Ridiculous Mini Series ‘What’s Wrong?’ Chapter 1

1888528_691949574190690_1152809380_n

Author : Ulfa Muriza | @Yaegi_cho11700

Poster : Muthia

Rating : R – 17 

Please don’t be silent reader. Be smart & creative readers. The whole story is mine!

Enjoy my story line 🙂

+++

Myeongdong Area

Akhir pekan ini Yaegi memiliki waktu luang untuk membawa kedua buah hatinya ikut berbelanja. Wu Geum Chan, Wu Geum Sha, dan tak lupa Park Soo Rim, sang baby sitter tanpa bayaran ikut bersamanya. Saat ini mereka sedang berada pada sebuah area perbelanjaan yang menjual perlengkapan dapur dan kebutuhan sehari – hari. Ya, sepertinya Ibu dua anak itu sedang berbelanja kebutuhan bulanan untuk keluarga kecilnya.

“Lobak, bawang daun, daging sapi juga sudah.” Yaegi mengabsen beberapa barang belanjaan yang sudah ia masukkan ke dalam troli.

“Kyaaaaaaaha!”

Yaegi  menoleh ke belakang ketika Geum Sha berteriak nyaring. Ternyata  peri kecilnya  tertawa riang karena Soo Rim mendudukkannya pada troli  dan mendorongnya ke sana – ke mari.

Soo Rim ikut tergelak melihat Geum Sha yang tertawa lebar dengan gigi yang belum sepenuhnya tumbuh itu. “Lagi? Kau mau lagi?” Soo Rim menata poni Geum Sha yang tampak berantakan akibat  bermain troli.

“Wuuu.. nona kecil Wu senang sekali sepertinya. Wu Geum Sha.. “ Yaegi memanggil mereka dengan melambai – lambaikan tangan. 

“Sudah semuanya ?” Soo Rim melihat ke dalam troli milik Yaegi, ia melihat Geum Chan yang sedang duduk manis di dalamnya.

Yaegi mengangguk, “sudah. Kau sudah selesai? Buah apa saja yang kau ambil?” Yaegi mengintip troli belanjaan Soo Rim.

“Tadi kau hanya mengatakan  jeruk, apel, mangga, melon, kiwi, dan strawberry saja kan? Aku sudah membeli semuanya.” Soo Rim mengangkat sekantung jeruk yang ia ambil dari rak  buah – buahan.

“Hanya berbelanja ini tapi memakai troli?” Yaegi tersenyum geli sambil melirik Geum Sha yang dengan lincahnya menggerakkan kepalanya ke sana ke mari. Peri kecil itu  menikmati alunan musik yang bergema memenuhi area perbelanjaan. 

Eomma  yang itu.. yang itu..”Yaegi  menggeser tangan Geum Chan yang menarik – narik bawang daun, “ itu tidak bisa dimakan Chan. Oh, di sana. Kita beli jelly di sana ya? Soo Rim imo, ayo kita ke sana.” Ajak Yaegi bersemangat agar perhatian Geum Chan segera teralihkan.

“Yay! Kita pergi. Wu Geum Sha yaaaayy..”

“Ah, sebentar.”

Soo Rim tidak jadi melajukan kereta peri Geum Sha karena Yaegi menahan mereka. Ia merasakan ada  sesuatu yang bergetar dari dalam tasnya.

“Siapa?” Soo Rim lebih dulu bertanya.

Yaegi hanya menggeleng seraya dengan cepat merogoh tasnya. Setelah ia meraih ponselnya, Yaegi menatap Soo Rim sambil mendesis pelan, “Kris.”

Soo Rim mengangguk enteng, “uhm, diangkat.”

Yaegi segera menggeser tombol ‘jawab’ dengan jempolnya dan ..

Bip.

Ne?” Yaegi berbicara sepelan mungkin.

“Masih di mall?” suara Kris terdengar jelas dari seberang sana.

Yaegi mengangguk kecil, “masih. Kenapa Kris?”

“Ibu akan ke Korea. Mungkin akan tiba malam ini. Ibu mengambil penerbangan siang tadi.” Jelas Kris singkat.

Ekspresi Yaegi sedikit terkejut, meskipun ia tidak memperlihatkannya melalui suara.

“A-ah, uhm. Ne. Baiklah.” Yaegi mengangguk ragu.

“Jangan terlalu lelah. Aku sepertinya pulang pagi.”

Ne. Baiklah. Kau juga.”

“Uhm. Ku tutup.”

Nee.”

Bip.

Yaegi menghela nafas sejenak.

“Terjadi sesuatu?” tanya Soo Rim memastikan karena melihat raut wajah Yaegi yang berubah tidak bersemangat.

Yaegi memandang Soo Rim, “Ibu Mertuaku akan tiba malam ini.” Sangat terdengar jelas nada suara Yaegi melemah.

“Lalu kenapa?”

Yaegi menggeleng cepat, “tidak. Tidak apa – apa. Yasudah, kita ambil jelly di sana lalu kita pulang.” Yaegi lebih dulu mendorong trolinya mendahului Soo Rim dan  Geum Sha.

Soo Rim menyamakan langkahnya dengan Yaegi. “Bersabarlah. Mungkin Ibu Mertuamu hanya ingin  mengecek keadaan calon cucunya.” Soo Rim sedikit menangkap arti raut wajah Yaegi, ia pun mencoba menghibur.

“Soo Rim –ah.. “

Ne?”

“Bagaimana Ibu Mertuamu?”

Mereka berbicara satu sama lain sambil mendorong troli hingga ke tempat  rak yang terdapat banyak aneka snack di sana.

Soo Rim menoleh dengan tatapan penuh tanya, “siapa yang kau maksud dengan Ibu Mertua? Ibu Myunnie?”

Yaegi hanya menggembungkan pipinya untuk merespon pertanyaan Soo Rim.

Soo Rim tersenyum tipis, “maaf jika kau tersinggung Yaegi –ya. Tapi, Ibu Myunnie tidak seperti Ibu Mertuamu. Kekeke.” Soo Rim terkikik pelan.

“Sudah ku duga. Hufftt…” Yaegi berdecak frustasi. 

“Eii…  tidak baik seperti itu. Kenapa? Kau takut jika Ibu Mertuamu tidak akan memberimu izin untuk bertemu dosen homeschooling  nanti malam?” Soo Rim menyikut  lengan Yaegi pelan ketika Yaegi menghembus kasar nafasnya.

Ck. Entahlah.” Wajah Yaegi benar – benar berubah tertekuk.

“Dia Ibu Mertuamu. Lagi pula, sudah cukup lama ChanSha tidak bertemu dengan neneknya kan? Cho Yaegi ini bukan seperti dirimu, uhm?” tanya Soo Rim penuh selidik.

“Ah tidak tahu!”

Soo Rim memundurkan kepalanya ke samping ketika Yaegi mendengus padanya.

Yaegi menghentikan langkahnya sesaat, “ku rasa  bayi yang ada di dalam perutku sedang tidak ingin bertemu dengan grandmanya saat ini Soo Rim –ah. Ah.. entahlah.” Yaegi tertunduk pasrah.

Soo Rim  tanpa sengaja mendapati Geum Sha dan Geum Chan yang juga ikut memandangi sang Ibu dengan tatapan heran, dan itu membuat Soo Rim bergidik gemas.

“Anak – anak memperhatikanmu. Sudah, dijalani saja. Itu yang namanya lika-liku rumah tangga.” Soo Rim mengusap pelan punggung sahabat semasa kecilnya itu.

