EXO SPECIAL SERIES ‘HanNa’ NO MORE – CHAPTER 6

1385994_461881337264445_136227669_n

Chapter sebelumnya – KLIK

  • Authoress : Muriza a.k.a Yaegi Cho
  • Main Casts      :

– EXO Luhan | Xiao Lu | Xi Luhan

– Kim Nana | OC | as Trainee SM (fiction)

– EXO Kris | Wu Yi Fan

– Cho Yaegi | Official OC | Kris Wife

– Wu Geum Chan & Wu Geum Sha  | Official OC | Kris Children

  • Supported Casts :

–      EXO | Xiumin – Kai – Chen – Sehun – D.o – Chanyeol – Baekhyeon – Suho – Tao – Lay |

–      EXO ‘s Real Manager | Lee Seunghwan –  Heo  Jaehyuk – Noh Yong Min – Tak Young Jun  | Kim Min Wook | Im Hyunkyun

–      Xing Zhaolin | Real SM Trainee

–      Wang / Wu Lian | Kris brother

–      Lee Howon | Hoya Infinite

–      Another BB / GB SM / Real Trainee  & OC that you’ll find on the spot later on

  • Genre             : Family –  Comedy – Friendship – Sad / Hurt / Comfort – Romance
  • Rating            : R – Restricted
  • Length           : Chaptered

Ideas, inspiration, characterization, official cast’s name, background, and the whole of the story is MINE, belongs to me  ~ Don’t do something plagiarize or plagiarism !! Everybody know that my XONAMS/XONJIES  are smart ~ I wanna study more with all of your comments ~  Typo everywhere.  We Are One ! Enjoy the story yeorobunnn ^_^

 

 

Sangat direkomendasikan untuk mendengar OST dari series ini ketika membaca chapter ini *plak 😀

XXX

OST – FT ISLAND _ AFTER LOVE

Modu da geojitmariya da geojitmariya

Its all lies. All lies

Semuanya adalah kebohongan, semua kebohongan

Noye sarangeun da geojitmariya

Your love for me was all lies

Cintamu adalah kebohongan
Itorog apeuge haeseo

You’ve hurt me so

Karena itulah aku merasa sakit seperti ini
Nal seulpeuge haeseo ulligo gan sarangijanha

You left me crying

Karena membuatku bersedih, tidakkah kau tahu cinta yang pergi dan membuatku menangis

XXX

#Flash Back

“XIAO LU! XIAO LU ! INI AKU .. XIAO LU!”  Nana berupaya agar dapat merebut perhatian Luhan ditengah kerumunan fans yang memadati studio M-Net.

“Eoh! Dia sepertinya melihat ku!”

Setelah ia merasa Luhan benar menemukan sosoknya, Nana kembali duduk. Ia  mengeluarkan selembar kertas dan menulis “XIAO LU, DEBUQI ^_^”

Lalu Nana  kembali berdiri sambil mengangkat kertas yang ia pegang.

Sementara itu dari kejauhan..

Luhan  sedikit mengernyit ketika Nana tiba – tiba saja duduk dan menghilang dari pandangannya. Tetapi sesaat kemudian,  Luhan kembali tersenyum lega dalam hatinya karena yeoja itu kembali berdiri dengan sebuah kertas. “Uh? Debuqi (maaf) ?” Luhan sempat berpikir akan kertas yang Nana tujukan padanya.

“Cih.. apa kau lupa untuk mencetak banner yang kau janjikan? Geundae..  uhm.. gwaenchana.” Luhan menatap Nana dari kejauhan seperti memberikan jawaban kertas itu,  ‘iya tidak apa – apa’.

#Flash Back End

Xiao Lu, sungguhkah  kau mengerti akan permintaan maaf ku itu?

Xiao Lu, debuqi. Karena .. waktu ku tidak lah banyak..

XXX yang

SM – EXO’s Practice room

Luhan terduduk pada sudut ruangan dengan selembar amplop yang Soo Hee berikan padanya beberapa saat lalu. Ia tidak tahu pasti, bahkan terlalu takut untuk menerka – nerka saat ini. Ia juga bersikeras untuk tidak membuka & membaca surat itu sesegera mungkin. Meskipun hati kecilnya terus memaksa untuk segera melihat isi surat tersebut.

“Tidak. Ini sungguh fans ku. Nana tidak mungkin melakukannya.” Itu adalah kalimat terus berulang kali ia ucapkan pada saat ia menuju ruang latihan.

‘XIAO LU, DEBUQI ^_^’

“Sigh – ! “ bayang – bayang kertas yang Nana tunjukkan padanya pada saat live perform di MCD kembali melintas. Luhan memeriksa pesan & panggilan masuk pada ponselnya. Jantungnya berdebar keras ketika ada satu pesan disana..

