah terpisahkan oleh apapun, tetapi kini seakan tidak pernah mengenal satu sama lain.

Drt – drt – drt ..

Getar panggilan masuk membuat fokus Woo Yeon seketika terberai. Nama Kyuhyun terpampang jelas dari layar ponsel. Woo Yeon segera menyematkan jaket denim ke tubuhnya dan bergegas keluar rumah.

Woo Yeon mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru halaman rumah Lian yang tertutup oleh gerbang. Tidak ada seorangpun disana. Dalam waktu bersamaan seseorang mendorong pintu masuk ke pekarangan rumah tersebut.

“Kyu?” Woo Yeon dengan nada memastikan.

Sosok itu mengangkat sedikit topi yang ia kenakan, “hmm. Ini aku.” Sosok itu tersenyum kepadanya.

“Bagaimana kau tahu tempat ini?” Woo Yeon mengernyit heran.

“Aku pernah kemari ketika Yaegi baru saja pindah.”

“Jeongmal?” Woo Yeon tak percaya.

Kyuhyun mengangguk seraya berjalan mendekat pada Woo Yeon dan langsung meraih tangan yeoja itu untuk ia genggam. “Ani. Aku mengetahuinya dari Heechul hyung. Tadi dia mengantar ku. Sepertinya mereka berteman baik.” Kyuhyun menarik tangan Woo Yeon dan berjalan mencari bangku yang mungkin memang tersedia pada pekarangan rumah yang cukup luas itu. Hingga  mereka tiba pada halaman belakang yang dahulu adalah tempat ChanSha bermain.

“Sepertinya disini lebih aman di bandingkan sungai Han.. “ Kyuhyun mengajak Woo Yeon untuk duduk.

Woo Yeon mengangkat seulas senyuman, “tidak akan ada stalker yang akan memanjat gerbang setinggi itu.” Woo Yeon menunjuk deretan gerbang yang tertutup rapat.

“Wajar saja. Pemilik asli rumah ini adalah istri dari seorang publik figur kan?” Kyuhyun terkekeh pelan.

Woo Yeon ikut terkekeh kecil, “uhm. Majayo.”

Kyuhyun mendekatkan posisi duduknya dan menyingkap poni yang menutupi wajah Woo Yeon, “kau yakin akan bermalam disini? Bersama laki – laki itu?” tanya Kyuhyun retoris.

Woo Yeon mendongak, “Lian adalah sosok teman bagi ku. Namja aniya (bukan seorang laki – laki).”

“Geurae.” Kyuhyun kembali menatap lurus ke depan. Ia menikmati gemercik air yang terus mengalir dari kolam ikan yang berada di depan mereka.

“Yeon –ah..” suara lembut Kyuhyun membuat Woo Yeon menoleh, “waeyo?”

“Niga maeum.. eotteo jigeum? (bagaimana perasaan mu saat ini?).”

Pertanyaan Kyuhyun membuat Woo Yeon sedikit terperanjat, “Kyu –ya..”

Kyuhyun kembali menoleh dan menatap lekat dua bola mata Woo Yeon, “aku belum melakukan sepenuhnya. Bagaimana dengan mu?”

Kalimat Kyuhyun kali ini  memperjelas tanda tanya besar Woo Yeon sebelumnya. Ia mengangguk kecil, “hmm, gwaenchana.”

Kyuhyun mengangkat dagu Woo Yeon agar memandangnya lebih jelas, “kau harus mengetahui semuanya karena kau kekasih ku Yeon.”

“Marhaebwa.” Woo Yeon tersenyum lembut seraya mengangguk kecil.  Kyuhyun memindahkan tangannya dari dagu Woo Yeon, kini raut wajah namja itu berubah kaku seperti semula. “Kau harus mengetahui masa lalu ku Yeon –ah. Cho Yaegi, Hwang Ji Ra, geurigo.. Park Soo Rim.. mereka — “

“Gwaenchana. Aku cukup mengetahui nama mereka Kyu.” Woo Yeon memotong cepat.

“Yeon –ah.. “

Woo Yeon menjatuhkan telapak tangannya pada salah satu tangan Kyuhyun, ia mengengam hangat telapak tangan yang lebih besar darinya itu, “na do. Aku juga belum melakukan sepenuhnya Kyu.” Woo Yeon mengeratkan genggamannya.

Kyuhyun mengangguk, ia membalas genggaman tangan Woo Yeon dengan menjatuhkan satu telapak tangannya di atas  tangan Woo Yeon, “kau masih melakukan penelitian untuk serum itu?”

“Hmm. Paling tidak, Yixing tidak akan kehabisan banyak darah dalam waktu yang singkat pada saat  ia terluka.”

“Mianhae.. aku hanya bisa meminjamkan bahu ku pada mu Yeon. Yaegi –ga… aku belum bisa menghapus gadis itu sepenuhnya.” Kyuhyun semakin mengeratkan genggamannya.