Yaegi menoleh dengan tatapan kosong, “kenapa kau tidak menikah saja? Kau cukup dewasa dariku.”

Soo Rim mengulum senyum masam, “tanyakan pada Joon Myun. Jangan tanyakan pada ku.” Kali ini wajah Soo Rim yang berubah kusut.

Sepertinya itu membuat Yaegi sedikit terhibur. Yaegi semakin gencar, “eiii… benarkah? Benarkah aku boleh menanyakannya pada Suho oppa? Uh?” Yaegi menyikut lengan Soo Rim berulang – ulang.

“Ah tidak tahu!” Soo Rim mendadak kesal. Ia lebih dulu mendorong troli dan meninggalkan Yaegi dan Geum Chan.

“Kenapa dia yang marah? Park Soo Rim tunggu! Kyahaha.” Yaegi terbahak.

Eomma bye – bye. Kyaaahaa…”  Geum Sha dengan penuh suka cita terus melambai – lambaikan tangannya kepada Yaegi yang masih tertinggal di belakang.

“Park Soo Rim imo, tunggu kami! Hey!”

Soo Rim tetap berjalan lurus tanpa menoleh sedikitpun. Tanpa sepengetahuan Yaegi, Soo Rim memang sengaja mengerjainya.

“Park Soo Rim!”

Omo! Susu!  Aku lupa membeli susu hamil!” Yaegi melupakan sesuatu. Mau tidak mau ia kembali memutar troli menuju rak  susu.

Eomma,  eomma,  Sha eomma,  imoooo..” Geum Chan mengerti bahwa Ibunya memutar arah. Ia terus menunjuk – nunjuk Soo Rim  dan  Geum Sha yang sudah tiba di kasir.

“Iya Chan. Kita ke sana sebentar. Eomma harus membeli susu.”  

“Susu?” Geum Chan mengulangi satu penggal kata dengan nada bertanya.

Yaegi mengangguk seraya tersenyum, Geum Chan mulai bisa mengucapkan satu persatu kosakata meskipun belum terdengar jelas. “Iya nak, susu. Susu untuk adikmu Chan..”  

+++

Distrik Gangnam

            Ding dong ding dong ding –

Suara bel yang terus – menerus berbunyi membuat sang pemilik rumah membuka pintu.

Surprise!”

Lian sesaat terkejut tanpa ekspresi ketika melihat sosok di hadapannya kini. Seorang wanita paruh baya bergaya trendy, Ibu Kris sekaligus wanita yang membesarkannya. 

“Bagaimana kabar putraku ini? Missing you so bad dear…” Ibu Kris  langsung berhamburan memeluk Lian yang masih memegangi gagang pintu.

Lian pun membalas pelukan itu dengan merengkuh erat punggung sang Ibu. “Kapan Ibu tiba di sini? Kenapa tidak mengabariku Bu?”

Mereka menyudahi pelukan itu. Lian menarik sebuah koper yang dibawa oleh sang Ibu dan membawanya masuk ke dalam.

“Tadi Ibu menghubungi Yifan, dia bilang kau baru saja kembali dari kantor. Kau juga butuh istirahat nak.” Tukas nyonya Wu besar seraya melihat setiap sudut rumah yang ditempati Lian. Semua design dan interior  tertata dengan baik  hingga terlihat sangat menyatu ketika dipandang mata.

“Jadi ini rumah yang dibarter  kemarin? Cukup nyaman.” Ibu Kris  langsung menghempaskan tubuhnya  di atas sofa besar yang terdapat di tengah ruangan.

“Menantu Ibu memiliki selera yang bagus.” Lian berbicara sambil keluar  masuk dari dalam kamarnya. Itu membuat sang Ibu ikut menyusulnya masuk ke dalam kamar.

“Ibu beristirahatlah. Aku keluar sebentar.” Lian tampak sedang bercermin. Ia membenarkan posisi kerah kemejanya serta mengancing kedua lengan kemeja, juga tak lupa jas berwarna abu muda yang tergantung rapi kini sudah tersemat sempurna pada tubuhnya.

“Jadi kau akan meninggalkan Ibu sendirian? Jika tahu seperti ini, Ibu akan langsung ke apartemen Yaegi saja.” Tukas sang Ibu dengan nada kecewa.

Lian memberikan sentuhan terakhir pada rambutnya dengan menyemprotkan hair spray“Aku akan pergi bersama Yaegi. Malam ini ada pertemuan divisi saham dadakan.”

Mendengar hal itu Ibu Kris  langsung bangun dari duduknya, “apa? Yaegi? Lian, dia itu sedang hamil muda. Berhati – hatilah. Jangan terlalu memporsirnya untuk mengurus perusahaan.”

“Aku memang tidak menyelesaikan studyku sebagai dokter  Bu.  Tapi mata kuliah tentang kandungan menyebutkan bahwa Ibu hamil itu akan baik – baik saja jika dia tidak meneguk 10 botol alkohol dalam satu menit.” Lian membuka laci meja kerjanya untuk mengambil beberapa dokumen yang akan ia bawa.

Sesaat wajah sang Ibu tampak kesal. Ia melipat kedua tangannya dengan memperhatikan Lian yang sibuk membolak – balik lembaran dokumen yang ada.

“Ibu juga akan keluar sebentar.”

Lian menghentikan aktivitasnya, “tunggulah aku pulang, kita akan keluar bersama Bu.”

“Tidak apa – apa. Sebelumnya Ibu juga sudah menghubungi Najin. Dia sedang memiliki waktu kosong. Pergilah.” Ibu Kris  mencari sesuatu dari dalam tasnya.

“Apa Ibu memiliki seorang putra lagi untuk dijodohkan dengan Najin?” pertanyaan Lian membuat sang Ibu berhenti membuka resleting tasnya.

“Sepertinya kau sangat tidak suka dengan gadis itu Li. Najin itu gadis yang — “

“Sangat. Aku sangat tidak menyukainya. Dia menghambat karirku dengan menyamakan kedudukan sebagai investor tertinggi seperti KK.” Lian memotong cepat.

“Kau harus profesional Lian.”  Ibu Kris berkata pasrah. Lian sangat jago dalam perdebatan.

Lian mulai memasukkan dokumen ke dalam tas kerjanya. “Rumah tangga Yifan dan Yaegi akan lebih profesional jika Ibu tidak menjalin hubungan yang terlalu dekat dengan mantan kekasih adikku itu.” Lian menekankan kata-kata ‘mantan kekasih.’

“Najin gadis yang baik Li. Ibu sudah mengenalnya cukup lama. Dia memiliki banyak kesamaan denganku. Dia teman berbelanja yang sangat cocok.”

“Yaegi akan memiliki banyak waktu kosong. Besok  Ibu bisa mengajaknya untuk menemani Ibu berbelanja.” Lian memilih deretan sepatu yang tersusun rapi pada rak sepatu.

Ibu Kris  juga mengikutinya ke luar dari dalam kamar.  Sesaat langkahnya terhenti ketika ia baru menyadari sebuah bingkai besar yang berfigurkan seorang gadis cantik di dalamnya. 

“Gadis ini…” sorot mata Ibu Kris berubah nanar ketika memandang potret Shin Yi.

“Ibuuuuu. Ibuuu aku pergiii…”

Ibu Kris melangkah cepat ke luar kamar ketika suara Lian menggema. “Berhati – hati dalam menyetir. Ingat, adik iparmu sedang hamil muda Lian.” Ibu Kris merapikan jas yang dikenakan oleh Lian agar terlihat lebih baik.