‘Soo Hee Yoon :

Nana akan check in  pukul 8. Kau dimana? Dia menitipkan sesuatu untuk mu’

Pesan itu telah masuk sejak beberapa jam yang lalu, sebelum Soo Hee bertemu langsung dengannya.

DEG! Genggaman Luhan  melemah dan hampir membuat ponsel yang ia pegang terjatuh. Tak ada yang bisa ia perbuat saat ini. Bahkan tidak tahu harus ekspresi seperti apa yang harus ia perlihatkan saat ini. Luhan terdiam membeku. Sorot mata sayu itu  berubah nanar, tetapi.. ia berusaha untuk dapat mengendalikan akal sehatnya.

“Hyung!” Sehun memanggil ke arah Luhan ketika melihat Luhan yang bangun dari duduknya.

“Aku keluar sebentar hyung.” Luhan memandang Seunghwan manajer sambil menunjuk pintu keluar ruangan. Ia berjalan seperti  tidak terjadi apapun. Luhan melangkah keluar ruangan dengan langkah tenang. Ia berhenti didepan lift dan menekan tombol lantai 4.

TING! Baru saja ia tiba dilantai 4. Tiba – tiba seseorang melintas dengan langkah yang tergesa – gesa. Xing Zhaolin. Luhan melihat Zhaolin berlarian menuruni anak tangga dengan segala kepanikan yang terpancar dari wajahnya. Luhan mulai merasa jika detak jantungnya pun ikut melemah.

“Nana-ah.. “ DEG! Luhan langsung berlari menuju ruang latihan trainee setelah ia mendesiskan nama yeoja itu.

Luhan tiba disalah satu ruang latihan. “Hosh – hosh – hosh .. “ ia mengatur nafasnya terlebih dulu, sebelum melangkah masuk kedalam ruangan.

Perasaannya  pun mulai bergemuruh semakin hebat ketika tidak ada seorangpun  yang ia temukan disana. Rasa yang semula ingin ia tepis jauh, bahwa Nana tidak akan mungkin melakukan sesuatu yang tidak ia inginkan..  kini semuanya berubah menjadi rasa ketakutan yang luar biasa. Luhan  dengan lugas  menekan sebuah kontak yang terdapat di ponselnya dan ..

Bip – Tersambung.

“Nana –ah? Nana –ah? Ya Kim Nana!” panggilan itu tersambung, tetapi tidak ada jawaban dari si pemilik telepon. Yang terdengar olehnya hanyalah suara hiruk pikuk seperti sedang didalam keramaian. Keringat dingin Luhan semakin mengucur deras ketika ia benar – benar tidak dapat menghapus sugesti bahwa Nana sungguh  pergi meninggalkannya..

“YA KIM NANA! KIM NANA JAWAB AKU! KIM NANA!” intonasti suara Luhan bergema memenuhi seisi ruangan.

Tetap tidak ada jawaban apapun. Luhan merasa seluruh otot – otot kakinya melemah, ia mencari dinding untuk bersandar. “Nana –ah? Ku mohon jawab aku. Kim Nana?!” suara namja itu perlahan juga ikut melemah, ia sudah tidak kuat menahan rasa pahit dari saliva yang tersangkut ditenggorokannya. Tumpukan kristal bening pun mulai  memenuhi kelopak matanya.

“Nana –yya? Nana –yya kau dimana sekarang? KIM NANA JAWAB AKU! YA GADIS IDIOT JAWAB AKU!” Luhan kembali berteriak pada layar ponselnya, ia melihat panggilan yang  masih tersambung.

“Nana –yya, jebal.. JEBAL! jangan lakukan ini pada ku. Ya Kim Nana! Noye sarangeun da geojitmariya Kim Nana! YA KIM NANAAAAA! NANA –YYA!”

TAK! Ponsel  yang di genggam oleh Luhan terjatuh. Ia  perlahan meringsut terduduk dilantai.

“Hhh.. SIGH -!” Luhan menyibak kasar rambutnya seperti sedang menahan sesuatu yang akan segera tumpah dari pelupuk matanya. Ia meraih amplop bermotif santa yang berada didalam genggamannya dengan tatapan nanar ..

“Jadi — jadi itu yang kau maksud dengan maaf?”

XXX

Bandara Incheon – pukul 7.45  malam

“YA KIM NANA! KIM NANA JAWAB AKU! KIM NANA!”

“YA KIM NANAAAAA! NANA –YYA!”

Nana memandangi layar ponselnya. Dapat terdengar jelas bahwa seseorang sedang berteriak lepas memanggil namanya dari seberang sana.

“Hufh – ! “ entah sudah berapa kali Nana menghembuskan nafas kasar seperti saat sekarang. Ia sengaja tidak menjawab panggilan itu tetapi justru hanya mengangkatnya saja.