Woo Yeon balas menangkup kedua tangan Kyuhyun dengan kedua tangannya, “apa aku harus mengulangi untuk kesekian kalinya Kyu? Kita akan mencobanya bersama  – sama Kyu. Uri halkke. Beri aku waktu untuk menghapus semuanya Cho Kyuhyun.”

Kyuhyun menarik bahu Woo Yeon untuk mendekat padanya, “naega yaksho. Yaksokhae. Jika waktunya tiba, kaulah orang yang tepat itu, Jung Woo Yeon.” sentuhan lembut Kyuhyun menyapu hangat permukaan wajah Woo Yeon. Woo Yeon meraih tangan Kyuhyun yang mendarat di wajahnya, “Cho Kyuhyun gomawo..”

“Hmm, Jung Woo Yeon do gomapta.. “

Woo Yeon tersenyum tipis. Perlahan ia menyandarkan kepalanya pada bahu  Kyuhyun. Tangannya juga ikut melingkar erat pada pinggang namja bersuara emas itu.

“Aku seperti sedang beruntung saat ini Kyu..” tanpa Kyuhyun sadari kini Woo Yeon tengah menitikkan air mata di bahunya. Mengingat mereka bersama karena sesuatu yang tak mudah untuk mereka hapus begitu saja. Keduanya adalah dua insan yang sama – sama pernah terluka akan masa lalu.

Tidak, Kyuhyun & Woo Yeon tidak sedang melampiaskan ego satu sama lain saat ini, melainkan mereka hanya sedang menempuh kenyataan yang memang sungguh tidak masuk akal ini. Kebersamaan tanpa pernyataan cinta, sebuah hubungan tanpa kepastian yang berujung. Namun.. inilah cara terbaik untuk mengelabui dunia dan kepingan masa lalu yang masih berbekas.

“Hmm.. kita memang selalu berada di dalam keberuntungan itu Yeon, hanya saja… kita terlalu kuat untuk bertahan dan melupakan keberuntungan itu..”

“Berjanjilah untuk mengakhiri semua ini tanpa penyesalan Kyu –ya..”

“Ne. Uri halkke..”

ooOoo

Beberapa hari berikutnya..

Malam ini EXO sedikit lebih terlambat  kembali ke dorm karena  Seoul Music Award esok hari. Mereka mengulangi setiap detil dari koreografi agar dapat menampilkan yang terbaik. Terlihat dancing machine M Lay yang baru saja keluar dari sebuah ruangan yang bertuliskan ‘Medical Room.’ Lay baru saja selesai mengecek ulang  cidera punggungnya. Besok mereka akan menghadiri ajang award yang sangat di nantikan oleh sebagian besar Idol, maka segala sesuatunya harus benar – benar matang. Lay menurunkan penutup kepalanya dan melenggang santai berbelok menuju practice room. Ia memasukkan kedua tangan  pada kedua saku jaketnya sambil melantunkan lirik lagu yang saat ini sedang sangat ia favoritkan.

“Ung?”sesaat langkah Lay terhenti ketika ia mendengar sesuatu dari ‘piano practice room.’ Lay memundurkan beberapa langkah dari ruang yang baru saja terlewati olehnya. Suara merdu tuts piano yang di mainkan secara apik semakin terdengar jelas pada kedua telinganya.

“Seohyun sunbaenim? Kyuhyun sunbaenim?” desisnya pelan. Mereka semua tahu bahwa Kyuhyun dan Seohyun memang sering berlatih untuk  kolaborasi yang akan di tampilkan pada special stage di beberapa acara mendatang . Tetapi sangat terdengar jelas oleh Lay bahwa tuts paino yang sedang di mainkan bukanlah    nada yang asing di telinga. Lay sedikit mendekatkan pendengarannya pada pintu ruangan tersebut. Ia berpikir keras untuk mengenali alunan musik dari dalam sana.

Oryeodo apheun geon ttokgatta…

DEG! Lay sontak menegapkan kembali posisinya. “Bukan. Itu bukan Seohyun sunbae — “

Lay menggantungkan desisannya untuk memastikan lebih jelas suara di dalam sana..

Sesangeul jal moreundago..apheun geol moreujin anha

“Lagu ini..”

DEG! “Tidak. Suara ini.. aku mengenal suara ini.. ”  dengan gerakan cepat Lay meraih gagang pintu dan hendak mendorong gagang tersebut agar ia segera bisa  memastikan firasatnya atau memang hanya suara mirip seseorang yang ia terka  sebelumnya.

Tetapi…  belum sempat Lay mendorong gagang pintu itu sepenuhnya, sebuah tangan menariknya dan menahan gerakannya erat. Lay spontan berbalik, dilihatnya sosok yang juga sangat tidak asing baginya itu..

“Oppa mwoe?”