“Ibu di rumah saja. Tunggu aku pulang, lalu kita akan berjalan – jalan.” Secara tidak langsung Lian tidak mengizinkan sang Ibu untuk pergi bersama Najin.

Ibu Kris tersenyum tipis. Terselip rasa bahagia di hatinya ketika menyadari betapa Lian sangat menyayanginya, meskipun Lian mengetahui ia tidaklah terlahir dari rahim yang sama dengan Kris.

“Kalau saja kau berhasil menyelesaikan studymu dan menjadi seorang dokter muda, maka Ibu tidak perlu jauh – jauh untuk memastikan keadaan Yaegi kan?” sang Ibu berbasa – basi seraya mengusap pelan rambut Lian.

Lian sibuk memakai sepatunya. “Lalu aku akan selamanya hidup di Sydney dan Ibu tidak akan memiliki teman berbelanja.” Lian bangkit dari duduknya. Ia mengecup sekilas pipi sang Ibu bergantian.

“Putraku  sudah dewasa.” Ibu Kris mengusap sayang wajah Lian.

“Ibu yang membesarkanku.”

“Kau sudah bertemu dengan ayah kandungmu nak?”

Perkataan sang Ibu membuat langkah Lian tertahan. Ia kembali berbalik, “Ibu tetap Ibuku, dan aku tetap Li Jiaheng untuk Daddy. Jangan khawatir.” Lian memilih untuk tidak mengatakannya.

Sang Ibu mengangguk pelan meskipun masih ada perasaaan mengganjal dari jawaban Lian, “hmm. Pergilah. Ibu akan menunggumu pulang.”

“Aku pergi.” 

+++

SM Office 11 P.M

            Rapat dadakan bagi seluruh jajaran direksi perusahaan yang menjadi investor SM baru saja selesai. Satu  persatu dari mereka terlihat ke luar dari meeting room SM yang terdapat di lantai 8. Salah satunya  investor kedua tertinggi setelah SM sendiri, KK Grup yang diwakili oleh pewaris tunggal KK Grup, Cho Yaegi bersama sekretaris pribadi yang diutus secara langsung oleh kantor pusat untuk mendampinginya, Wang Lian.

“Aku tidak habis pikir kenapa perusahaan itu secara tiba – tiba menarik semua investasinya. Bukankah itu merugikan banyak orang?” Yaegi mengemukakan komentarnya sambil berjalan menyusuri koridor. 

“Bisnis itu kejam. Kau harus mulai mempersiapkan dirimu ke depan adik ipar.  Minggu depan adalah peresmian Convention Center Cina  KK,  kita akan ke Beijing.”

Langkah Yaegi terhenti, “apa? Minggu depan? Beijing? Aku bahkan belum menyerahkan tugas akhirku pada profesor Kang, oppa. Aku juga tidak jadi bertemu dengannya karena rapat ini.” Yaegi menuai protes.

“Jadi kau menyukai dengan peranmu sebagai boneka KK? Tuan Hwang memiliki seorang putra. Kau harus berhati – hati.” Lian berbisik pelan.

“Jadi Hwang Ji Ra memiliki saudara laki – laki?”

Lian mengangguk, “putra tunggal dan putri tunggal. Yang perlu kau ingat, dua – duanya sangatlah buas.”

Mau tidak mau Yaegi harus mempersiapkan dirinya untuk segala tekanan yang akan ia hadapi ke depan. “Baiklah. Kita ke Beijing.” Yaegi mengangguk.

Mereka berjalan menuju lift di ujung sana. Sepanjang koridor, Yaegi dan Lian mendengar bisikan dari beberapa staff perwakilan dari beberapa perusahaan yang sepertinya menyinggung soal mereka.

“Itu CEO muda dari KK Grup…”

“Sungguh? Wah benar, dia muda sekali.”

“Katanya dia sudah menikah dan memiliki dua anak.”

“Sungguh?”

“Benar. Dia pernah membawa putra – putrinya ketika masa merge KK dan SM berlangsung.”

“Dia terlihat sangat muda, tapi sudah menikah?”

“Dia beruntung sekali. Cantik, muda, berbakat, dan sudah berkeluarga.”

“Suaminya pasti sangatlah tampan.”

“Yang berjalan di samping Nona Cho adalah suaminya.”

“SUNGGUH?”

“Sssst! Mereka bisa mendengarnya!”

 

            Yaegi nyaris berhenti dan sangat ingin berbalik untuk mengatakan ‘itu tidak benar.’ Namun dengan cekatan tangan Lian menahannya. “Tenanglah adik ipar. KK sekarang sedang di puncak kejayaan. Wajar jika kau menjadi bahan perbincangan. Artis dan seorang CEO muda itu tidak jauh berbeda. Ayo.” Lian  menarik lengan Yaegi tanpa memperdulikan staff – staff tersebut.

 

“Nah! Lihat. Mereka bergandengan!”

“Jadi mereka sungguh suami istri?”

“Waahh mereka sangat cocok. Tapi suaminya terlihat tidak memiliki harga diri.”

“Iya, kenapa dia justru menjabat sebagai sekretaris?”

 

Lian hanya mengulum senyumannya. Berupaya menahan dirinya untuk tidak berbalik.

“Kau sanggup mendengar itu oppa? Ternyata skill bergosip juga menjadi kualifikasi bagi setiap perusahaan.” Yaegi menggeleng tak habis pikir.

Lian menekan tombol lift. Mereka sedang menunggu pintu lift terbuka. “Begini lebih baik. Aku suamimu ketika status ayah kandung dari Wu Sha dan Wu Chan di pertanyakan oleh mereka.” Lian mengeratkan genggamannya pada tangan Yaegi.

 

“Whoa mereka romantis sekali!”

“Kyaa! Aku jadi iri…”

 

Yaegi memejamkan matanya frustasi. “Semua yang kalian pikirkan itu tidak benar. Jeballll.” Yaegi mendesis pelan. Lian terkekeh melihat hidung Yaegi yang kembang kempis, “kenapa? Kau merasa gugup karena aku memegang tanganmu seperti ini? Ingat, kau sedang hamil sekarang.”

“Heish!” Yaegi menarik paksa tangannya dari genggaman Lian, namun Lian tak melepaskannya begitu saja. “Oppa, lepaskan.” Rahang Yaegi mengeras.

Pintu lift pun terbuka.

“Aku akan melepaskannya ketika di dalam lift. Ayo.” Lian menariknya untuk masuk.

Yaegi hanya bisa meniup poninya frustasi. “Ya tuhan!”

Pintu lift pun kembali tertutup.

“Ouhh lantai 8.” Yaegi kembali berdecak frustasi. Rasanya sangatlah lama lift itu bergerak turun.

“Kenapa? Wu Lincoln ingin bertemu ayahnya?”

Dahi Yaegi mengernyit, ia berpikir keras. “Wu Lincoln? Siapa itu?”

Lian menunjuk perut Yaegi, “Yifan tidak pernah mengatakannya? Dia Wu Lincoln.”

“Ne?” Yaegi terperangah hebat.

“Wu Lincoln bagaimana? Aku bahkan belum mengetahui jenis kelaminnya.” Yaegi ikut melihat perutnya yang masih sangat rata itu.

Lian mengangkat kedua bahunya, “entahlah. Aku hanya menjadi saksi ketika Ibu memilihkan nama untuk calon cucunya pada saat  acara tahun baru kemarin.”

“Apa? Tahun baru? Lunar Year kemarin?”

