EXO SPECIAL SERIES ‘HanNa’ NO MORE – CHAPTER 8

1385994_461881337264445_136227669_n

Chapter sebelumnya KLIK

  • Authoress : Muriza a.k.a Yaegi Cho
  • Main Casts      :

– EXO Luhan | Xiao Lu | Xi Luhan

– Kim Nana | OC | as Trainee SM (fiction)

– EXO Kris | Wu Yi Fan

– Cho Yaegi | Official OC | Kris Wife

– Wu Geum Chan & Wu Geum Sha  | Official OC | Kris Children

  • Supported Casts :

–      EXO | Xiumin – Kai – Chen – Sehun – D.o – Chanyeol – Baekhyeon – Suho – Tao – Lay |

–      EXO ‘s Real Manager | Lee Seunghwan –  Heo  Jaehyuk – Noh Yong Min – Tak Young Jun  | Kim Min Wook | Im Hyunkyun

–      Wang / Wu Lian | Kris brother

–      Another BB / GB SM / Real Trainee  & OC that you’ll find on the spot later on

  • Genre              : Family –  Comedy – Friendship – Sad / Hurt / Comfort – Romance
  • Rating                         : R – Restricted
  • Length             : Chaptered

Ideas, inspiration, characterization, official cast’s name, background, and the whole of the story is MINE, belongs to me  ~ Don’t do something plagiarize or plagiarism !! Everybody know that my XONAMS/XONJIES  are smart ~ I wanna study more with all of your comments ~  Typo everywhere.  We Are One ! Enjoy the story yeorobunnn ^_^

 

XXX

OST – FT ISLAND _ AFTER LOVE

Modu da geojitmariya da geojitmariya

Its all lies. All lies

Semuanya adalah kebohongan, semua kebohongan

Noye sarangeun da geojitmariya

Your love for me was all lies

Cintamu adalah kebohongan
Itorog apeuge haeseo

You’ve hurt me so

Karena itulah aku merasa sakit seperti ini
Nal seulpeuge haeseo ulligo gan sarangijanha

You left me crying

Karena membuatku bersedih, tidakkah kau tahu cinta yang pergi dan membuatku menangis

XXX

#Flash back

Bandara Gimpo _ pukul 8 malam KST

Penerbangan Jepang – Korea baru saja mendarat beberapa saat lalu. Itu terlihat dari para penumpang pesawat  keluar melalui pintu kedatangan domestik. Di antara puluhan pendatang terlihat pula 4 orang pengawal yang menggenakan pakaian safari serta seorang pria paruh baya dan seorang gadis muda yang berjalan dibelakang keempat pria itu.

“Hotel perancis atau nuansa negeri ginseng putri ku sayang?” pria paruh baya yang memegang pangkat tertinggi pada Republik Korea selatan itu membuka kaca mata hitam yang ia kenakan, Jenderal  Kim Jung Nam.

Gadis muda yang berjalan disampingnya tak lain adalah Kim Nana. Putri sematawayang yang juga akan mengikuti jejaknya kelak. “Tidur dirumah sakit saja. Setelah operasi selesai kita pulang.” Nana menjawab ketus.

Ternyata apa yang diucapkan oleh Jenderal Kim pada saat sarapan pagi bukanlah lelucon semata. Jepang – Cina bukanlah jarak yang terhitung jauh baginya. Usai berkunjung pada kepolisian Republik Cina, Jenderal Kim kembali mendarat di negeri sakura dan membawa putri tercintanya untuk kembali menginjak tanah kelahiran mereka, Seoul Korea Selatan. Sesuai apa yang dikatakan oleh Jenderal Kim, Nana akan menjalani operasi pada kaki kanannya di Rumah Sakit Internasional Seoul.

Raut wajah Nana tak kunjung berubah. Sejak beberapa saat lalu lepas landas hingga mendarat pada bandara Gimpo, Nana tetap tak banyak bicara dengan wajah tertekuk.

“Appa. Tidak bisakah para pengawal mu  sedikit lebih cepat untuk berjalan? Auuhh memalukan.” Nana sangatlah tidak nyaman dengan penjagaan ketat seperti saat sekarang.  Sang appa hanya tersenyum tipis, “mobil disana sudah menunggu kita.. “

“Aish!” Nana berdecak kesal, ia lebih dulu berjalan melewati sang appa dan empat pengawal disana. Yeoja itu pun langsung masuk kedalam mobil.

Dua jam berselang usai beristirahat pada sebuah hotel yang menjadi pilihan Jenderal besar Kim, kini sepasang anak & ayah itu kembali menyusuri jalanan kota Seoul yang sepenuhnya ditutupi oleh salju. Jenderal Kim melihat hamparan kerlap – kerlip lampu kota yang menghiasi malam. Rasanya sudah sangat lama ia tidak pulang untuk menikmati setiap suasana seperti saat sekarang. Apalagi ketika saat Natal menjelang. Ini adalah kali pertamanya Jenderal Kim kembali ke Korea setelah menatap lama di negeri sakura Jepang. Pria paruh baya itu sangat menikmati semua keindahan sudut kota Seoul melalui kaca mobilnya. Jenderal Kim menoleh pada putri sematawayangnya yang sudah lebih dulu terlelap sejak perjalanan dari hotel. Nana tidak tertarik untuk pergi berjalan – jalan sebelum esok hari ia akan menjalani operasi pada kaki kanannya. Tetapi karena paksaan sang appa, Nana tetap ikut dan memilih untuk tidur. Bahkan hingga kini mungkin yeoja berusia 20 tahun itu tidak tahu kemana arah mobil mereka melaju.

Ckiiittt …

Jaguar hitam memasuki gerbang utama sebuah apartement yang terletak pada selatan Apgujeong. Mobil tersebut langsung melaju menuju basement. Hingga ketika mobil terparkir rapi dan mesin di matikan..

“Nana –yya? Kim Nana bangunlah.”

“Eungghhh.. appa.. “ suara sang appa membuat Nana mengeliat dari alam bawah sadarnya. Ia mengosok – gosok mata sesaat agar dapat lebih jelas melihat sekitar. Nana melihat mobil mereka berhenti pada sebuah tempat yang remang – remang dan dikelilingi oleh beberapa mobil. “Appa.. kita sudah sampai di hotel? Yasudah, aku dulu — “ Deg! Nana tidak jadi membuka pintu mobil ketika ia melihat dua orang yang berdiri diluar mobilnya. Dua orang yang sungguh tidak asing. DEG! Kali ini jiwa & raga Nana kembali sepenuhnya.

“Appa?! Kita dimana? Appa, kau harus menjelaskannya pada ku appa!” Nana kembali memanas. Penglihatannya tidak mungkin salah, bahwa dua orang itu adalah Seunghwan & Young Min, pamannya.

“Turunlah.  Samchon mu sudah menunggu lama.” Jenderal Kim hanya tersenyum tipis dan lebih dulu turun dari dalam mobil.

Tap!

Tap!

“Hyung..”  CEO utama SM yang biasanya terlihat gagah dengan balutan jas mahal nan mewah, tetapi malam ini penampilannya nyaris tidak menyiratkan bahwa ia adalah seorang CEO utama dari sebuah agensi musik terbesar Korea Selatan, SM Entertainment. Kim Young Min menggenakan pakaian santai dengan balutan syal hitam pada lehernya. Ia menghampiri Jenderal Kim dan langsung memeluk erat kakak kandungnya itu.

“Aigo.. kenapa kita harus bertemu disini?” Jenderal Kim membalas pelukan Kim Young Min.

Kim Young Min menyudahi pelukannya, ia melirik sekilas pada keponakan perempuannya, Kim Nana. “Bukankah hyung sangat mengedepankan masa depan putri mu? Keponakan perempuan ku.. “

Nana melihat samchonnya itu dengan tatapan malas. Ia masih bertanya – tanya, kenapa sosok Seunghwan juga ada disana, dan… basement ini.. basement ini.. DEG!

“Ini Pong Pyu — APPA!” Nana spontan berteriak setelah ia menyadari kemana sudah ia dibawa tanpa sepengetahuannya.

“Annyeonghasimnikka Tuan Kim. Aku Lee Seunghwan. Sungguh sebuah kehormatan bisa bertemu dengan mu.” Seunghwan manajer ikut memberikan salam hormat.