Seseorang yang duduk disisi kanannya ikut mendengar suara teriakan yang bersumber dari ponsel miliknya.

“Kau berpikir jika namja adalah pilihan keripik kentang yang dapat kau pilih sesuka mu?” kekasih sejati keripik kentang, Wang Lian.

“Sigh – mollayo. Janji adalah janji. Dia hanya akan seperti ini sebentar.” Nana berusaha bersikap tenang sebagaimana mestinya.

“Hati ku menjadi sakit. Kemarikan.” Bip. Lian meraih ponsel Nana dan segera memutuskan sambungan telepon itu. “Kim Nana kau yakin tidak akan menyesal?”  Lian bergantian memandangi Nana dan dua pengawal yang memang di khususkan menjemput Nana untuk bertolak ke  Jepang.

Nana mendongak melihat dua pria yang dikirimkan oleh appanya itu. “Tuan, apa aku terlihat seperti buronan? Pergilah untuk menyeruput segelas kopi. Kha! “ Nana  menyuruh kedua bodyguard itu untuk enyah dari hadapannya.

“Cih.. menjengkelkan!” Nana bergidik kesal melihat dua pengawal yang akhirnya  pergi dari hadapan mereka.

“Kau akan menabrak semua pintu masuk jika kau tidak membuka kaca mata mu nona Kim. Ayo buka — “

“Ah! Jangan !” Nana menahan cepat tangan Lian  hendak menarik kaca mata hitam yang menutupi kedua matanya.

Lian menyunginggkan seulas senyum. “Kau bahkan lebih dulu kalah sebelum berperang. Kau akan terbalik menggunakan senjata dan akan menembak diri mu sendiri jika kau pergi dalam keadaan seperti ini. Jangan bermain – main dalam memilih Kim Nana.” Lian sudah lebih dulu merasakan asam garam kehidupan.

Nana menoleh pada Lian. Hingga saat ini pun  ia masih tidak mengerti, kenapa ia justru mengajak Lian untuk mengantarnya ke bandara dan menceritakan semua hal yang sebenarnya tak layak untuk ia ceritakan pada orang yang baru saja ia kenal seperti Lian.

“Eo. Aku lebih baik mati ditangan ku sendiri pada saat latihan menembak yang akan ku pelajari ketika di akademi nanti.” Nana menjawab enteng.

“Ku sarankan jangan pergi dengan cara seperti ini. Dia laki – laki yang baik.”

Perkataan Lian membuat Nana terdiam sesaat. “Justru karena dia namja yang baik. Aku memilih pergi dengan cara seperti ini.”

“Wae?”

“Karena — karena Luhan pasti akan menahan ku.” Suara Nana bergetar.

“Ahh ! Matna!” Lian memetikkan jarinya. “Wae?” tanya Nana heran.

“Kau memakai kaca mata itu karena kau bisa menangis dibalik gelapnya matji? Cih.. drama sekali kau ini.” Lian menolak kepala Nana dengan satu telunjuknya.

“Aish! YA!” emosi Nana langsung terpancing. Melihat reaksi Nana yang sesungutan, Lian justru hanya memandangi Nana dengan tatapan yang terkesan teduh.

Dug – dug – dug – dug

Lagi – lagi debaran itu kembali memenuhi rongga jantungnya.. Nana tidak dapat mengalihkan pandangan dari sosok Lian.

“Oppa..” Nana reflek memanggil Lian.

“Hmm, wae?”

“Apa kau — “

DING DONG DING – Diberitahukan  bagi semua penumpang jika beberapa saat lagi waktu penerbangan akan segera tiba.

Perkataan Nana terpotong begitu saja pada saat ia mendengar pemberitahuan dari pihak bandara.

“Tunggu apa lagi? Pergilah sekarang.” Lian lebih dulu bangun dan menarik koper milik Nana.  Nana membenarkan tas ransel yang ia pakai dan ikut bangun. “Eo. Geure.” Tersirat dari suara Nana, bahwa ia memiliki sesuatu yang hendak ia utarakan.

Lian sangat mengerti akan gerak – gerik Nana. “Wae? Kau masih menunggunya? Kau berharap Luhan akan kemari menahan mu pergi? Ciptakan sebuah drama, maka aku akan menjadi penonton nomor satu untuk mu.” Lian  memakai kaca mata yang semula ia lepaskan.

“Cih.. bicara apa kau ini? Sok tahu sekali.” Nana mencibir apa yang baru saja Lian katakan. Nana masih juga mematung diposisinya, ia seolah enggan menggerakkan kaki untuk melangkah. Ia pun berbalik menghadap Lian, “oppa…”

“Wae?” Lian menanggapi santai.

“Bolehkah — bolehkah aku — “ Nana susah untuk mengutarakan maksudnya.