Lian mengangguk, “usai kau menelfon Yifan, lalu nama Wu Lincoln pun diputuskan. Jadi dia adalah Wu Lincoln.” Lian menunjuk perut Yaegi untuk kedua kalinya.

Yaegi hanya menatap Lian pasrah . Ia bahkan belum terpikir untuk mencari nama untuk  calon jabang bayinya.

“Ini lantai 3. Lincoln tidak mau bertemu ayahnya?” Lian hendak menekan tombol ke luar.

“Ayyh hentikan! Siapa itu Wu Lincoln!” Yaegi reflek memukul bahu Lian.

Lian terbahak. “Turun tidak? Aku akan menunggu di parkiran. Ini hampir tengah malam. Setahuku hanya Exo yang tinggal malam ini. Aman.” Lian mengacungkan jempolnya.

“Ssshh, yasudah. Aku sebentar saja.” Yaegi mengangguk. Sudah dua hari ia dan Kris belum juga bertemu secara langsung. Tidak ada salahnya jika bisa bertemu meski hanya sebentar, pikirnya.

Yaegi ke luar dari dalam lift. Ia berjalan lurus menuju sebuah ruang latihan yang lampunya masih terang benderang. Baru beberapa langkah ia berjalan, seseorang lebih dulu ke luar dari dalam sana.

“Di sini saja.” Kris ke luar dengan ponsel di tangannya. Ia mengarah pada sebuah kursi panjang yang terdapat pada sisi koridor.

Yaegi mempercepat langkahnya untuk segera menghampiri Kris. “Kau mau kemana?” Yaegi langsung mengambil posisi duduk.

Kris memperlihatkan layar ponselnya, “Lian mengirimkan pesan singkat. Kenapa larut sekali?”

“Aku juga tidak mengerti. Kau sudah makan malamkan? Di mana yang lain?” Yaegi memperhatikan wajah suaminya yang terlihat lelah itu. Hari ini Exo memiliki jadwal latihan ekstra. Dimulai dari pukul 10 pagi tadi, hingga saat ini mereka belum juga kembali ke dorm.

“Sudah. Mereka ada di dalam. Ah iya, Ibu akan bermalam di rumah Lian.”

Yaegi mengangguk, “hmm. Ibu juga memberitahuku. Kris –ah…” tiba – tiba tatapan Yaegi terarah pada sudut lain.

Kris ikut menoleh, “ada apa Pikachu?”

Mereka menemukan Luhan dan Soo Hee yang baru saja tiba di depan ruang latihan Exo.

“Mereka sedang apa? Itu Luhan kan?” Yaegi memperhatikan keduanya yang belum menyadari kehadiran mereka.

Kris menanggapi santai, “Yoon Soo Hee memiliki hubungan baik dengan Nana. Mungkin Nana baru saja menghubungi Soo Hee.”

“Ah begitukah? Ooo… ” Yaegi mengangguk seadanya.

“Kau kenapa tidak langsung pulang? Ini sudah larut malam Pikachu.”

“Bertemu denganmu dulu apa tidak boleh?!” wajah Yaegi berubah cemberut.

Senyum Kris mengembang di sela – sela guratan lelahnya, “jadi kau merindukanku hmm? Begitu? Benarkah? Sudah mengaku saja. Iya kan? Benarkan?” Kris menyikut lengan Yaegi berulang kali. Sudah dua hari ia tidak memiliki waktu untuk menggoda Pikachunya itu.

“Aaah apa – apaan kau ini! Ayyh!” Yaegi menggeser Kris agar jangan terlalu dekat dengannya.

Kris pun tergelak. “Di sini tidak ada orang Pikachu. Bukankah kita terlihat seperti orang yang sedang berpacaran? Duduk di pinggiran koridor hanya berdua saja. Seperti masa sekolah, hmm?”

“Kau sedang mencoba menceritakan cinta masa sekolahmu bersama Nona Yoon?”

Kris langsung mengubah posisi duduknya menjadi menyamping , wajahnya juga berubah serius, “bukan itu Pikachu!”

Yaegi balas menatap Kris, “lalu?”

Noona!”

“Yaegi noona!”

Noona noona!”

Suara ricuh mencuat dari ruang latihan Exo. Tampak dari ujung sana Sehun dan Kai melambai – lambaikan tangan ke arah Yaegi.

Annyeong! Annyeong!” Yaegi ikut melambaikan tangannya.

Noonaaa!”

“Eh?” Yaegi menyipitkan tatapannya agar dapat melihat jelas satu orang lagi yang muncul dari belakang Sehun.

“Eyh! Jongdae hyung kenapa ikut – ikut?” Sehun menoleh pada  Chen yang tiba – tiba berada di belakangnya. 

“Memangnya kenapa? Dia kan juga kakak iparku.” Jawab Chen masa bodoh.

“Kakak Ipaaaar! Kakak Ipar!”

“Ah Tao-ya … “ Yaegi juga menyapa Tao yang juga muncul dari dalam sana. Satu persatu makhluk Exo planet ke luar dari sarangnya.

“Kakak Ipaarrr…” Baekhyun menirukan gaya Tao memanggil Yaegi dengan nada yang menjijikkan.

Yaegi menahan tawanya, “hmmfhh… Ne, Baekhyun –ssi annyeong … “

“Kakak ipar… Tao –ya…  Tao –ya ada di sini kakak ipar.” Baekhyun masih mengulangi kalimat Tao.

“Suara kalian kurang keras.” D.o berteriak dari arah dalam.

Kkaeb song ~ Kyungsoo kkaeb song…” Baekhyun sama sekali tidak mempedulikan.

“Haha. Kkaeb song… di sini sudah sepi hyung, kkaeb song…” Kai ikut mencibir D.o

Yaegi dari ujung sana hanya dapat terkikik geli melihat tingkah konyol para member yang tidak pernah ada habisnya. “Mereka lucu sekali Kris –ah.” wajah Yaegi sudah memerah akibat terus tertawa.

“Lebih tepatnya sedang mencoba menghibur diri Pikachu.” Kris membenarkan.

“Semangat! Aku doakan semoga comeback kali ini akan lebih sukses. ChanSha appa hwaiting!” Yaegi mengangkat kepalan tangannya.

“Wu Lincoln tidak disebut?”

Yaegi langsung menurunkan tangannya, “Wu Lincoln?”

Kris mengangguk, “ Wu Lincoln…” Ia menunjuk perut Yaegi.

Yaegi ikut melihat arah perutnya sesaat, “siapa Wu Lincoln? Ini bahkan baru memasuki bulan  kedua Wu Yi Fan. Lagi pula belum tentu dia berjenis kelamin laki – laki.” Ia kembali frustasi.

“Tapi sepertinya laki – laki.”

“Kau tahu darimana?”

“Kau tidak rakus.”

Plak! Yaegi menepuk keras tangan Kris. “Jadi kau ingin mengatai Geum Sha itu rakus?”

Kris terbahak. “Tidak. Bukan seperti itu. Kau ingat tidak? Ketika ChanSha dulu, kau bahkan menghabiskan strawberry Baekhyun tanpa seizinnya. Makanmu juga banyak sekali Pikachu. Tapi lihatlah sekarang.”

“Itu sama saja kau ingin mengatakan jika Geum Sha itu yang membuatku rakus! Tega sekali kau ini. Dia itu putrimu  Wu Yi Fan.” Yaegi terus mencercanya.

Kris menggeleng – geleng sambil terus tertawa, “kapan aku mengatakan seperti itu? Bukan. Bukan itu. Haha.”