“Ye ye. Tuan Lee aku tidak tahu bagaimana caranya membalas kebaikan mu . “

“Aku sangat senang dapat membantu mu Tuan.” Meskipun sedikit terpaksa, Seunghwan tidaklah memiliki pilihan lain. Pejabat tinggi SM & Jenderal berpangkat tertinggi meminta bantuannya, bukankah sangat tidak waras  jika ia memiliki keberanian untuk menolak?  Lagi – lagi, manajer EXO itu akan kembali memegang sebuah pikulan yang sangat riskan bagi masa depannya. Tetapi.. satu keberuntungannya, yaitu.. karena CEO utama SM juga termasuk dalang dibalik semua ini. Pertemuan Luhan & Kim Young Min siang tadi cukup membuat Seunghwan mengerti apa yang akan terjadi selanjutnya.

“Appa. Aku akan pulang naik taksi ke hotel.” Nana segera berbalik pergi. Ia sama sekali tidak bertegur sapa pada Seunghwan. Tetapi langkahnya surut ketika empat pengawal berada didepan pintu satpam apartement.

“Sssh.. !” Nana mengerang frustasi. Ia kembali menoleh pada ketiga pria itu, “aku sungguh tidak suka dengan ini appa. Appa sudah mempermainkan ku!”

Jenderal Kim memiringkan posisinya, “aku memberi mu waktu dua minggu sebelum kau pergi, agar putri ku bisa menghirup udara segar.”

“Aku sungguh membenci ini appa. Ah .. matna. Pengawal – pengawal mu tidak akan berani melukai ku, matjo?” emosi yang memuncak membuat rasa hormat Nana seakan hilang begitu saja. Nana tidak akan surut hanya karena pengawal disana. Yeoja itu benar – benar melangkah pergi “Xi Luhan.”

DEG!  Sebuah suara menahannya..

Nana langsung berbalik ketika Jenderal Kim menyebutkan nama itu.

“Appa sedang mengancam ku?” tatapan Nana semakin sengit. “Eo. Lakukanlah. Aku tidak ada hubungannya dengan ini.” Lanjutnya.

“Appa hanya ingin bertemu dengan laki – laki yang sudah membuat putri ku gila. Berteriak memanggil namanya, berlarian di taman dan menangis karenanya. Xi Luhan.. siapa laki – laki itu Kim Nana?” raut wajah & intonasi bicara Tuan Kim mulai berubah.

Nana mengusap wajahnya kasar, ia benar – benar akan meledak. “Appa!”

“Ikuti apapun yang aku perintah kan Nana –yya.” Jenderal Kim berbalik hendak melangkah menuju lobi utama.

“APPA YANG HARUS MENDENGARKAN KU! APPA KAU JAHAT—- “

“JANGAN MEMBANTAH!” teriakan Jenderal Kim membuat Seunghwan tak percaya. Perdebatan antara Kim Nana & seorang ayah yang sangat menyayangi putrinya.

“TIDAK! AKU TIDAK AKAN PERGI! APPA DENGARKAN AKU APPA! NAN SHIREOYO APPA!  Hiks.. “ rasa amarah yang kian membuncah, membuat Nana tak sanggup lagi berkata – kata. Ia terduduk dilantai dengan tangisan yang ikut memecah. Ia tidak memperdulikan lagi jika ini adalah tempat umum. Ia benci semua ini. Sangat menjengkelkan baginya jika ia harus diperlakukan layaknya seorang putri raja. Ia sangat membenci semua orang yang menggunakan kekuasaan untuk sebuah kepentingan pribadi.

“Hiks.. hhhmmpks.. aku — aku tidak — aku tidak mau pergi appa. Hiks.. appa jebal. JEBALYO APPA!” Nana berteriak dengan tangisannya yang memecah.

“Nana –yya, menurut lah pada — “

“APA YANG SUDAH KAU KATAKAN  PADA APPA KU SAMCHON! AKU SUNGGUH TIDAK MEMILIKI HUBUNGAN APAPUN DENGANNYA! EOBTAGUYO JINJJA!” Nana berteriak pada Kim Young Min.

“Hiks — “ Nana mendapati tatapan Seunghwan yang juga melihatnya. “Oppa! Ahjussi!” Nana memanggil Seunghwan kesal. Seunghwan hanya bisa menatapnya seperti mengatakan ‘maafkan aku Nana –yya’. Ya, kedua pria tua itu mengetahui semuanya dari Seunghwan. Seunghwan tidak memiliki pilihan lain ketika CEO utama itu bertanya langsung padanya, atas apa yang ia ketahui tentang anak – anak asuhnya EXO. Terutama member berkebangsaan Cina, Xi Luhan. Dan.. semua bukti foto – foto yang selama ini berhasil didapatkan oleh tangan kanan Jenderal Kim, bahwa Luhan memang memiliki hubungan khusus terhadap Nana.

“Shireo! Aku tidak akan pergi. Jebal appa! Appa jebal! Aku mau pulang.. hiks.. hmppks.. appa nan shireoyo appa!” Kim Nana yang selama ini terlihat liar & terkesan frontal, kini tengah menangis memberikan sebuah penolakan layaknya anak berumur 5 tahun. Nana mengeras pada posisinya, ia menggeleng – gelengkan kepalanya tidak mau masuk ke apartement. Jenderal Kim menatap Nana tak percaya. Putri yang selama ini sangat ia banggakan ternyata bisa menangis memohon seperti ini. Ia sungguh tak habis pikir akan sikap Nana yang berubah drastis setelah ia mengetahui Nana berhubungan dengan Luhan. Nana bukanlah putri sematawayangnya yang kuat seperti dulu. Itu adalah Kim Nana yang lemah.

“Bangun. BANGUN!” Jenderal Kim membentak Nana untuk pertama kali dalam hidupnya.

“Hiks.. “ Nana menggeleng cepat, ia tetap tidak ingin melakukannya. Meskipun ia tidak tahu  rencana sang appa & kedua pria yang berdiri disamping nya itu, Nana bersikeras tidak ingin  bertemu Luhan lagi.

Dalam waktu yang bersamaan..

Satu jaguar hitam lagi masuk ke basement Pongpyu. Mobil itu terparkir tepat disamping jaguar hitam yang di naiki oleh Nana & Jenderal Kim. Dua orang pria berseragam safari membukakan kedua sisi pintu mobil tersebut.

“Maaf, kami terlambat Tuan.” Seorang pria paruh baya tampak mengucapkan sesuatu dalam bahasa yang Nana tidak memahaminya. Saat itu juga ia berhenti menangis dan berdiri.

“Tidak apa – apa. Aku sangat berterima kasih atas kedatangan mu Tuan Xi.”

DEG!

“Tuan Xi?” Nana hanya mengerti kalimat itu. Jantungnya kembali berdebar keras ketika pria yang baru saja tiba itu bermarga Xi, lalu.. apakah wanita yang berdiri disebelahnya adalah Nyonya Xi? Nana semakin bingung atas apa yang terjadi saat itu. Wajah sembabnya  menatap heran pada sepasang pria & wanita yang tersenyum ke arahnya.

Wanita berbalutkan blazer casual itu sedikit membungkukkan kepala padanya dan tersenyum.

“Kau sungguh tidak pernah bertemu dengan mereka?”

Pertanyaan Kim Young Min membuat Nana menoleh. Nana menggeleng pasif, “Samchon.. “ suaranya berharap sebuah penjelasan.

“Xiao Lu de Mama, Xiao Lu de Papa.. “

DEG! Nana tidak yakin jika jantungnya masih memompa darah ke seluruh tubuhnya saat ini. Ia tidak yakin dengan rongga paru – parunya yang  masih memiliki stok oksigen untuk bernafas saat ini. Yang ia yakini adalah pendengarannya yang salah, atau mungkin.. kalimat mandarin yang baru saja di ucapkan oleh sang appa salah ia artikan.

“Ucapkan salam pada mereka.” Suara sang appa kembali membuyarkannya. Nana terlihat seperti orang linglung. Ini lebih buruk ketika Luhan tidak mengakuinya pada obrolan Kakao Talk Chorong waktu itu. Realita yang sungguh tidak ia sangka – sangka dan juga tidak ia harapkan sama sekali.

“Appa kau sungguh mengerikan.” Desis Nana pasrah.

Jenderal Kim & Kim Young Min hanya tersenyum tipis, sementara Seunghwan masih merasakan hawa tegang disekitarnya. Belum lagi, ketika ia akan pergi ke dorm EXO dan melihat Luhan yang akan berhenti bernafas dalam seketika, pada saat namja itu mengetahui siapa saja yang akan ia temui malam ini.

“Tamatlah riwayat mu Xiao Lu.. “ gumam Seunghwan dalam hati.