Tetapi Lian sepertinya memang lihat dalam membaca  pikiran seseorang, terutama Nana. Lian menaruh kembali koper yeoja itu dan merentangkan kedua tangannya seperti akan menerima sebuah pelukan.

“Ini yang kau inginkan? Kemarilah.” Lian membuka lebar kedua tangannya.

HUG! tanpa berpikir lama, Nana sungguh memeluk Lian erat.  Lian tersenyum tipis, ia juga membalas pelukan Nana tanpa menunggu lama.

“Oppa..” suara Nana berubah lirih.

“Tidak perlu khawatir. Semuanya akan baik – baik saja.” Lian mengusap lembut punggung Nana.  “Oppa.. “ lirih suaranya berubah menjadi getaran yang seakan menahan sesuatu yang akan segera tumpah.

“Aku akan mengambil cuti dan mengunjungi mu disana. Jangan khawatir.”

Nana menyudahi pelukannya. Ia menyeka sesuatu yang terdapat dari balik kaca mata hitamnya. “Hiks.. siapa kau sebenarnya? Ah sial, aku menangis!” decakan frustasi Nana  mengundang tawa Lian..

“Kau sebenarnya ingin memanfaat kan ku eoh? Aku tidak memakai parfum yang sama dengan Luhan. Aku bukan Luhan.”

PLAK! Nana memukul keras bahu Lian. “Ya! Keugon anya!”

Ara. Pergilah. Mereka sudah menunggu mu disana. “ Lian menunjuk dua pengawal Nana yang sudah lebih dulu berdiri di pintu transit bandara.

“Eo.” Nana menarik gagang kopernya, “aku pergi.” Nana melambaikan tangannya lemah. “Kau akan disiksa habis – habisan jika pergi dengan wajah memelas seperti itu.. “ Lian masih melemparkan leluconnya.

“Berhenti mengatai ku !” Nana menghentakkan kakinya kesal.

“Hahaha. Ara. Yasudah, pergi sana.”

“Uhm. Oppa, sampai nanti.” Perlahan tapi pasti Nana benar – benar berbalik dan mulai melangkahkan kakinya. Akan tetapi..

“NA JIE JIE!”

DEG! Suara itu .. suara itu langsung menghentikan langkah Nana dan  membuatnya kembali berbalik..

“Olin?” desis Nana sembari menatap seseorang dari kejauhan.

“KIM NANA JIEJIE!” suara itu semakin terdengar nyata ketika terlihat seorang namja menggenakan training hitam dan kaos oblong merah berlarian ke arah tempat ia berpijak.

“Olin!” mata Nana membulat sempurna seakan tidak percaya.

“Na jie jie! Hosh – hosh – hosh – hosh – hosh. Na jiejie apa yang kau lakukan ? Kau mau pergi kemana? Tidak. Tidak boleh. Kau tidak bisa pergi jie. Tidak boleh. Kemarikan koper mu, KEMARIKAN!  “Zhaolin datang menghampiri Nana  langsung merampas kopernya.

“Olin -ah.. “ Nana tidak bisa berbuat apapun saat ini. Terlebih melihat wajah Zhaolin yang sudah terlihat sangat sembab dan membeku. Wajar saja, bocah itu mengayuh sepeda dari Gangnam menunju Incheon di tengah – tengah hujan salju  tanpa sesuatu yang tebal membalut tubuhnya.

“Hiks.. jiejie. Kau mau pergi kemana uh? KAU MAU PERGI KEMANA!” Zhaolin membentak Nana tanpa mempedulikan lagi orang – orang sekitar yang melihat ke arah mereka.

“Jangan. Tunggu aku disana. Tidak usah ikut campur.” Nana melihat dari ujung matanya bahwa kedua pengawal itu bergerak melangkah ke arah Zhaolin karena mereka mengira bahwa bocah berusia 17 tahun itu hanyalah orang asing.

Nana kembali menoleh pada Zhaolin yang masih menangis tersedu. “Olin-ah.. “

“Jie, kau sangat marah pada ku ? Kau sangat marah karena aku membohongi mu tadi malam? Jawab aku jiejie! Hiks.. “

Nana menggeleng cepat, ia menggigit keras bibir bawahnya agar butiran itu tidak benar 0 benar tumpah. “Anyia. Noona — noona hanya pergi seben — “

“ANDWAE! KAU SUDAH BERJANJI PADA KU JIE! ANDWAE! Hhmmpks.  “ Zhaolin menyeka kasar air matanya, “kemarikan koper mu. Andwae!  Kau harus menunggu hingga aku didebutkan. Kau lupa? Mana! Kemarikan ! KEMARIKAN KOPER MU JIE!” Zhaolin menarik kasar gagang koper Nana yang berada dalam genggaman yeoja itu.

“Jangan seperti ini Xing Zhaolin.. “ Nana berusaha untuk menegaskan suaranya.