“Geum Chan juga laki – laki. Lalu, jika ini juga laki – laki, dan aku tidak rakus, maka kesimpulannya siapa yang rakus?”

“Geum Sha.” Cetus Kris spontan.

Plak! Satu pukulan lagi mendarat di bahu Kris. Ia pun semakin terbahak.

Yaegi tak dapat berkata – kata lagi. Ia kalah telak.

Kris menarik pelan pipi Yaegi.  “Ibu yang memberikan nama itu.”

“Sudah tahu.”

“Lian yang mengatakannya?”

Eo.”

Kris meraih satu tangan Yaegi, “sebenarnya aku tidak ingin langsung memberitahumu, karena— “

“Dokter Kim sudah mengatakan sesuatu padamu?” sanggah Yaegi cepat.

Senyuman Kris terkesan kecut, “jangan terlalu dipikirkan, kau mengerti?”

“Kau sudah mengatakan pada Ibu bagaimana kondisiku yang sebenarnya?” Yaegi justru melontarkan pertanyaan lagi.

Kris menggeleng ragu, “belum. Tapi – “

“Baiklah. Aku akan mengatakannya pada Ibu nanti. Kalau begitu, aku pulang — “

Dengan cepat Kris menahan tangan Yaegi yang hendak bangun dari duduknya, “Yaegi –ya.”

Yaegi berusaha bersikap sebiasa mungkin, “kenapa?” ia sama sekali tidak ingin raut kekhawatirannya terlihat di hadapan Kris.

“Jangan mengatakan pada Ibu. Biar aku yang mengatakannya.”

“Tapi Ibu tidak boleh berharap lebih atas kehadiran Wu Lincoln atau siapapun dia Kris –ah.” Hidung Yaegi mulai memerah.

Kris ikut bangun dari duduknya, ia membalikkan posisi Yaegi agar menghadap padanya.

“Yaegi –ya…” Kris mengenggam erat kedua tangan istrinya itu.

Yaegi menarik seulas senyuman yang sebenarnya ia paksakan, “aku tidak apa – apa Kris. Aku sudah bisa membiasakan diri dengan sikap Ibu padaku. Aku baik – baik saja.” Yaegi mengusap hangat bahu Kris.

“Jangan terlalu lelah, jangan memikirkan hal yang tidak seharusnya kau lakukan, tidurlah yang cukup, batasi aktivitasmu, minum vitamin yang teratur. Hmm?”

Tanpa sadar, Kris justru membuat Yaegi merasa dirinya  yang terlalu mengkhawatirkan kondisi Yaegi.

“Kau berpikir aku akan mati jika aku tidak melakukan semua itu?”

“Ssstt…” Kris langsung menempelkan ibu jarinya pada bibir Yaegi. “Apa yang kau bicarakan? Tidak akan terjadi apapun. Pulang, lalu istirahat. Ok?” suara Kris berubah lirih.

Yaegi memilih untuk mengangguk dan mengiyakan apa yang dikatakan oleh Kris. “Hmm. Besok aku akan ke klinik.”

“Eung? Bukankah jadwalnya lusa? Dokter Kim tidak jadi ke apartemen?” Kris cepat – cepat mengecek kalender pada ponselnya.

“Bukan. Ini Jadwal bulanan. Lusa  itu jadwal pertama kita untuk berkonsultasi. Yasudah, aku pulang dulu. Annyeong…” Yaegi bergegas pergi.

“Beritahu aku jika kau sudah tiba di rumah.” Kris meredam teriakannya dengan menaruh kedua tangan pada sisi bibirnya.

Yaegi berjalan mundur menuju lift. Ia mengacungkan kedua jempolnya, “uhm. Wu Yi Fan saranghae. “ meskipun Kris tidak mendengar apa yang ia ucapkan, tetapi Kris dapat memahaminya dari kedua tangan Yaegi yang di angkat dan membentuk sebuah hati.

Nado … “ Kris balas mengangkat kedua tangannya yang membentuk hati, lalu menurunkan kembali dengan cepat.

Yaegi tertawa pelan melihat Kris yang terlihat lucu ketika melakukan itu. “Bye – bye!” Yaegi melambaikan tangan untuk terakhir kali hingga pintu lift menutup pandangan Kris terhadapnya.

“Hmm, bye – bye … ”

+++

Keesokan harinya

Seoul International Hospital

            Yaegi baru saja ke luar dari klinik kandungan. Ia baru saja bertemu dengan Dokter Kim sekaligus memeriksakan kandungannya untuk pertama kali setelah memasuki bulan kedua. Dengan segala rasa penuh tanya dan kekhawatiran ia berjalan sepanjang koridor dengan tatapan kosong. Pikirannya masih jauh menerawang tentang apa yang tadi dikatakan oleh Dokter Kim. Yaegi kembali melihat hasil USG yang masih di dalam genggamannya.

 

“Mungkin kesalahan terjadi padaku. Saat itu aku mengatakan jika kau lebih baik tidak hamil lagi, tetapi lebih tepatnya kau memang tidak boleh hamil lagi nyonya Wu. Pengangkatan rahim harus segera dilakukan jika hasil laboratorium menyatakan kau positif .”

 

Kalimat demi kalimat yang diucapkan oleh Dokter Kim kembali terngiang di benaknya.

 

“Calon embriomu seperti belum berkembang, atau mungkin memang tidak akan berkembang.”

 

“Serum itu tidak hanya bekerja untuk sistem saraf pada bagian kepala saja. Tetapi, ia akan terus mengalir bersama darah bahkan bisa mengikuti asupan makanan yang akan diterima oleh jabang bayimu.”

 

Yaegi menghela nafas kasar. Saliva yang ia telan terasa amat getir. Ia tidak memiliki hal yang bisa ia katakan jika Kris ataupun sang Ibu bertanya tentang konsultasi pertamanya.

 

“Jaga pola makanmu nyonya. Kau juga tidak boleh terlampau stres. Seharusnya aku mengatakan ini pada suami atau salah satu keluargamu, tapi kau datang seorang diri hari ini. Mianhamnida. “

 

Yaegi mengerjap – ngerjapkan matanya. “Dokter Kim benar. Tidak, aku tidak boleh terlalu memikirkan hal ini terlalu jauh. Itu masih kemungkinan. Wu Lincoln atau siapapun namamu, kau pasti akan baik – baik saja nak.” Yaegi menyemangati dirinya sendiri.

“Hufh –  hwaiting!”

Usai menarik nafas dan menghembuskannya kembali, kini ia jauh lebih baik. Yaegi kembali melangkah menyusuri koridor menuju parkiran. Ia juga telah membuat janji bersama profesor Kang untuk bertemu siang ini.

“Yaegi?”

Seseorang yang berjalan berlawanan arah menginterupsi langkahnya. Yaegi pun menoleh, “Yeon?”

Yaegi nyaris melupakan jika Woo Yeon telah menetap di Korea dan bertempat di rumah sakit yang sama dengan Dokter Kim.

“Kau mau pulang? Aku baru saja ingin mengantarkan hasil laboratoriummu.”

“Benarkah?” Raut wajah Yaegi langsung berubah tegang. Tanpa ia sadari, tangannya meremas pelan jas putih bagian lengan yang Woo Yeon kenakan.

Woo Yeon tersenyum tipis, “tidak terjadi sesuatu yang serius. Kau harus benar – benar menjaga kondisi fisik mu. Kau pergi seorang diri? Bayi kembar tinggal bersama siapa?” tanya Woo Yeon berbasa – basi.