“Appa kau sungguh mengerikan. Jadi appa ke Cina — Appa membohongi ku?!” Nana baru menyadari semuanya.

“Kepolisian Republik Cina sungguh mengundangku dalam sebuah acara. Lalu appa bertemu mereka.” Yang dimaksud oleh Jenderal Kim adalah kedua orang tua Luhan. Entah bagaimana semuanya terjadi, yang jelas saat ini Nana merasa sangat bodoh.

“Tuan Lee senang bertemu dengan mu lagi.” Nyonya Xi menyapa ramah Seunghwan manajer.

“Ah ye. Kakak Xi selamat datang.” Seunghwan ikut berbalas sapa. Ibu Luhan tersenyum lembut ke arah Nana. Nana merasa sangat canggung dengan pertemuan yang tidak wajar ini, ia menarik paksa senyumannya dan membungkuk sopan.

TING!

Dua lift terbuka dilantai yang sama, lantai 15 PongPyu apartement. Nana melihat 5 orang dewasa yang ada disekeliling nya itu sesaat.  Lalu..

“Nana? Kim Nana?!” Jenderal Kim mencoba mencegah Nana yang lebih dulu berlarian menuju sebuah pintu apartement yang ia yakini sebagai dorm EXO – K.

“Kenapa dorm nya disini? Mereka tinggal bersama lagi?” tukasnya dalam hati. Nana melihat kelima orang dewasa itu jalan mendekat. Tanpa menunggu lama ia langsung menekan bel apartement. Ia harus segera menemukan Luhan agar dapat mengantisipasi apapun yang akan terjadi .

Ting Tong Ting —  ceklek! Sosok Im manajer muncul dari balik pintu.

“Eoh, Nana –yya wasseo?” manajer Im sepertinya juga sudah mengetahui semua ini. Tanpa menjawab manajer Im, Nana langsung berhamburan masuk Yeoja itu membuka sepatunya asal dan langsung berlarian masuk kedalam. Baru saja berlari beberapa langkah, Nana sudah menemukan dua orang yang tergeletak di atas sofa yang berbeda pada ruang TV dorm. Tatapan Nana meredup ketika menatap salah seorang diantara kedua namja yang sedang terlelap disana..

“Ya Tuhan.. pasti rusa bodoh ini akan menertawakan ku jika dia tahu aku kembali lagi.” Perasaan Nana remuk redam. Tak dapat ia bayangkan wajah Luhan yang akan mengejeknya habis – habisan setelah surat perpisahan yang ternyata hanya bertahan 1 minggu saja -_-

“Xiao Lu pasti akan menertawakan ku. Eotteokhanya ije? Eomma.. “ Nana mengehentakkan kakinya frustasi. Ia masih berdiri memandangi Luhan yang tidur dalam keadaaan menyamping.

“Nana –yya.. “

Deg! Nana spontan berbalik. “Eoh! Appa.” Nana melihat sang appa yang berdiri di belakangnya. Tanpa pikir panjang yeoja berlesung pipi itu berhamburan menuju sofa dimana Luhan sedang tertidur.

“Nana, bukan yang itu?” Jenderal Kim menunjuk Kris yang tidur dalam keadaan terlentang. Nana menghela nafas berat, “appa akan melihat betapa tampannya rusa ini dibandingkan naga bodoh disana.”

Jenderal Kim hanya mengulum senyumannya ketika mendengar putri kesayangannya itu mulai tampak kembali normal.

“Xiao Lu..” meskipun otot – otot tangannya terasa bergetar, Nana memberanikan diri untuk membangunkan Luhan. Ia harus lebih dulu menjelaskan pada Luhan atas apa yang terjadi saat ini.

“Xiao Lu.. bangun..”

“Ya!”

Nana semakin yakin bahwa jantungnya sudah lenyap tak berbekas pada dadanya ketika Luhan tiba – tiba saja bangun dan menghardiknya.

“Xiao Lu aku — “

“KAU KIM NANA? BENAR KAU KIM NANA? EOH! GEURE! ENYAH DARI MIMPI KU SEKARANG? AAAAAAAKKK! AKU SUDAH MUAK —- “

“GULP – “ Nana menelan keras salivanya ketika Luhan berteriak lepas dihadapannya dan sang appa. Tetapi teriakan Luhan menggantung ketika Jenderal Kim berjalan mendekat.

“Nu — n— nu — nugu – nuguseyo?”

Plak! Nana menepuk keras dahinya sendiri, “kau akan mati Xiao Lu. “

#Flash Back End

xxx

Luhan & Nana duduk pada lantai beralaskan permadani coklat muda. Tak ada satupun dari keduanya yang berani mendongakkan wajah saat itu. Seunghwan, Jenderal Kim, Kim Young Min serta kedua orang tua Luhan duduk pada sofa panjang yang tadinya di tiduri oleh Luhan. Sementara itu Kris masih tertidur pulas tanpa mengetahui apapun. Teriakan Luhan sungguh tidak membuat namja itu terbangun. Jenderal Kim melarang Seunghwan untuk membangunkan Kris dan pindah ke kamar. Karena  guratan letih sungguh terlihat dari lekuk wajah Kris saat ini. Suasana dorm terasa begitu hening, mungkin itu juga karena semua memberdeul sudah terlelap. Manajer Im juga langsung kembali ke kamar, usai membukakan pintu.

Jenderal Kim masih memandangi Luhan dari balik kaca matanya. Tatapan pria tua itu sangatlah misterius. Luhan bahkan tidak menyapa orang tuanya sama sekali yang jauh – jauh datang dari Beijing karena rasa shock yang  belum juga sirna. Tak ada yang dapat ia tanyakan saat ini. Ia juga tidak perduli lagi tentang yeoja yang duduk disampingnya saat ini, Kim Nana atau bukan. Luhan hanya berpikir untuk mempersiapkan diri atas apa yang terjadi beberapa waktu berikutnya. -_-

“Katakan semuanya sekarang.” Suara Jenderal Kim menjurus pada sosok Nana yang masih menunduk.  Nana mendongak perlahan, “ye?” Nana sama sekali tidak mengerti.

“Siapa laki – laki ini? Apa hubungan mu dengannya?” Jenderal Kim memperjelas.

Nana membeku, ia menoleh sekilas pada Luhan. “Dia — dia — dia Luhan, appa.” Jawab Nana dengan nada takut.

“Hubungan seperti apa yang telah terjalin?” Selagi Jenderal Kim berbicara dalam bahasa Korea, maka Seunghwan menjadi penerjemah bagi kedua orang tua Luhan -_-

“Eobseoyo appa. Bukan apa – apa.” Nana menggeleng pelan.

“Benarkah begitu anak muda?”

“YE?” Luhan langsung terhenyak hebat ketika Jenderal Kim bertanya padanya.

“Benarkah kau menyukai putri ku?”

“Appa!”suara Nana spontan meninggi ketika pertanyaan itu terlontar dari mulut sang appa.

Luhan melihat sejenak wajah ayah & ibu nya serta Seunghwan & Kim Young Min. Tatapannya seakan meminta bantuan dari mereka yang ada disana.

“Anak muda aku sedang bertanya pada mu.”

Nana sungguh khawatir jika Luhan sampai salah bicara. “Appa. Ini sudah berlebihan. Appa, samchon dan Seunghwan ahjussi hanya salah paham. Amogataseo. Jeongmal. Appa geumanhaejwo.” Nana terus memohon pada sang appa.

Jenderal Kim justru sama sekali tidak menggubris perkataan putri nya. Itu terlihat dari tatapannya yang tak kunjung luput dari sosok Luhan. Luhan yang malam itu menggenakan jaket merah serta jeans hitam, membuat penampilan namja itu tidak begitu buruk meskipun ia baru saja terbangun dari tidurnya.

“Xi Luhan.. “ Jenderal Kim memanggil lengkap namanya.

Kali ini Luhan langsung mendongak dan menjawab, “ye. Iseumnida.”

“Ya!” Nana menyikut lengan Luhan. Merasa tak percaya atas pengakuan namja itu. “Xiao Lu! Apa kau gila?” Nana berbisik pada telinganya.

“Kau tidak mengerti urusan pria. Sudah diam saja.” Luhan balas berbisik. Kegalauan yang di alami keduanya beberapa hari ini seakan pupus begitu saja dengan tingkah konyol keduanya saat ini -_-

Mereka tampak seperti dua orang yang tidak sedang patah hati.

“Luhan kau sudah mencoreng nama baik keluarga kita. Kau tahu itu?”

“Shenma?!” Luhan terbelalak lebar mendengar Ibu nya berbicara.