Zhaolin menggeleng cepat. “Hiks. Andwae. Kau tidak bisa melakukan ini jie. Kaki mu — kaki mu tidak bisa menari terlalu lama pada saat latihan.  Lalu bagaimana jika nanti mereka menyuruh mu untuk terus berlari uh? Kau akan melukai diri mu sendiri jie! Hiks.. “ Zhaolin mencengkram kuat pergelangan tangan Nana.

“Aku akan menjalani operasi terlebih dahulu. Aku akan kuat karena aku sudah lebih dulu mengetahui letak kelemahan ku. Begitu juga dengan mu, Olin –ah. Teruslah berlatih, ara? Hwaiting!” Nana mengangkat kepalan tangannya.

“Shireo! Kau tidak boleh pergi jie! Hhhks.. jie, kau tidak jadi mematahkan leher ku? Kau bilang kau akan melakukannya kan? Ayo jie, lakukan sekarang. Kau bisa melakukannya sekarang ! “ Zhaolin  menaruh salah satu tangan Nana pada lehernya.

“Zhaolin –ah.. “ Nana gagal menahan tangisnya. Itu terlihat tetesan air mata yang mengalir dari balik kaca mata hitam yang ia kenakan.

“Ayo lakukan jie ! PATAH KAN LEHER KU SEKARANG JIEJIE!” Zhaolin semakin terisak hebat, ia mencengkram kuat kerah kemeja Nana.

Sementara Nana justru memilih diam dan tidak melakukan perlawanan. Karena.. ini adalah kesalahannya. Ia gagal menepati janji untuk menjadi kakak yang baik bagi Zhaolin.

“Noona akan sering menghubungi mu. Noona akan kembali Olin-ah. Uljimma.. “ Nana mengusap puncak kepala Zhaolin penuh kasih sayang.

“HMMPKS.. HIKS.. andwae. Na jiejie andwae.  Hiks.. “ suara Zhaolin lambat laun melemah, rasa pasrah mulai mendera.

“Jie, hiks.. jiejie tidak bisakah kau tinggal dengan mematahkan leher ku? Benarkah kau sangat membenci ku hingga membuat mu ingin pergi? Jie, maafkan aku jiejie. Hiks.. Na jie jie.. “ cengkraman tangan Zhaolin melemah, namja itu perlahan meringsut dan menjatuhkan lututnya dihadapan Nana. Zhaolin terduduk dilantai bandara dengan wajah yang memerah.   Ia tahu, bahwa ia tidak akan bisa menahan Nana.

Nana melepas kaca mata hitamnya dan ikut berjongkok. “Olin -ah? Olin -ah lihat aku.. “ Nana meremas pelan bahu Zhaolin.

“Aku membenci mu. Hiks.. “ia mendongak menatap Nana. “Aku sangat membenci mu jika kau mengingkari  janji mu jie. Hiks.. “

“Ya Xing Zhaolin neo namja matji? Apa yang pernah ku katakan pada mu jika kau seorang namja uh?” Nana meninju bahu Zhaolin.

“Aku — aku tidak akan melakukannya dan datang pada mereka jika ternyata hanya akan membuat mu pergi jie. Hiks.. kenapa — kenapa tidak tetap tinggal dengan mematahkan leher ku  saja jie? Wae? Wae jiejie WAE!! “  pancaran sorot mata Zhaolin sangat menyakitkan.

“Xing Zhaolin.. “ Nana menarik kepala Zhaolin untuk bersandar dibahunya.

“Hiks .. hmpkks.. “ Zhaolin masih sesenggukan.

“Tidak perlu takut dengan orang – orang yang akan menertawakan mu ketika pelafalan korea mu sangatlah buruk. Jangan pernah berhenti bermimpi meskipun kita tidak bisa menggayuh sepeda bersama lagi. Jika aku sudah terseret oleh mimpi, maka.. Xing Zhaolin adik ku satu – satunya harus mampu menyeret mimpi itu. Teriakkan nama ku pada showcase perdana mu kelak, meskipun aku belum tentu mendengarnya… Kau tidak lupa kan? Bahwa kau akan menciptakan sebuah lagu untuk ku? Eoh?” air mata Nana terus menetes dibalik punggung Zhaolin, ia semakin menguatkan rengkuhannya.

“Jie.. aku sangat menyayangi mu jie. Hiks.. “ Zhaolin mengeratkan tangannya pada kedua sisi pinggang Nana.

Nana memejamkan matanya sesaat, “ara. Laki – laki tidak boleh lemah. Ssangnamja.. Xing Zhaolin ssangnamja. Aku akan segera kembali  Olin-ah..”

Zhaolin mengangkat kepalanya dari bahu Nana. “Jie, berapa lama aku harus menabung agar aku bisa mengunjungi mu disana? Katakan berapa harga tiket pesawat untuk ku bisa pergi ke sana jie?”