Yaegi mengangguk pelan, “hmm. Mereka di Busan bersama Soo Rim. Ah tapi Yeon — “

“Tenanglah. Jangan lupa memberitahu Kris untuk konsultasi perdana kalian sebagai suami istri,  agar kalian segera bisa memutuskan alat kontrasepsi yang cocok.” Woo Yeon menjelaskan singkat.

“Boleh aku melihatnya sekarang?” Yaegi masih penasaran pada amplop coklat yang ada pada Woo Yeon.

Woo Yeon menepuk pelan bahu Yaegi, “aku harus menjaga kode etikku di sini. Hasil diagnosa tertulis atas nama Dokter Kim. Kau percaya padaku kan? Kita teman.”

Sekilas perkataan Woo Yeon membuat Yaegi merasa lebih tenang. “Sungguh? Serum itu tidak membahayakan janinku Yeon?”

Woo Yeon mengangguk mantap, “sejauh ini tidak. Kita pasti akan melakukan yang terbaik. Kau menyetir sendiri — “ perkataan Woo Yeon menggantung ketika ia mendapati seseorang di hadapan mereka.

Yaegi ikut menoleh pada sosok tersebut.

“Daeshi?”

Sosok yang merasa namanya di panggil itu langsung menoleh, “Dokter Jung?”

“Di sini. “ Woo Yeon memanggil sosok itu sambil menunjuk ruang Dokter Kim.

“Oh, aku nyaris tersesat.” Dengan langkah cepat  wanita muda atau lebih tepatnya gadis yang menggenakan mini dress hitam itu berjalan mendekat  ke arah mereka.

“Kau sungguh tidak pernah kemari?” Woo Yeon terbelalak heran.

“Hmm. Aku hanya menjemput eomma dan menunggu di parkiran.” Gadis berambut hitam pekat nan lurus itu menyeringai.

Woo Yeon nyaris melupakan sesuatu. “Ah , Yaegi-ya, perkenalkan ini putri dari Dokter Kim.”

“Ah ye. Annyeonghaseyo, namaku Cho Yaegi.” Yaegi  membungkukkan badannya.

Daeshi membalas sopan, “ye, aku Lee Daeshi. Senang berkenalan dengan mu.”

“Lee Daeshi?” tanya Yaegi memastikan.

“Marga ayahku.” Daeshi tersenyum ramah.

“Ah ye. Maaf.” Yaegi merasa sedikit malu karena tidak terpikir hingga ke situ.

“Dokter Jung, di mana pasien itu? Dia perlu berkonsultasi sekarang— eung?” Daeshi berhenti ketika merasakan sebuah tangan meremas tangannya.

Yaegi sempat merasa heran dengan sikap keduanya, namun ia berpikir mungkin itu adalah bagian dari kode etik seorang dokter. Meskipun ia tidak tahu pasti jika Lee Daeshi juga seorang dokter atau bukan.

“Baiklah. Kalau begitu, aku permisi dulu.” Yaegi berpamitan.

“Ah iya. Hati – hati dalam menyetir Yaegi –ya.” Woo Yeon mengusap punggung Yaegi sebelum Yaegi bergegas pergi.

“Hmm. Nona Lee, aku permisi.”

“Ah ye. Sampai bertemu lagi.”

Woo Yeon dan Daeshi melihat sosok Yaegi hingga sosok itu lenyap dari pandangan mereka.

“Dia itu pasien yang kau maksud.”

“Sungguh?” Daeshi tampak tak percaya.

Woo Yeon mengangguk kecil, “hmm. Dia terkena sebuah syndrome yang cukup serius. Aku khawatir jika  syndrome  itu akan kembali berjangkit jika ia benar – benar harus melakukan pengangkatan rahim.”

Daeshi menutup mulutnya tak percaya, “ya tuhan, kasihan sekali. Dia seumuran denganku?”

“Sepertinya tidak. Tapi kau terlalu muda untuk menjadi seorang Psikolog nona Lee.” Woo Yeon melontarkan pujiannya.

“Kau juga terlalu dini untuk menjadi seorang dokter muda yang mendapatkan gelar terbaik Amerika Dokter Jung.” Daeshi balik memuji.

Mereka tertawa kecil bersamaan.

“Ah tapi apa dia sudah mengetahui tentang hal ini? Kenapa tidak mengatakannya langsung ketika dia masih di sini?”

“Kau harus membaca riwayat kondisi psikisnya terlebih dahulu. Semuanya ada di sini.” Woo Yeon mengangkat amplop coklat yang ia bawa sedari tadi.

Daeshi mengangguk mantap, “baiklah. Ssshh, aku masih tidak percaya. Dia itu cantik dan masih sangat muda. Dia juga beruntung karena sudah berkeluarga. Tapi, penyakitnya membuatku sangat prihatin.” Daeshi berkomentar.

“Itu karena kecelakaan yang di alaminya ketika ia berumur 5 tahun. Yasudah, kita lanjutkan di dalam saja. Dokter Kim sudah lama menunggu. Ayo.” Woo Yeon mempersilahkan Daeshi untuk berjalan lebih dulu.

“Hmm. Ayo. Uhm, aku memanggil mu eonni saja ya? Aku lebih muda darimu.” Daeshi menyeringai lebar.

Woo Yeon melihat Daeshi dari ujung matanya seraya tersenyum, “hmm. Tapi jangan melupakan kode etik.”

“Aku bukan Dokter.” Daeshi menyahut cepat.

Woo Yeon mendekat pada telinga Daeshi dan berbisik, “tapi saat ini kau sedang bekerja sama dengan seorang Dokter.”

“Hahaha.”  Mereka kembali tergelak bersamaan.

+++

Hari berikutnya

EXO Dormitory

            Minggu pagi ini Exo bebas dari rangkaian aktivitas seperti biasanya. Mereka hari ini akan melakukan perubahan hair style serta perawatan rutin untuk berelaksasi dari kepenatan seminggu terakhir. Ya, hari ini Exo akan melakukan rangkaian perawatan mulai dari wajah, kuku, rambut, hingga massage. Sebagai publik figur, tidak peduli pria atau wanita, penampilan dan kebugaran tubuh adalah yang paling utama.

“Kau mau ke mana Kris?”

Luhan mendapati Kris yang berjalan ke luar kamar dengan T-shirt berwarna coklat susu dan celana pancung berbahan denim.

“Aku ke atas sebentar. Kalian duluan saja. Aku sudah memberitahu  Seunghwan hyung.” Kris tampak terburu – buru.

Luhan meneguk habis secangkir air putih yang baru saja ia ambil di dapur. “Oh begitu. Memangnya ada apa? Penting sekali ya?”

“Nanti ku ceritakan. Bangunkan Zitao dan Chen, jangan sampai Im hyung marah – marah lagi.” Kris meraih sandal dari rak yang terdapat di samping pintu keluar.

Luhan menyeringai lebar, “aku ikut boleh tidak? Aku juga sudah lama tidak melihat Geum Sha dan Geum Chan. “

“Ini masih terlalu pagi untuk menggodaku rusa Cina.” Kris tidak memperdulikan Luhan.

“Kris kau mau pergi ke mana?”

Xiumin dan Chen ke luar bersamaan dari dalam kamar.

“Ke atas sebentar.” Kris menyahut singkat.

Hyung, kau mau pergi ke mana?” Chen yang masih setengah sadar ikut bertanya.

Kris berbalik dengan wajah setengah murka, “basuh wajahmu Kim Jong Dae.”