“Ayah selalu mengatakan pada mu untuk menjadi laki – laki yang bertanggung jawab. Kenapa  kau melakukannya Xi Luhan?” kini giliran Tuan Xi.

Ekpresi wajah Luhan benar – benar seperti orang tersedak saat ini. Ia nyaris tak mampu berkata – kata. Sepertinya kedua orang tuanya mendapat penerjemah yang salah -_-

“Hyung! Apa yang kau katakan pada mereka?” Luhan menatap Seunghwan kesal.

Seunghwan justru hanya menjawab dengan mengangkat kedua bahunya enteng. Sementara Kim Young Min hanya tersenyum  tipis, menahan rasa geli yang sebenarnya bisa membuatnya tertawa terbahak atas semua kesalahpahaman yang ada.

“Luhan kau sudah keterlaluan!” Suara ayahnya tiba – tiba meninggi.

“Aa—yah – ayah –i –ii —ibu.. itu tidak benar. Aku — bukan— bukan seperti itu. Sungguh bukan. Aku tidak melakukan apapun ayah.” Luhan berbicara cepat dalam bahasa mandarin. Ia menggerakkan tangannya untuk membela diri. “Ayah Ibu, kalian salah paham. Tidak, aku tidak melakukan apapun disini. Sungguh. Demi tuhan. Aku bersumpah!” Luhan semakin panik  menghadapi kedua orang tuanya.

“Xiao Lu, mereka bicara apa?” Nana merasa penasaran.

Luhan melihat Nana dengan ujungn matanya, “aku menghamili mu Nana –yya.” Bisik Luhan frustasi.

“EOH! OMO! ANYITJI! Ahh.. maksud ku itu tidak benar. Geugeon anyiranikka eomonim, aboenim.. aku — aku.. “ Nana berusaha menjelaskan pada kedua orang tua Luhan, tetapi ia menggantungkan kalimatnya ketika menyadari bahwa kedua orang itu tidak akan mengerti apa yang coba ia katakan.

“Seunghwan oppa. Tolong jelaskan pada aboenim & eomonim ini. Luhan tidak pernah melakukan apapun. Kau tahu semuanya kan? Aku. Aku sama sekali tidak pernah bertemu dan bersama dengan Luhan. Oppa, terjemahkan sekarang. Palli!” Nana semakin panik.

“Kau tahu? Dia adalah putri sematawayang dari Jenderal besar Korea Xiao Lu! Kenapa kau melakukan semua ini?” suara Nyonya Xi kembali menimpali.

Luhan meratap frustasi. “Ibu.. itu tidak benar. Aku — aku — itu tidak benar Ibu! Ayah!”

“Oppa! Kenapa kau diam saja?! Ahh Samchon! Jebalyo.. “ Nana kini memindahkan permohonan pada samchonnya, Kim Young Min.

“Katakan yang sebenarnya Nana –yya. Hanya itu yang appa mu inginkan.” Kim Young Min hanya memberi petunjuk.

Nana kembali menatap sang appa dan mereka bergantian. Ia memejamkan sesaat matanya. Kepalanya seakan berkedut. Ia tidak memiliki pilihan lain. Nana tahu maksud dari semua ini. “Sigh – geure. Naega halkkeyo.” Nana akhirnya mengangguk, bersedia memberikan semua jawaban yang  appa nya  inginkan.

“Aku .. aku berada disana, menjadi Trainee.. karena mu Xia Lu –ah. Meskipun aku lolos karena kemampuan ku sendiri, tapi itu semua karena mu.”

Luhan tertegun mendengar apa yang baru saja Nana katakan. Ia sama sekali tidak percaya.

“Kaki kanan ku tidak bisa bergerak sebagaimana mestinya sejak latihan tari yang selalu ku lakukan. Hajiman.. aku sangat ingin berada didekat mu, kkeuronikka.. aku berlatih keras agar aku lolos audisi global itu. Hingga pada akhirnya.. aku juga menyerah karena mu.”

DEG! Luhan menatap Nana disampingnya, “Kim Nana.. “ mata Luhan berkaca – kaca tidak percaya atas apa yang Nana lakukan.

“Mianhae appa. Mianhae samchon. Aku sudah melakukan hal bodoh yang tidak pernah ku rencanakan sebelumnya. Mianhaeseo.” Nana bersujud didepan semuanya. Sesaat kemudian, ia kembali ke posisi duduknya semula. “Geundae.. aku ingin mengikuti jejak mu appa. Aku ingin menjadi putri yang selalu kau banggakan appa. Samchon mianhae, aku seperti hanya memanfaatkan kedudukan mu. Tapi.. aku sungguh ingin pergi ke akademi itu. Aku — aku & Luhan telah selesai.”

Luhan hanya menunduk tanpa menoleh sedikitpun. Meski telinga dan matanya semakin memanas, ia memilih untuk tidak mengatakan apapun. Karena ia tahu bahwa Nana tidak akan merubah keputusan begitu saja.

“Aboenim, eomonim do.. jwoseonghago, kita bertemu dengan cara seperti ini. Tapi, sungguh senang bisa bertemu dengan kalian. Appa do gomapta.” Nana menahan air matanya yang akan segera tumpah, yeoja itu menundukkan kepalanya agar tidak ada yang melihat air matanya.

“Aku tidak setuju.”

DEG! Jawaban Jenderal Kim membuat Nana & Luhan reflek mendongak. Nana menyeka air matanya, “appa.. “

Jenderal Kim merogoh jas tebal yang ia kenakan, dan mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah dari dalam sakunya. Ia menaruh benda mungil itu di atas meja, dan menyodorkan ke sisi Luhan.

Luhan melihat kedua orang tuanya sekilas yang hanya member  respon sebuah anggukan dan senyum tipis.

“Kau sudah membuat putri ku berani melangkah sejauh ini hingga membuat putri ku melukai dirinya sendiri.”

“Maafkan aku Tuan. Sungguh maaf.” Luhan langsung mengiyakan perkataan Jenderal Kim sebagai seorang laki – laki. Ia tahu bahwa semua ini karena kesalahannya.

“Maka dari itu ambil ini.. “ Jenderal Kim medorong pelan kotak kecil tersebut hingga ke sisi meja. Luhan dapat melihat jelas kotak merah berhiaskan pita hijau kecil di atasnya. Persis seperti sebuah kado natal.

“Kami tidak memiliki waktu banyak.” Kim Young Min menimpali.

“Ye. Algaeseumnida.” Luhan mengangkat sedikit tubuhnya dan meraih kotak  kecil tersebut. Tanpa aba – aba, Luhan langsung membukanya..

Nana yang semula tidak tertarik sama sekali pun ikut teralihkan pandangannya pada dua benda mengkilap yang terdapat di dalam kotak tersebut. “Ige mwoyeyo?” Nana langsung mendekatkan posisinya ke arah Luhan agar dapat melihat lebih jelas.

“Cincin.. “ Luhan menoleh pada Nana yang juga menatapnya heran. “Cincin? Astaga! Appa!” Nana langsung merampas kotak itu dari tangan Luhan dan kembali menaruhnya di atas meja. “Jadi kalian merencanakan semua ini? Appa hajima. Hajimalgu appa! Miwoeyo!” ekspresi wajah Nana lebih panik dari sebelumnya. Sebuah pernikahan atau senejisnya, itulah yang saat ini tertangkap oleh Nana pada saat Luhan membuka kotak itu.

“Appa. Umur ku baru saja menginjak 20 tahun. Lalu dia .. dia belum dewasa appa.” Nana menunjuk Luhan dengan tatapan meremehkan -_-

Luhan merasa tidak terima, ia dengan cepat menggeser telunjuk Nana dari hadapannya.

“Appa. Appa jebal… jangan lakukan ini pada ku appa. Samchon! Eomonim? Aboenim? Senghwan oppa ahjussi!” Nana terlihat sangat frustasi. Tak ada satu orang pun dari ke empat orang dewasa itu menjawabnya.

Plak! Nana menepuk keras bahu Luhan. “Katakan sesuatu! Palli!” Nana mengeraskan rahangya.

“Apho!” Luhan mendengus kesal sembari mengusap bahunya. Sebenarnya, Luhan juga masih berpikir atas tawaran dari Nana appa. Baginya ini adalah kesempatan yang datang sekali dalam seumur hidup. Karena Nana juga belum tentu bersedia jika ia melamarnya secara langsung nantinya. -_-

“Xiao Lu! Neo namjaeyo? Marhaebwa! Palli!” Nana berbisik geram. Meminta Luhan agar segera angkat bicara.