To Be Continued …

Hai hai 😀

Emmm… gatau mau bilang apa hahahaha. * -_-

Nooohhhh… yang penasaran ama emak nya Kyubin -_-, cantikan mana ama Yaegi? *plak 

Kalian bisa menilai sendiri sejauh mana kadar ke – absurb- an series ini berpijak ya :3

Mianhae.. sangat terlambat 😀  Mianhae do… tidak membalas komentar kalian di chapter 2 satu persatu, aku hanya nge balas yang pertanyaan aja. Tapi di next ini seperti biasa, aku akan mencoba membalas semuanya 🙂

Semester baru akan segera di mulai jadiiiiii… aku kemarin itu sedang fokus buat milih – milih kelas biar tetap bisa ngehabisin waktu sama sama ChanSha & Wupan ku 😀 😀 😀 /dilemparin batu\

Keep stay ~  satu persatu konflik dan teka – teki, jugaaaa clue akan di rangkum semua disini /berasa pelajaran biologi\ -_-

Have a lucky day everyone.. saranghanda. Wo ai ni men 😀

Eh iya, biar ga bingung. Itu lagu yang di dengerin Lay dari ruang piano lagunya ‘2AM I can’t let you go even if I die’ O_O

 Hayoolohhhh 😀

See youuuuuuuuu

121 pemikiran pada “EXO SPECIAL SERIES ‘XingYeon’ RIDICULOUS – Chapter 3

  1. akhirnya bisa baca ff ini lagi><
    aigoo,kyubin itu anaknya lian ternyata.. Wooyeon neliti serum buat lay thor??
    Terus si Kyuhyun ngajak putus kan? sukur deh kalo gitu._.v Wooyeon sama Lay aja thor…
    next chapter ditunggu thor 😉

  2. Saeng, aku ga tahu mau komen apa lagi… Ceritanya bikin aku slalu mencari – cari n menunggu kelanjutannya.. Aku hanya bisa meng -like aja hehehe*jd sok puitis

  3. eonni, ak bingung, jd maksudnya kyuhyun sm woo yeon tuh ga pacaran gtu ya
    ibaratnya hubungan 2 org yg sama2 tersakiti trs berusaha buat saling menyembuhkan *cie bahasanya* gtu kah ?
    dan itu masa lalu si lian jd tmbh ribet aja, terlalu bnyak rahasia dr seorang wang lian tp tetep aja kelucuannya jg ga berkurang, bener2 deh pesona si wang lian ini jd pngen dibuat series khusus org satu ini deh, eon …

  4. Li….. punya banyak rahasia yaa rupanya.
    bingung mau komen apa…. klo ak jdi team Lay….. si Yeon sma Kyu pnya alasan yg bagus knpa mrka pnya hubungan…. klo ak jdi team Kyu, sii Lay jga kasian…. eh itu knp sih Lay gk mau bls pesannya Yeon ?
    ak masih bingung kak… itu rumah, rumahnya Lian atau KrisYaegi yg dlu mereka tempati ?
    nice story 🙂

  5. omo omo omo! yang sama kyu itu woo yeon bukan?
    gimana nasib yixing oppa kalau woo yeon sama kyu?
    woo yeon jadi sama yixing ya eon please~

  6. Wow banyak suprise di part ini,,,, Kyubin anak dr sahabat y woo yeon n cinta y Lian n kyuhyun jalin hubungan sama woo yeon??? yah yixing klo tau bakal patah hati deh….
    yaegi jgn bilang klo dia hamil lagi…..

  7. Spertiny bnyak hal2 yg g terduga d part ini,,kyubin ank tmenny dkter cntik..Lian kkasih dri ibu kndungny kyubin,,dkter cntik pny hub ma kyuhyun,kristal msh rada canggung klo ktemu lay…btw yaegi hamil lg kah??

  8. jd kyubin anaknya shin yi y…n apanya wang lian? Tp knp dia g ngerawat kyubin dr dulu..
    Untung aja kyuhyun n yeon hubungannya msh dlm tahap saling memahami..jd mdh2n g da yg tersakiti lg..
    Yaegi hamil lg y? Kyaa…chansha bakal punya dongsaeng..

  9. Owh jadi kyubin adalah anak’a lian n shin yi
    tp knp malah d simpan d panti asuhan
    bukannya lian tau gmn rasanya,knp melakukan hal yg sama?
    tp ingin tau lebih jelas lg kisahnya
    kaya’a banyak rahasianya th lian

  10. jadi ternyata ternyata…ooohhh tiiiiidaakkk *sok dramatis thor kita ketemu lagi nih…aku bacanya jadi lompat2 thor..mianhada nae….aku mau ninggalin jejak nih dsni dlu *ngarap dibalas authornim….ff mu selalu kunantikan thor…walaupun akubisa baca2 nya lompat2 dlu…alias lompat2 chapt bukan akunya yg lompat2 -,- hahaha sudah2 daripada bergaje ria aku nya…aku ijin baca slnjutnya yah thor…gomawooo…annyeong thor annyeong all *caelah bahasa ku…campur sari jdnya

Tinggalkan Balasan ke lestrina Batalkan balasan