“Kau ke atas Kris?” Luhan  mengingat sesuatu hal.

Kris seperti baru saja mengeluarkan asap dari kedua lubang hidungnya, “aku pergi.”

Xiumin, Luhan dan Chen saling berpandangan satu sama lain.

“Ke atas? Memangnya siapa yang tinggal di atas?” Xiumin berpikir keras.

“Aku seperti mengingat sesuatu.” Luhan ikut menautkan alisnya.

Chen menguap lebar, ia berjalan menuju kamar mandi seraya berkata, “Yaegi –ssi tinggal di sebelah, kenapa Kris hyung naik ke atas? Memangnya sudah pindah lagi ya? Ouhh… suka sekali menghambur – hamburkan uang.”

Plak! Luhan menepuk  jidadnya sendiri.

“Lu, cepat kau kejar Kris. Ini masih pagi, mungkin amnesianya belum sepenuhnya hilang.” Xiumin bertepuk tangan.

Eo.” Luhan menaruh cangkir bergambar rusa miliknya di atas meja dan langsung berhambur menuju pintu ke luar apartemen.

“KRISSSSS!”

“Kris! Kris!”

Luhan menyembulkan kepalanya dari balik pintu. Kris baru saja akan masuk ke dalam lift.

“Apa yang kau inginkan Xi Luhan!” Kris mendengus kesal.

Hey! Di sini. Di sini… “ Luhan menunjuk – nunjuk pintu yang bersebelahan dengan dorm  mereka.

Kris mengernyit semakin kesal. “Aku buru – buru Xiao Lu.”

“Aku serius tuan Galaxy! Kau mau pergi ke mana? Di sebelah sini.”  Luhan sudah berkali – kali mengisyaratkan dengan menunjuk pintu apartemen di sebelahnya.

“Waaaa kami pergi dulu eomma.”

“ChanSha annyeong…”

Bye – bye eomma…”

Sosok yang sangat dikenali oleh Luhan maupun Kris ke luar dari pintu yang ditunjuk oleh Luhan sebelumnya.

 “Yeol? Sehun? Suho? ” Luhan merasa pandangannya kabur, ternyata sosok itu benar – benar Chanyeol, Suho dan Sehun.

“Nah itu ada paman Rusa… “ Chanyeol menunjukkan Luhan pada Geum Sha yang berada di dalam gendongannya.

“Aku titip sebentar ya? Soo Rim hari ini dinas pagi.” Yaegi muncul dari balik pintu.

Luhan mengangguk bodoh, ia belum mengerti mengapa mereka bertiga bisa berada di apartemen Yaegi.

“Mereka ada keperluan  bersama Dokter pribadinya. Jadi ChanSha bersama kita sebentar. Di dalam saja, tidak apa – apa kan hyung?” Suho menunjuk arah dalam dorm M.

“Ah iya tidak apa – apa.” Pandangan Luhan kembali teralihkan pada Kris yang masih berdiri kaku di depan lift.

“Kris? Sedang apa kau di situ?” Yaegi ikut menatap suaminya heran.

Hyung? Kau mau ke mana? Di dorm sudah tidak ada orang. Baekhyun dan yang lain sudah lebih dulu ke Salon.” Chanyeol membenarkan posisi kacamatanya yang di tarik – tarik oleh Geum Sha.

“Kris hyung! Krisseu hyung?!” Sehun berjinjit sambil melambai – lambaikan tangannya.

Luhan tersenyum penuh kemenangan, “sudah kukatakan, istrimu tinggal di sebelah sini. Kau saja yang tidak percaya.”

Mereka semua ikut menatap Kris bingung.

“Pffftt!” tawa Suho nyaris memecah ketika ia menyadari perkataan Luhan.

“Kris! Sedang apa di situ? Ini apartemen kita, ke mari.” Yaegi melihat Sehun, Suho, Chanyeol dan Luhan yang susah payah menahan tawa.

Plak! Tiba – tiba Kris menepuk dahinya keras. “Ya tuhan! Iya benar, di sana.” Kris langsung mengambil langkah seribu untuk kembali ke arah pintu apartemen.

Yaegi langsung menarik Kris  untuk masuk ke dalam apartemen. “Aih kau ini. Kau amnesia lagi ya? Ssshh,  ayo masuk.”

Appaaa…” Geum Sha terlambat memanggil sang Appa, karena pintu sudah lebih dulu tertutup.

“Ku rasa jika Geum Chan  ataupun Geum Sha bermain di dapur dan masuk ke dalam keranjang sampah, Kris hyung pasti sudah membuang mereka.”

Pletak! Chanyeol reflek menepuk topi yang Sehun kenakan. “Apa yang kau katakan Sehunnie!”

 

Sementara itu …

“Dokter Kim akan datang pukul berapa? Aku tidak enak dengan manajer hyung.”

Yaegi tidak menjawab pertanyaan Kris. Ia justru meraih gelas susu dan meneguk habis susunya.

Kris merubah posisi duduknya menjadi menyamping, “ini konsultasi seperti apa Pikachu? Apa seperti ujian akhir? Jika aku tidak tahu jawabannya berikan aku contekan ya? Uh?”

Flip.

Yaegi mengganti channel TV, ia hanya menatap Kris dengan tatapan yang tidak menyenangkan.

“Kau kenapa? Pikachu?” Kris meraba dahi Yaegi yang bersuhu normal.

Yaegi menggeser tangan Kris, “duduklah dengan tenang Wu Yi Fan. Sebentar lagi Dokter Kim akan datang.”

Kris kembali ke posisi duduknya semula. “Ibu belum pulang?”

Yaegi menggeleng, “Ibu pergi ke pasar tradisional bersama Lian.”

“Ibu tahu tidak jika Dokter Kim mau ke mari?”

Yaegi mengangguk kecil, “ semoga saja Ibu tidak pulang dulu. Kris –ah...” Yaegi merubah posisi duduknya menjadi menyamping dan menghadap Kris. Guratan kekhawatiran kembali mencuat dari wajahnya.

“Tenanglah. Apapun hasil laboratorium itu, kita akan membicarakannya dengan Ibu. Aku berjanji.” Kris mencoba menenangkan.

“Minggu depan aku harus ke Beijing.”

“Beijing?” tanya Kris memastikan.

“Uhm.”

Kris memandang Yaegi lekat. Tersirat rasa bersalah di benaknya. Ia sangat menyadari jika Yaegi telah melakukan banyak hal baginya.

“Jangan memasang wajah seperti itu. Aku seperti tidak berguna.” Kris mengangkat dagu Yaegi agar menatapnya.

Yaegi menarik senyum simpul, “apa yang kau katakan? Tidak, sama sekali tidak seperti itu.” Yaegi meraba permukaan wajah Kris, ia mengusap pipi laki – laki berwajah oval itu dengan sentuhan lembut.

Kris ikut tersenyum. Chup – ia mendaratkan satu kecupan singkat pada kening Yaegi.

Ding – dong – ding – dong

Yaegi terhentak mendengar suara bel. Ia spontan menggenggam erat tangan Kris. “Kris-ah, bisa jadi itu Ibu. Ibu sudah pulang, bagaimana ini?”

“Ibu tidak tahu password?”

Yaegi menggeleng cepat, “aku lupa memberitahu password apartemen. Bagaimana ini?” Yaegi semakin panik.

Kris mengusap – usap puncak kepala Yaegi, “ssstt… tenanglah. Biar aku melihatnya dari interkom. Sudah, jangan terlihat panik seperti itu. Sebentar.”