“Ah mollayo!” Luhan menggeser bahunya dari sisi Nana. Ia bergidik kesal. Seunghwan yang melihat tingkah keduanya, diam – diam memalingkan wajah sejenak untuk tertawa.

“Xiao Lu.. “

“Ayah .. Ibu.. “ Luhan memandangi kedua orang tuanya penuh tanya.

“Kami semua sudah sepakat. Kami merestui hubungan kalian.” Ayah Luhan mengangguk tersenyum.

Nana memandang Seunghwan dengan tatapan penuh harap akan sebuah terjemahan.

“Mereka ingin cepat – cepat pulang ke Beijing. Cepat lakukan yang mereka perintahkan.” Seunghwan memasang wajah galaknya.

“Andwae. Nan mothae.” Nana berkata tegas. “Keputusan ku sudah bulat. Aku & Luhan sama sekali tidak memiliki hubungan apapun. Geunyang chingu.”

“Ye, masseumnida. Nana benar.”

DEG! Nana tak menyangka jika Luhan juga akan berkata demikian.

“Aku & Nana pernah saling menyukai.” Luhan pun menjawab tegas.

Mendengar lanjutan ucapan Luhan, membuat tekad Nana  semakin bulat untuk menolak pertunangan ini. “Geure. Kami tidak akan melakukannya.” Nana semakin mantap.

Jenderal Kim mengangguk santai, “geureyo. Aku sudah melakukan kewajiban ku sebagai seorang ayah. Kau akan masuk ke akademi lusa nanti. Waktu dua minggu itu hanyalah kesempatan yang aku berikan pada mu Nana –yya. Mereka sudah mulai proses pembelajaran sejak 2 minggu lalu.”

“Appa.. “ suara Nana bergetar. Ia sama sekali tidak menyangka jika sang appa berbuat sejauh ini hanya demi kepentingan dirinya.

“Kim Nana adalah putri kebanggan ku. Dia harta yang ku miliki satu – satunya didunia ini. Dia adalah orang yang akan merawat ku ketika tubuh ku terbaring lemah diatas ranjang hangat suatu saat nanti. Aku tidak akan membiarkan putri ku terluka meski hanya karena romansa muda mudi yang aku sendiri tidak mengerti. Karena aku adalah seorang ayah.”

“Appa.. “ air mata Nana menetes membasahi pipinya. Perkataan sang appa selama ini bukanlah hanya sekedar bualan semata.

Ucapan Jenderal Kim membuat mereka semua terdiam di ruangan itu. Kecuali Kris, yang benar – benar tidak tahu menahu tentang apapun yang terjadi hingga kini. -_-

“Geure. Kalian sudah memberi  jawabannya. Tuan & Nyonya Xi, aku sangat berterima kasih atas semua ini.” Jenderal Kim menoleh sopan pada kedua orang tua Luhan.

“Sebuah kehormatan bagi kami Tuan.” Ayah Luhan menunduk sopan.

Jenderal Kim menggerakkan tangannya untuk mengambil kembali kotak berisi sepasang cincing tersebut. Tetapi ..

“Chamkamanyo!” sebuah tangan lebih dulu mengambil kotak itu.

“Jwoseonghago. Aku berubah pikiran.” Luhan bangun dari duduknya, dan membungkuk sopan. Lalu ia menarik tangan Nana untuk ikut bangun.

“Xiao Lu apa yang kau lakukan!”

Luhan mengabaikan respon Nana. Ia tetap menarik Nana untuk segera berdiri. Kemudian ia membuka kotak cincin tersebut.

“Andwae appa! Shireo! Dia sudah banyak menipu ku. Appa mollaseo? Dia selalu membuat ku menangis. Dia banyak menjalin hubungan dengan yeoja dibelakang ku appa. Shireoyo! Aku tidak akan menikah dengan mu Xiao Lu. Tidak akan.”

Luhan tidak membantah apapun yang Nana katakan. Karena itu semua adalah fakta. Ia menghembuskan nafas pelan, dan memulai semuanya sebagai seorang laki – laki.

Luhan memilih untuk menggunakan mandarinnya, karena hanya Nana yang tidak memahami bahasa itu. -_-

“Benar. Semua yang di katakan oleh putri mu benar tuan. Aku tidak lebih baik dari laki – laki manapun. Tapi.. aku akan selalu mempertangung jawabkan apapun yang telah ku perbuat. Karena ayah ku selalu mendidik ku agar tidak menjadi seorang pengecut. Aku akan menikahi putri mu.”

“Siapa bilang menikah? Bertunangan!” Seungwan mendadak sengit, hingga membuat semua menatap heran padanya -_-

“Ah jwoseonghago.” Seunghwan membungkuk sopan karena sudah kelepasan bicara.

“Ah ye. Bertunangan.” Luhan meralat kata – katanya.

“Hmm. Lakukanlah.” Jenderal Kim tersenyum hangat padanya. Segenap restu terpancar dari kedua mata nya yang mulai menua itu.

Luhan perlahan berbalik, menghadap yeoja yang masih berdiri dalam keadaan bingung disampingnya itu. “Nana –yya..” Luhan melihat sepasang cincin ditangannya.

“Xiao Lu, apa yang sudah kau katakan pada appa ku? Kenapa kau mengambilnya lagi?”

“Jangan membuat ku gila Kim Nana.” Bisik Luhan dihadapannya. Tiba – tiba secercah sinar terlukis pada wajah Nana. “Omo! Jadi kau sungguh menderita ketika aku pergi? Jeongmal? Xiao Lu kau menangis? Menangisi ku?” Nana berubah antusias.

“SIGH- ! Kemarikan tangan mu.” Luhan menarik tangan Nana sedikit kasar. Nana melihat appa & samchon nya bergantian. “Samchon, appa.. kalian lihat? Betapa cantiknya aku ini. Dia sungguh tergila – gila pada ku.” Nana mengibaskan rambutnya.

Mereka yang menyaksikan hanya dapat menahan tawa agar tetap terlihat berwibawa.

“Kim Nana jangan mengarang hal yang tidak – tidak. Tangan kiri mu kemarikan, cepat!” Luhan sudah lebih dulu memakai cincin nya sendiri -_-

“Eo, baiklah jika tuan rusa memaksa ku.. “ Nana menyodorkan tangan kirinya.

Plak!

“Ahh!” Nana menarik kembali tangannya ketika Luhan menepuknya keras. “Kenapa memukul ku!”

“Tidak ada yang memaksa mu gadis idiot!” Luhan kembali menarik tangan kiri Nana, dan langsung menyematkan cincin itu pada jari manis Nana.

“Chukahanda.” Seunghwan memberi selamat atas pertunangan darurat itu dengan wajah terpaksa.

“Hmm. Gamshaeyo hyung.” Sorot mata Luhan tampak bahagia.

Nana berulang kali memperhatikan cincin yang kini sudah tersemat manis pada jari tangannya. Ia juga sesekali melihat tangan Luhan yang di lingkari cincin yang sama.

“Appa, kenapa ukurannya bisa pas seperti ini?”

“Itu karena —-“ belum habis Jenderal Kim menjelaskan, Luhan lebih dulu menyambar spontan. “Ah! Kim Young Min –nim.. cincin ku.. kau menyuruh ku untuk membuka cincin—“

“Hmm. Masseumnida. Aku menyuruh mu melepas cincin aksesori mu tadi siang.” Kim Young Min menjawab cepat.

“Wah! Daebak! Appa jjangeyo! “ Nana mengangkat kedua Ibu jarinya.

“Karena appa sangat menyayangi putri ku yang pembangkang.”

“Appa wae iraeyo?!” Nana mengerucutkan bibirnya. Ia mulai merasa bosan berada disana.

“Appa, acara ini sudah selesai kan? Bolehkah aku dan Xiao Lu pergi dari sini?” Nana melafalkan mandarinnya yang masih tebrbata – bata.

“Hmm. Tentu saja boleh. “ Ibu Luhan menjawab lebih dulu.

“Xie xie. Eomonim xie xie. Xiao Lu, kajja!” Nana menarik tangan Luhan dan melangkah menuju pintu keluar dorm.

Blam!

“Sepertinya dia gampang sekali berubah mood.” Kim Young Min melihat Nana & Luhan yang sudah menghilang di balik pintu dorm.

“Begitulah putri ku. Ah ye, Jong In juga tinggal disini?” Jenderal Kim baru teringat akan ponakan kesayangannya, Kai.

“Ye maseumnida. Mungkin dia sudah tidur.” Seunghwan menanggapi.