“Tanyakan pada gege mu.. “ Nana menarik seulas senyuman.

“Gege?”

Nana mengangguk pelan, “uhm.. Gege yang sudah  membuat mu tega membohongi ku. Tanyakan padanya semua hal yang tidak kau ketahui.”

“Xi Luhan gege?”

“Eo.  Dia. “

DING DONG DING  – Diberitahukan  bagi semua penumpang jika beberapa saat lagi waktu penerbangan akan segera tiba. Suara operator kembali bergema.

“Nana? Ayo?” suara Lian menginterupsi.

Nana mengusap kepala Zhaolin untuk terakhir kali. “Ayo.. berdiri.” Nana meraih tangan Zhaolin untuk ikut bangun bersamanya.

“Jie.. berjanjilah untuk selalu hidup dengan baik. Hiks.. “

“Haoa!” Nana melakukan gaya menghormat layaknya seorang tentara pada Zhaolin.

“Hmm.. “ Zhaolin mengangguk lemah.

“Semakin pahit kehidupan, maka mimpi yang kau punya harus semakin tinggi. Xing Zhaolin seret & bawa mimpi mu ketika kita bertemu lagi. HWAITING! Ah tidak, JIAYOU! NAZHAO JIAYOU!” Nana berteriak bersemangat.

“Hmm, JIAYOU!” Zhaolin ikut berteriak meskipun ia paksakan.

“Tidak peduli sesibuk apapun jadwal mu kelak, kau harus menjemput ku di bandara ini. Tidak peduli sebanyak mana fans mu akan tersiksa, kau harus mengenggam tangan ku ketika lautan kamera mengelilingi mu. Janji?” Nana mengangkat tangannya.

Plak – Zhaolin membalas high five Nana. “Hmm. Karena kau kakak ku.”

“Geure.. Olin bye – bye .. “  Nana menarik gagang kopernya dan berbalik.

Meskipun berat, tapi  Zhaolin juga tidak memiliki pilihan lain.. “Hmm, NAZHAO JIAYOU!” Zhaolin beerteriak ke arah perginya Nana.  Zhaolin tidak ingin pergi begitu saja sebelum punggu Nana benar – benar menghilang dari pandangannya.

Tap! Sebuah tangan merangkul pundak Zhaolin. “Eunng?” Zhaolin menoleh pada namja yang belum ia kenal sama sekali.

“Masuk kan sepeda mu ke dalam bagasi mobil. Kita pergi makan sesuatu yang enak, eo?” Lian menuntun tubuh Zhaolin agar berbalik menuju pintu keluar bandara.

“Kau — kau siapa?” Zhaolin menatap Lian heran dengan mata nya yang membengkak.

“Aku gege mu.”

“Mwo?”

“Orang yang akan menghajar orang – orang yang membully mu.” Lian berbicara sambil menirukan gaya bicara Nana.

Zhaolin semakin berdecak heran ketika merasakan ada yang berbeda dari gaya bahasa Lian, “bahasa Korea mu aneh.. “

Lian mengeratkan lingkaran tangannya di leher Zhaolin, “begitukah?” Lian mengeluarkan mandarinnya.

“Eoh! Kau Chinese!” Zhaolin sontak terkejut tak percaya.

“Tentu saja. Maka itu kita harus bertahan hidup bersama – sama, eoh?” Lian berpura – pura membisikkan sebuah rahasia.

Zhaolin memundurkan sedikit wajahnya, “bagaimana mungkin sesama Chinese bisa bertahan hidup? Orang akan banyak salah paham pada kita.”

“Eyh! Kau ini! Sudah, ayo.. “

“Aaak! Leher ku!” Zhaolin memukul – mukul tangan Lian yang membuatnya nyaris tercekik.

Lian justru terus berjalan, “jangan lamban!”

“Aaakk! Aku tercekik ge!”

“Kalau begini bagaimana?” Lian sengaja lebih mengeratkannya.

“AAAAK!”

Tanpa melepaskan rangkulannya, Lian terus berjalan bersama Zhaolin menuju pintu keluar bandara. Terukir senyum tipis pada sudut bibir namja berwajah oriental itu..

“Ternyata adik ku bukanlah gadis lemah yang perlu di lindungi. Kim Nana, oppa bangga pada mu.. “ Lian berseru dalam hatinya.

 #Flashback

2 tahun yang lalu..

“Bibi, bisakah kau memberitahu ku siapa orang yang sudah membuang ku ke panti asuhan ini?”

“Dia tidak membuang mu  Lian. Dia hanya menitipkan mu disini. Kenapa? Kau ingin tahu siapa ayah mu? Keluarga Wu, memberi  mu izin untuk bertemu dengan ayah kandung mu?”