“Ah Kris –ah…” Yaegi masih menahan tangan Kris yang hendak beranjak dari sofa.

Kris menaruh telapak tangannya pada puncak kepala Yaegi, “Kau percaya pada ku kan? Sebentar ya.”

Akhirnya Yaegi mau melepas genggamannya. Menunggu Kris membukakan pintu dan memastikan siapa yang datang membuat kabut ketakutan  mengisi pikirannya dalam seketika.

To Be Continued …

 

Hi! 😀

I’m back. Lagi menikmati waktu senggang dan tercetuslah ide absurd tentang kehidupan rumah tangga pasangan muda berdasarkan lika – liku fakta kehidupan *halah

Buat eonni – eonni yang udah nikah entar kasih pendapatnya yak? Heumm. Ada loh reader kita yang udah nikah 😀 *dililit lakban

Untuk konflik temukan sendiri deh ya. 

Intinya, setiap konflik yang aku angkat dari cerita sebisa mungkin aku adaptasi dari kehidupan nyata yang terkadang sinetron terkadang panggung sandiwara *eaaak

“Yaegi selalu di sebut sebagai gadis beruntung oleh orang yang tidak dikenal olehnya. Tapi, orang terdekatnya justru terkesan memberikan beban yang tak terhingga. What’s wrong?”

Nahhh… itu kata kunci dari Mini Series ini 😀

Keep stay ~

 

 

126 pemikiran pada “Ridiculous Mini Series ‘What’s Wrong?’ Chapter 1

  1. Aiguuuuuuu eonnie aku selalu kyudettt T.T
    Yaegi kenapa lagi ? Kasian banget kalau mesti diangkat :3 ChanSa ngga jadi punya ade dong T.T
    Jadi mamanya krisseu masih deket sama najin jahat ituu ?? -_____-
    Eonnie maafkan aku kalau akau ngecomment sedikit dan absurd 😦
    Tapi sungguuuuuuuuh dari series xingyeon end aku selalu nunggu ff eonnieeeee :3
    Sekian comment dari aku yaaa ._____. Hwaitiiiiing eonn~

  2. .. Annyeeoooong eonni ….*d’lempar panci kyungsoo oppa ..
    , jeongmal miane aq ru muncul skarang ini*siapa jg yg nyariin ..
    , aq bner2 blm ad waktu luang bwt bca ff ..
    ,, pdahal kangen bgt pengen fangirlan kya dlu*ga nNya .
    ,, haduh gmn nih kbar chansha ?
    , chansha eomma ?chansha appa rang ?
    ,, gmn jg kabar susoo couple yg jg aku rindukan ?*lebay dikit ..
    ,, aq ud ktinggalan bnyax chapter ap lg series nih kya’na ..
    , aq jg bingung jd’na mw komen ap .
    ,, pko’na yg jelas aq kangen bgt ma eonni author,susoo couple dan pastinya wu family lah …
    , haduh aq jg paling bisa’na komen d’bbrpa chapter ya eonn nNty’na ..
    ,, coz sempet baca ff jJa ud brsyukur bgt ini …
    .. Ok deh eonn pko’na neomu .. neomu bogoshippo ….

  3. Wah ada mini series baru hehehe 😀 penasaran deh gimana kelanjutan kehamilan yaegi,kasihan banget kalo rahimnya harus diangkat 😦 lanjut next chapter…

  4. Di chapter ini aku kehabisan komentar eon. Tapi tetep keren dong ceritanya, eonni gapernah kehabisan ide buat lanjutan ceritanya. Kira2 eonni ngepost satu minggu sekali, berarti nulisnya cuma 6 hari dong tiap chapter? Eonni juga pasti ngetiknya super cepat yak? Auuh! Aku aja perlu nulis ff cuma bisa ngepost 1 bulan sekali T^T eonni keren ‘-‘)bb

    ckck Yaegi harus ekstra sabar ngadepin ibu mertua over protective. Sabar eonni sabar, kadang2 hidup juga beneran kaya sinetron, menggelikan.

    Next chapter jiayou eonni~

  5. Waaaa eonni :3 aku kangen pas member exo main sm twin wu :3 eonni sebenerny aku gak mau yaegi pnya anak lagi :3 tp apa blh buat eon udh terlanjur :3 haha

  6. syndorm nya kenapa ganas banget gitu?
    padahal ka kecelakaan -____-” abis aku gak grti yang gitu”
    kasian yaegi ntar eon kalo sampe rahimnnya harus diangkat
    padahal kris kan sudah berjuang buat adik chansa -____-
    fighting eon!!!

  7. aaaaa….eomma knp badai slalu menerjang kehidupanmu eomma??? *biar ga datar
    aihhh…serum baut syndrom eomma itu bahaya ya buat dedek bayi??eomma tak bisakah syndromny dihilangkan??hehehe
    yaampun ChanSha makin ngegemesin deh…wkwkwk
    eaaaaaa…..wupan appa ngegombal ya ma eomma??wkwk
    next kelanjutanny dtunggu eomma 🙂

  8. yaegi jd khawatir gt sama.kehadiran eomma y kris,,, jd yaegi khawatir krn kehamilan y berbahaya n.menyangkut penyakit yh dia derita masih bisa ngancem kehidupan yaegi…..
    kasian bgt sih yaegi y….
    semoga anak ketiga y bisa lahir dgnaman biar si kembar punya adik baru….

  9. Hai, lama gak menyapa blog ini. Gmn kbar si kembar, hehe. Maaf ya kk jrg mampir lg sibuk. 🙂
    lucu deh pas adegan kris mau keatas, kok bs lupa gt ya tuhan, blm jg kepala 3 umurnya. Terus yg mencontek itu, hehe dasar kris. Eh ada apa ama ibunya kris? ? Krg tau sih soalnya blm bca yg sblm2nya.

  10. apa rahim yaegi mesti d angkat y? Kata yeon g da perubahan dgn hasil pemeriksaan..tp knp perlu konsultasi sama anak dr.kim? Kasian yaegi..seolah2 beban berat bertumpu dpundaknya..org lain g tw n mungkin g kn ngerti ttg kondisi yaegi yg sebenernya..chingu…dpt inspirasi dr mana y istilah semua kedokteran smw ff yg ada dsini? Beneran g istilah2nya? Coz makin lama kaya beneran smw..aku penasaran..

  11. Illah, to be continuednya kurang asem.
    Gantung begitu. Msi blon nemu feelnya bebh.
    Nah lee daeshi nama itu sangat familiar dgn khidupan SMA saya. *tatapan menyelidik
    LOL

    Keep writing upaa.. ♥

  12. baru sempet baca lagi neh thor hehehe…
    setelah uda lama bgt baca yg bgn xing-yeon.
    ok aku mw lanjut chap selanjutnya, annyeong,,.,

  13. Ini ff terbaru setelah XingYeon couple kn eon? Dan udh end? Emmm, aku bakal komen terus deh, kn ini ff terupdate 🙂 Oiya itu yaegi sakitnya kok parahnya, jdi anak ke3 bakal ga lahir dong *sok tau. Next ya eon (y) Fighting

  14. Hya,trdmpar d blog nie..!!
    jdi,sttus yaegi blom dkthui publik
    donk,(?)cast-nx byk bgt,msih rada bingung…..^^
    Fighting,,,!!

  15. Ternyata penyakitnya benar2 menghawatirkan ya
    ya ampun semoga aja akan ada jalan keluarnya biar baby wu ga akan pergi…

Tinggalkan Balasan ke anyone Batalkan balasan