Jenderal Kim mengangguk sembari melihat seisi dorm, “kau mengurus mereka dengan baik tuan Lee.” Puji Jenderal Kim pada Seunghwan manajer.

“Tentu saja. Dia salah satu manajer kebanggaan kami.” Kim Young Min menambahkan.

“Hahaha. Itu terlalu belebihan tuan.” Seunghwan tersipu atas pujian yang terus dilontarkan.

“Ini.. Wu Yi Fan kan?” fokus Ibu Luhan melihat Kris yang masih tertidur pulas.

“Dia sangat menikmati tidurnya hingga tidak menyadari sudah berapa episode drama yang tayang beberapa saat lalu.”

“Hahaha. Kim Young Min –nim kau bisa saja.” Tawa mereka memenuhi seisi dorm.

“Eungghh.. “ tiba – tiba Kris memberi respon. Ia berusaha membuka matanya dan melihat sekitar. Samar – samar terlihat dari matanya empat orang yang ia kenal kecuali Jenderal Kim.

“Ughh.. Xiao Lu benar, vitamin itu membuat ku berhalusinasi..” desisan Kris dapat didengar oleh mereka yang masih duduk disana.

“Kris bangunlah dan pindah ke kamar. Kris..” Seunghwan menghampiri Kris yang masih sangat berat untuk mengangkat kepalanya.

“Hyung, tadi aku menunggu Xiao Lu..” Kris meracau tidak jelas.

“Xiao Lu sudah pergi. Masuklah ke kamar,  ayo bangun.” Seunghwan memindahkan buku yang di baca oleh Kris ke atas meja.

“Eungghss.. “ Kris perlahan mengangkat kepalanya dan bangun. Ia menatap satu persatu sosok yang ada dihadapannya dengan  mata setengah tertutup.

“Hyung.. aku bermimpi, orang tua Xiao Lu pergi kemari. Juga ada Kim Young Min –nim dan seseorang yang tidak ku kenali. Hyung.. apa Yaegi juga ada disini?”

Seunghwan membekap pelan mulut Kris dan memastikan bahwa mereka yang ada disana tidak mendengar kalimat akhir Kris barusan. “Hey, sudah ayo cepat masuk ke kamar. Tidak, tidak ada Yaegi disini.” Seunghwan menarik tangan Kris untuk bangun.

“Eoh? Aku masih bermimpi hyung. Mereka sedang duduk di sofa ini.. aigoo..” Kris meraih ponsel dan bukunya, ia melangkah gontai menuju kamar.

Blam!

Seunghwan benar – benar memastikan bahwa bocah itu masuk kedalam kamar.

“Jwoseonghago, dia memang sangat suka mengalami amnesia  ketika bangun dari tidurnya.” Seunghwan merasa tidak enak.

“Dia pemuda yang tampan.” Ayah Luhan berkomentar.

“Geure, kita kembali ke hotel sekarang. Aku sudah memesan beberapa cemilan dan wine aroma klasik untuk kita merayakan pertunangan ini.” Jenderal Kim lebih dulu berdiri.

“Tuan Lee, ajak teman mu yang membukakan pintu tadi.” Kim Young Min menimpali.

“Ah ye. Algeuseminida.”

Para tertua itu pun ikut melangkah keluar dan meninggalkan dorm.

Sementara itu di kamar KaiSoo..

Kris yang sudah kembali normal, kini berjalan mondar – mandir didalam kamar.

“Kyungsoo –ah, jadi mereka itu nyata? Kau yakin?” Kris sedari tadi hanya mempertanyakan hal sama pada D.o yang tengah sibuk dengan kertas gambarnya. Namja itu tampak sedang melukis sesuatu.

“Eo. Aku hanya mengintip sekilas hyung. Disana juga ada Jenderal besar Kim Jung Nam.”

“MWO?” Kris sontak terkejut. “Kyungsoo –ah, jadi aku bukan berhalusisani?”

Tap! D.o menaruh pinsilnya asal dan berbalik menatap Kris. “Eo. Bukankah kau memang selalu seperti itu setiap kali bangun tidur? Itu.. ponsel mu terus berdering sejak tadi. Yaegi –ssi menghubungi mu.” D.o menunjuk Note 3 milik Kris.

Kris hanya melihatnya sekilas, “sssh.. biarkan saja. Aku mengantuk. Aku tidur disini ya? Tidak berani keluar lagi.” Kris benar – benar tidak menggubris panggilan Yaegi, ia justru langsung berbaring di samping Kai yang sudah tidak sadarkan diri.

D.o menatap Kris heran, “cih.. pertengkaran suami istri? Rumit sekali.. “ desisnya pelan.

“Jarum pentul. Apa ada nama yeoja jarum pentul?” Kris menggumam dari balik selimut, ia membalas desisan D.o yang terdengar olehnya.

Saat itu juga mata D.o membulat sempurna. “Kris hyung! Eotteokha — “

“Tenang. Aku bisa menjaga rahasia.” Kris membalikkan tubuhnya membelakangi D.o

Paling tidak D.o dapat memegang perkataan Kris. Ia sangat takut jika memberdeul mengetahui apa yang sudah menjadi rahasianya sejak lama, terlebih manajaerdeul. D.o menarik selembar kertas yang ia tindih dengan sebuah kertas kosong di atasnya. Terlihat jelas lukisan bergambarkan sosok seorang gadis dan segaris tulisan tangan D.o yang bertuliskan ‘Hyun Soo Kim – si jarum pentul.’

xxx

_ Atap  Apartement _

Luhan masih saja memandangi benda yang melingkar pada jari manisnya. Tatapannya tak lekang sejak ia dan Nana tiba disini. Senyum sumringah terpancar jelas dari kedua sudut bibir namja itu. “Nana –yya.. model nya bagus kan?” sudah berkali – kali juga Luhan menanyakan hal  sama pada Nana yang sejak tak mengeluarkan sepatah katapun. Ia masih menikmati salju yang turun saat itu..

“Ya!” Luhan menyenggol tubuh Nana pelan. “Kenapa tidak menjawab ku!” Luhan akhirnya ikut duduk disamping Nana. Suasana natal semakin terasa pada saat Luhan ikut melihat butir – butir salju yang turun menutupi permukaan atap apartement.

Nana membuka syal yang ia kenakan, tanpa memberitahu lebih dulu, ia langsung melingkarkan syal itu pada leher Luhan. “Suhu tubuh mu masih terasa hangat. Kau tidak akan bisa menerima penghargaan Baidu esok hari.” Suara Nana berhembus lembut.

Luhan semakin menarik senyumnya. “Gomapta.. “ Luhan mengusap sayang puncak kepala Nana. Tidak tahu apa yang terjadi padanya kemarin, tidak tahu betapa kacaunya seorang Xi Luhan kemarin, yang ia butuhkan hanyalah keberadaaan seorang Kim Nana saat ini di hadapannnya adalah sebuah kenyataan. Sungguh bukan sebuah halusinasi atau mimpi semata.

“Sssh.. jangan.” Nana menggeser tangan Luhan pada saat namja itu mencubit gemas pipinya.

Luhan  teringat akan perkataan Nana. “Kaki mu.. kaki mu yang sebelah mana?” Luhan menarik kaki kiri Nana ke dekatnya.

“Aish! JANGAN!” suara Nana membuat Luhan semakin terheran – heran. “Nana –yya wae geuraeyo?” tanya Luhan polos.

“Jangan menyentuh ku dimana pun itu. Memangnya kau siapa?”

Lagi – lagi pertanyaan itu membuat hati Luhan mencelos. “Memangnya kau siapa?” Luhan balik bertanya dengan pertanyaan yang sama.

“Mwo?” Nana tercengang.

“Memangnya kau siapa? Kau bisa pergi dan kembali sesuka mu Kim Nana.”

“Xiao Lu mworagu? Kau menjiplak kata – kata ku!” Nana menolak Luhan pelan.

Luhan menatap teduh sosok yeoja yang sangat ia cintai itu, yeoja yang baru saja sepenuhnya menjadi miliknya. “Jangan pergi lagi.. “ hembusan lembut suara Luhan diiringi dengan gerakan tangan yang mencoba mengenggam kedua tangan Nana.

Nana tidak dapat berkata – kata. Ia hanya terdiam mengikuti gerak tangan Luhan yang membawa kedua tangannya untuk di genggam.

“Aniya, maksud ku.. kau boleh pergi, tapi berjanjilah untuk kembali. Hmm?” Luhan menautkan kedua tangannya dengan kedua tangan Nana, dan merengkuhnya hangat.