“Tidak. Ini hanya  keinginan ku sendiri Bi.”

“Kau bisa melihat semuanya didalam amplop ini. Ayah mu adalah sosok yang sangat berpengaruh di dunia kemiliteran Korea. Dia saat ini  menetap di Jepang. Jenderal Kim Jung Nam. Mungkin Kim Nana putri tunggalnya adalah adik perempuan mu.”

“Jadi.. aku harus memulai kursus berbahasa Korea agar aku bisa bertemu ayah ku? Jadi aku berdarah Korea? Marga ku Kim? Kim Nana? Dia adik ku?”

“Kau sudah dewasa Wang Lian. Kau bisa mengetahui semuanya dengan cara mu sendiri kan? Ayah mu menguasai banyak bahasa, maka itu dia menitipkan mu disini. Ku rasa ingatannya sudah cukup tua untuk mengingat mu sebagai putranya. Karena saat itu kau masih berumur 2 bulan.“

#Flashback End

XXX

Gangnam – pukul 10 malam

EXO  pulang lebih awal di hari ini. Karena esok mereka akan memulai rangkaian aktifitas mulai pukul 6 pagi. Satu Van sudah lebih dulu mengantarkan beberapa memberdeul menuju dorm bersama dua manajer. Chanyeol, Kris, Xiumin, Suho, Luhan dan Seunghwan manajer baru saja berjalan menuju basement. Mereka memilih untuk kembali bersama Seunghwan manajer karena Kris & Suho harus lebih dulu melihat jadwal EXO yang akan datang.

“Hyung, gwaenchana?” Chanyeol menyamakan langkahnya ketika ia menyadari hanya Luhan yang berjalan seorang diri didepan mereka.

“Hmm. Memangnya ada apa Park Chan?” Luhan mengangguk tersenyum. Sepertinya mereka lebih memilih untuk berpura – pura  tidak  mengetahui apa yang saat ini sedang mendera pangeran rusa itu.

“Ada yang ingin membeli sesuatu sebelum pulang?” Seunghwan membuka pintu mobil dengan tombol yang terdapat pada kunci mobil.

“Tidak hyung.” Mereka nyaris menjawab serentak.

“Hyung.. “

Seunghwan, Suho, Xiumin, Kris dan Chanyeol  menatap Luhan yang tiba – tiba bersuara. “Hmm, kau kenapa Luhan?” Seunghwan menatapnya. Sepertinya pancingan Seunghwan berhasil.

Luhan memandangi satu persatu member yang juga memandangnya, lalu kembali menatap Seunghwan manajer. “Aku ingin sesuatu.”

“Eung?!” mereka serentak kebingungan.

“Ah tidak. Maksud ku —- “

Belum habis Luhan mengutarakan maksud hatinya, Seunghwan  mengeluarkan sesuatu dari saku celananya dan melemparkan ke arah Kris.

“Eh? Hyung, ini untuk apa?” Kris menangkap benda itu dengan cekatan.

“Luhan tidak mungkin bisa menyetir dengan baik. Bawa mobil pribadi ku saja. Aku tidak enak dengan majaner lain  jika selalu mengurus percintaan kalian.” Seunghwan sepertinya sudah tahu kemana Luhan hendak pergi.

“Xi Luhan. Memangnya kau  mau pergi kemana?” tanya Kris si raja tidak peka -_-

“Ikuti saja kemana dia ingin pergi. Ingat, tidak ada pergi kerumah istri mu. Kita akan berangkat pagi – pagi sekali esok.” Seunghwan membuat Kris kembali tak mampu berkata – kata.

“Arasseo.” Kris berusaha menyembunyikan rasa kesalnya.

“Hyung, tapi  kami — “

“Andwae. Jika kau juga ikut, lalu siapa yang akan mengontrol mereka di dorm? Apa kalian pikir aku hanya mengurus hal yang itu – itu saja?” Seunghwan memotong cepat apa yang ingin Suho katakan.

Jika Seunghwan manajer berkata demikian, tidak ada satupun dari mereka yang bisa menyangkalnya. “Yasudah, ayo cepat masuk.”

“Nde hyung.”

Melihat Kris & Luhan yang masih berdiam diri ditempat, Seunghwan memandang tajam keduanya. “Apa yang kalian tunggu? Pergilah. Aku tulus.” Meski bagaimana pun ia sebenarnya adalah sosok hyung yang baik bagi memberdeul.

“Chamkanmanyo.” Luhan melangkah masuk ke dalam Van, sesaat kemudian ia keluar dengan tas ransel miliknya.

“Kau mau pergi piknik?” Seunghwan semakin bertanya – tanya.

“Hmm.“ Luhan  hanya mengangguk mengiyakan.