“Suhu tubuh mu hangat sekali Xiao Lu. Begitu menderitanya kah kau karena aku pergi meninggalkan mu?”

Luhan akan selalu cengo jika Nana mulai membanggakan dirinya sendiri. “Ya Kim Nana!” Luhan berdecak kesal.

“Aihh.. lepas. Kau ini kenapa suka sekali memegang ku. Lepas! Auwhh..” Nana merasa risih dengan genggaman Luhan, ia melepas paksa tangkupan tangan namja itu dan kembali duduk bersandar menghadap lurus ke depan. “Hufh .. “ Nana menghembuskan nafasnya.

“Nana –yya, kau.. tidak suka dengan pertunangan ini?” Luhan memberanikan diri untuk bertanya. Karena sejak tadi raut wajah Nana berubah datar.

“Oppa ku.”

“Ye?”

“Kakak ku. Aku ingin bertemu kakak ku.” Sorot mata Nana lurus menatap permukaan atap apartement.

Luhan bangun dari sandarannya, “kakak? Kau memiliki kakak?”

Nana mengangguk pelan, “Eo. Dia tidak bisa di hubungi.”

“Kau tidak pernah mengatakan jika —- “

“Aku juga baru mengetahui keberadaan kakak ku.” Sanggah Nana cepat.

Luhan mengernyitkan dahinya, “Memangnya kakak mu dimana? Kau sudah bertemu dengannya?”

Nana mengangguk cepat, “uhm.. dia selalu bersama ku sebelum aku pergi ke Jepang.”

“Mwo? Eonje? Yang  mana? Aku pernah melihatnya?” Luhan semakin penasaran.

Nana menoleh seraya tersenyum, “Xiao Lu kau meminum obat mu dengan teratur? Semoga SMTOWN week nanti berjalan lancar. Hwaiting!” Nana sengaja mengalihkan pembicaraan.

“Kau belum menjawab — “

Tangkupan tangan Nana pada wajah Luhan membuat namja itu berhenti berkutik. Nana mendekatkan wajahnya sedekat mungkin hingga ia dapat mendengar deru nafas Luhan.

“Xi Luhan, aku sedang banyak berbuat baik saat ini. Agar Tuhan mengabulkan doaku untuk bertemu dengan mu. Hal pertama yang aku lakukan nanti adalah akan terus menatap mu hingga mata ku perih, lalu aku akan pergi. Kau masih mengingat isi surat ku itu?”

Luhan mengangguk cepat, “tapi aku tidak suka kata – kata mu di akhir.”

Nana tersenyum kecil, “jangan khawatir. Aku tidak akan melakukannya.”

“Tapi kau tidak pernah mau berjanji pada ku Kim Nana.”

Nana mengubah posisi duduknya dan menyandarkan kepala pada salah satu pundak Luhan. “Kau menyukai ikatan yang seperti ini?” Nana mengangkat tangan kirinya yang berhiaskan sebuah cincin.

“Ini membuat lebih ku tenang.. “ Luhan ikut merebahkan kepalanya di atas kepala Nana.

“Appa mu sangat mengerti perasaan ku Nana –yya.. “

“Begitukah? Aku merasa ini sebuah pertunangan yang konyol.”

Mendengar ucapan itu Luhan kembali mengangkat kepalanya, “jadi kau menganggap semua ini sebuah lelucon?”

Nana kembali tersenyum tanpa mengangkat kepalanya, “Kau pikir kau siapa Xiao Lu?”

“Ya! Bisakah kau membuang jauh kalimat itu? Miwoyeo!” Luhan mendadak kesal, ia menggeser bahunya yang di sandari oleh Nana.

“Ah wae! Kenapa menggeser bahu mu!” Nana ikut sesungutan.

“Aku tahu kesalahan ku! Tapi.. bisakah kau mempercayai ku satu kali saja? Aku serius dengan hubungan ini!”

“Beraninya kau membentak ku! Kau pikir kau sia — “

PLAK!

“AAAK! APHA! XIAO LU APHAYO!” Nana meringis keras ketika Luhan benar – benar memukul lengannya hingga memerah.

“Hati ku lebih sakit dari pada pukulan itu. Aro!”

HUG! Nana menjawabnya dengan memeluk Luhan dari arah samping. Ia kemabali bersandar pada bahu namja itu. “Arayo. Kau pikir kau siapa? Tentu saja Xiao Lu ku yang tampan.” Nana tersenyum kecil.

“Kepala batu!” Luhan masih merasa kesal. “Uhm.. kau kepala rusa ..” Nana menjawab polos.

“Aish! YA!” Luhan semakin merah padam. Tetapi Nana tak kunjung melepaskan pelukannya, “hahaha.. Xiao Lu tetaplah seperti itu. Aku akan mengambil gambar mu.” Nana dengan cepat merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah ponsel.

“Aish jinjja! Xiao Lu, aku harus kembali ke hotel sekarang.  Penerbangan ku besok pagi pukul 7.” Nana mendapati sebuah pesan singkat dari ponselnya.

“Jinjja? Kami juga akan pergi pukul 7. Ahhh.. apa – apaan ini!” Luhan menggerutu.

“Cincin ini akan menjamin hidup ku yang akan selalu berlabuh dimana pun kau berada. Tidak perlu takut.. “ Nana mengangkat tangan kirinya.

“Kenapa tidak pernah mau mengucapkan sebuah janji pada ku? Tidak bisakah menonton SMTOWN week sebelum kau pergi?” Luhan meremas kedua tangan Nana.

“Aku sudah tertinggal banyak semua pelajaran yang ada di akademi Xiao Lu. Aku akan melihat fancam ketika waktu istirahat. Rusa ku pasti yang tertampan disana, geurotji? Eoh?” Nana mengusap hangat kedua pipi Luhan.

“Lihat.. kau selalu menghindari kata – kata janji Nana –yya!”

“Apa sebuah janji bisa membuat kita tidak saling melukai lagi? Lalu bagaimana jika tanpa sengaja aku menyakiti perasaan mu setelah aku mengucapkan sebuah janji Xiao Lu?”

“Jadi kau memiliki rencana untuk —“

Nana memotong cepat, “anyu. Karena di mata ku hanya ada Xiao Lu.”

“Lalu apa maksud perkataan mu? Kau ingin membalas ku?”

Nana lagi – lagi menggeleng, “aku pernah berjanji, dan itu membuat seseorang terluka karena ku. Tidak bisakah kita menyerahkan semua ini pada takdir? Cukup aku yang terseret oleh mimpi itu Xiao Lu.. “

“Hoya? Kau sedang membicarakan tentangnya saat ini?” Luhan menyimpulkan.

“Dia teman ku sejak kecil. Wae? Kau merasa dia lebih baik dari mu?”

“Uhm.” Luhan mengatupkan bibirnya.

“Bagi ku tidak. Aku tidak memiliki alasan untuk membandingkan mu dengan siapapun.  Karena aku menjatuhkan pilihan ku pada mu Xiao Lu.”

“Jadi kau memilih ku?”

Nana mengangguk mantap, “ uhm. Tentu saja. Aahh kenapa jadi seperti ini? Palli, kita pulang.” Nana mulai gerah -_-

Luhan menahan cepat lengan Nana, “7 tahun ke depan.. kau harus mengganti marga mu. Kau tidak lupa kan? Jika takdir berpihak — “

“Maka kita menikah saja. Omong kosong apa itu? Cih.. “ Nana menyambar cepat.

“Anyitji! Itu bukan omong kosong!” Luhan tidak terima.

“Hahaha. Arayo. Eo, kita menikah saja. Kemarikan kalungnya.. “ Nana tiba – tiba mendahkan tangan.

“Kau membuat ku ragu — eh?,kalung? Kalung apa?” Luhan balik bertanya.

DUK! Nana melepaskan tinjuan pada dada Luhan, “kalung apa kata mu? Lihat! Aku bahkan belum pergi tapi kau sudah melupakannya. Ahhh.. kau memberikannya pada gadis lain eoh? Xiao Lu neo jinjja..” Nana bangun dari duduknya dan berdiri.

Luhan ikut berdiri, “kalung? Bukankah kau sudah membuangnya malam itu? Aku tidak mau kesana lagi karena kau sudah pergi. Itu terlalu —”

“Jadi kau belum membuka surat ku? Ya! Xiao Lu kau !” emosi Nana mulai merambah.

Luhan berpikir sejenak. “Jadi — ah chamkamanyo.” Luhan segera meraba saku celananya dan mengeluarkann sebuah amplop yang Nana maksud. “Jadi kalungnya ada disini?”

“Kau sungguh tidak membukanya?” tanya Nana kedua kali.

Luhan mengangguk polos, “aku terlalu takut untuk membacanya Nana –ah..”

Nana berdecak frustasi, “ boooooo…”

“Aku baca sekarang saja eoh? Chamkan — “

“Andwae!” Nana menahan cepat. Luhan berdecak heran, “ kenapa? Tadi kau mau kalungnya kan? Eo, kau harus memakainya lagi.” Sret! Luhan merobek bagian atas amplop.

“XIAO LU HAJIMA!” Nana  berteriak lepas.  “Jangan baca disini. Andwae!” Nana menatap amplop santa pemberiannya itu dengan tatapan histeris.

Luhan mulai menampakkan smirk nya ketika ia tahu akan sesuatu. “Uhm.. dibaca saja bagaimana?” Luhan sengaja memperlambat gerakannya untuk mmebuka lipatan kertas hijau muda yang terdapat didalam amplop santa tersebut.

“Hajima! Xiao Lu apa kau tuli! HAJIMA!” Nana berusaha merampas amplop itu, tetapi tangan Luhan dengan lihai membawa kertas itu ke belakangnya. “Waeyo? Kau menuliskan seusatu yang romantis disini? Aigoo.. aku semakin penasaran.”

“Xiao Lu!” Nana memajukan langkahnya untuk meraih tangan Luhan, lagi – lagi ia gagal.

“Hahaha. Arasseo. Kemari, aku akan memakai kan kalungnya.” Luhan kembali memasukkan amplop tersebut pada saku celananya.

“Cha – jangan membuangnya lagi, aro?” Chup – Luhan mencuri kesempatan untuk mengecup kilat kepala Nana dari belakang.

“Ya! Beraninya kau— “

“Kita sudah bertunangan. Hmm..” Luhan dengan bangga mengangkat tangan kirinya.

“Cih.. ayo cepat kita pergi dari sini. Tangan ku membeku.” Nana lalu lebih dulu berjalan menuju pintu jeruji tanpa menunggu Luhan di belakangnya.

“Xiao Lu annyeong —”

DEG! Nana langsung berbalik. Dugaannya sangat tepat, Luhan benar – benar akan membaca surat itu di hadapannya.

“Xiao Lu ini aku Kim Nana.. “

“GEUMANHAE!” teriakan Nana menggema.

“Hahaha. Waeyo? Gwaenchana, tidak ada yang harus kau tutupi Nana –yya.” Luhan tertawa lepas, ia sangat menyukai ekspresi panik Nana.

Nana memutar otaknya sesaat, lalu ia  berlari menuju sisi pembatas atap. “Jika kau tetap melanjutkannya, aku akan lompat!” Nana melihat sekilas dasar gedung apartement. Ini hanya ancaman semata yang ia layangkan pada Luhan.

“Eyh.. begitu saja marah. Xiao Lu mianhae — “

“NAN JINSHIMNYA (aku tidak main – main) !”

Ternyata Luhan tetap meneruskan membaca surat tersebut. “Xiao Lu mianhae — “

“AKU LOMPAT SEKARANG!”

DEG! Raut wajah Luhan terlihat panik ketika ia melihat Nana sudah naik pada pembatas atap. “Na — Na –yya.. “ Luhan terbata.

“Robek surat itu!” ancam Nana dari ujung sana.

“Nana –yya disana licin. Kau bisa terpleset. Nana –yya turun!” Luhan masih memegang lembaran surat itu.

“Ah palli robek surat —- kyyaa!” Nana spontan berteriak pada saat ia merasakan kakinya nyaris terpleset karena salju yang mencair.

“NANA -YYA!” Luhan berlari ke arahnya. Nana semakin merasakan bahwa keseimbangannya mulai  menghilang.. “EOH! Xiao Lu! Xiao Lu — KYAAA!”

“YA KIM NANA!”

BRAK!

To Be Co

Mianhanda T_T

masih juga belum balas komen kalian satu persatu T_T. Tapi utk yang mention di twitter aku balas pas lagi on yah 🙂

Ah iya, sekedar pemberitahuan. Setiap chapter Klimaks & chapter akhir akan di protek nanti. Gatau kapan, pokoknya entar kalo diliat need PW yah berarti udah di protek hahahahaa 😀

See you soon :*

306 pemikiran pada “EXO SPECIAL SERIES ‘HanNa’ NO MORE – CHAPTER 8

  1. Yaampun onnie
    Keringet dingin banget bacanyaa.. Ceritanya kreatif bgt eon, feelnya berasa dapet gituu..
    Sumpahh kris kyk berasa apa gitu ya, lol wkwk
    Nnt buat couple baekhyun dong eonn, aku shipp semua couple juga kok hehe

  2. Hai thor aku reader baru, ^^
    thor aku suka bgt sama karakternya nana, kekeke. jadi pengen bgt kaya nana..
    thorr ff slanjutnya bakal nambah couple baru lg gak, aku pnasaran bgt ama crita slanjutnya.

  3. eiiiyyyhhhh…bocah ini udah mau di tunangin heboh nya ga ketulungan,,baNANA sok2 jual mahal,,padahal dia ngebet bnget itu pasti,,, paman busuk apa bgt deh buat skenario yg ngga2,, tambah frustasi ya anak2 EXO pada mau married semua,, tapi tnang paman busuk,, q sama baeki bala bala kaga keburu2 kok nikahnya ,,,aahahahahah

    kris,,,ampun bgt deh,,udah teriak2 gt kaga dnger? jngan2 ada tsunami juga dia ga bakalan bangun,,tau2 dah nyangsang aja tuh di atas pohon kelapa ahahahah

    baNANA nih petingkh bgt,,, ketahuan dulu sering ngembat mangga dari pohon tetangga sebelah,,hoi manjat2 kaya gt,,,
    dedek lian kmana ni? sepi kaga ada abang kripik kentang,, ahahahha

  4. anneyoung.. aku reader baru ni..
    salken author.. #.bow
    tadinya ak cari ff exo, taunya ketemu ama blog author, dan ak nyicil baca ff sebelumnya..and finally aku sampai pada ff hanna couple.. aku kumpulin disini aja ya thor komentnya, pokoknya intinya ceritanya bagus.. Daeebaak..
    Keep writing.. Fightingg!!
    #.maaf kepanjangan komentnya..

  5. super telat nih, baru bisa baca sekarang dan komen di chapter yang ini, mianhe eonni,
    ini kenapa tambah satu lagi yg bikin aku patah hati,
    ternyata diem2 d.o punya cewek juga,
    ini lama2 semua member jadian semua dong T.T

  6. gadis jarum pentul? Ha..haha..hahaha sedikit menggelikan. Kyungsoo bisa lukis emang eon? ._.

    Pffft! Kris amnesia disaat yang tidak tepat. Naga juga ngambek sama Yeagi yak? XD

    Lian kemana? Apa dia menghilang bersama keripik kentang yang tertelan? (?)

    kemarin di proteksi ya eon? Kenapa?

    Next, Jiayou and happy new year!! ‘o’)/

    • Tentuuuuu.. Kyungsoo itu kan member yang beneran jago gambar di EXO *berengin Kris
      Naga lagi datang bulan. Lian ada nohh di depan apartement kkkkk
      karenaaaa… jeng jeng …… hahahhaha
      nde HNY tooo

  7. Kyaaaa tunangan >< duhhh itu gak jatuh kebawah gedung kayaknya :3 aaaaaa….. xiao luuuu♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡ :*

  8. yah telat lagi 😦
    akhirnya mereka bersatu juga,,,
    dengan acara tunangan yg mendadak,,
    sumpang ngakak pas cerita di dorm

    seunghwan-ssi sabar ya atas semua cobaan
    kris g nyadar juga,,,,

    Apaaaaaa??? D.O punya gebetan Jarum pentul lucu juga

    Happy New Year oenn

    baca dulu y yg 9

  9. hello! aku baru cek lagi ni blogmu~ aku smpet salah baca, mana baca langsung yg ke 9 eh gataunya yg part ini belum baca hahaha ._.
    duh nana msh aja ya tingkahnya begitu, jangan galak” sm xiaolu *eh
    wkwkwk aduh si kris bener” ya kl abs bgn tidur, amnesianya kumat parah bener -_____-

  10. Aeyyyoo….Nana nana,,,tu kan jatoh….g percaya ma Luhan sih…hehehe
    Tp jjang….kereeeen,,,acara pertunangan yg lucu,,konyol abis….hehehe

Tinggalkan komentar