“Menyetirlah dengan hati – hati. Masa depan ku ada ditangan kalian, maka itu pulanglah dengan selamat.”

Luhan membungkuk sangat sopan, “ye. Algaeseumnida hyung. Gamshaeyo.”

XXX

Bandara Incheon

Salju pada malam kedua lebih lebat dari malam sebelumnya. Itu terlihat dari jalanan sepi mulai ditutupi oleh butir – butiran lembut yang mulai menumpuk di  sepanjang jalan Incheon.

‘Pikachu, kau sudah tidur? Kenapa tidak menjawab telfon ku? Pesan ku juga kenapa tidak kau balas?’

‘Pikachu!’

‘Pikachu!’

‘Cho Yaegi! Pikachu!’

Kris yang duduk pada bangku kemudi sedari tadi hanya berkutat dengan ponselnya. Hampir satu jam sudah ia menunggui Luhan yang masih duduk terdiam menatap keluar kaca mobil.

Pandangan Luhan tak beralih sedikitpun dari sekeliling kawasan bandara Incheon yang mulai tampak sepi. Beberapa lampu bandara mulai dimatikan, hanya terlihat  beberapa security sedang berjaga – jaga didalam sana. Kris memilih untuk menunggui partner nya itu dengan segenap kesabaran yang ia punya. Karena baru kali ini ia melihat sosok Luhan yang begitu kacau, bahkan wajahnya  terlihat lebih buruk dibandingkan pada  Baekhyun ataupun Chanyeol menginjakkan kaki pada tempat tidurnya.

Hanya uap hangat yang sedari tadi terus kelua dari mulutnya ketika ia mencoba untuk menghela nafas agar merasa  lebih baik.

 “Aihh kau cerewet sekali. Pulang sekarang! Suara mu akan beku jika kau terus berdiam di udara dingin.”

Seulas senyuman membentuk di bibir tipisnya ketika suara itu kembali terngiang..

XIAO LU, DEBUQI ^_^

Pada saat bayang – bayang kertas itu melintas, senyum itu pun ikut memudar.

“Sigh – “ Luhan meraih tas ransel yang  ia bawa. Ia mengeluarkan sebuah rubik yang sudah ia susun seperti semula. Rubik yang berhasil ia susun dalam 1 menit ketika usai perform di MCD sore tadi. Luhan memandang kosong rubik ditangannya. Membolak – balik benda berbentuk balok tersebut.

“Lalu jika aku tidak berhasil menyusunnya dalam satu menit?”

“aku juga akan tetap tinggal.”

Seiring suara Nana terngiang ditelinganya, pada saat itu juga… PRANG!

Luhan melempar keras rubik itu melalui  jendela mobil.

“ARAA! TIDURLAH YANG NYENYAK MESKIPUN HANYA SEBENTAR, NDE?!”

Suara dan sosok itu benar – benar membuatnya gila saat ini. Genggaman tangan yang hangat, senyuman khas, dan suara yang membuat Luhan berpikir bahwa masih bisa untuk ia genggam, untuk ia lihat, juga untuk ia dengar seusai performnya.

Kris yang semula sempat terkejut karena dentuman keras  beberapa saat tadi, menggerakkan tangannya ke punggung Luhan,  lalu mengusap pelan punggung pertnernya itu, “Kita pulang sekarang?”

Luhan mengusap kasar wajahnya sembari mengangguk tanpa melihat Kris. Mungkin ia sedang berusaha keras agar bulir – bulir hangat itu tidak tumpah. “Hmm. Kita pulang sekarang.”

Tanpa merespon lagi, Kris mulai menyalakan mesin mobil. Ia memutar arah menuju jalan pulang.

Jika saja aku lebih dulu mengetahui semuanya, seharusnya aku benar – benar mengenggam erat tangan mu hingga denyut nadi mu berhenti di sisi ku..

Kenapa kau melakukan ini pada ku, Nana –yya..

XXX

Pongpyu Apartement

Tap!

Tap!

Kedua namja itu sudah tiba dikediaman mereka.

Bip. Kris menekan tombol kunci otomatis dan menunggu Luhan agar berjalan ke arahnya..

“Kris. Masuklah lebih dulu.”

Kris berbalik, memandang Luhan heran. “Mau pergi kemana lagi? Salju turun sangat lebat. Ayo masuk.” Kris memanggil Luhan dengan tangannya.

Luhan masih berdiam diri, “sebentar saja. Aku akan lewat jalan belakang.” Yang dimaksud oleh Luhan adalah Sungai Han.

Kris melihat arah pintu basement. Terlihat jelas jika salju memang turun  sangat lebat saat ini.

“Yasudah, ayo.. “ Kris hendak membuka kembali pintu mobil.

Tetapi suara Luhan menahannya, “ah tidak usah. Sama sekali tidak jauh. Masuklah duluan.”

“Lalu apa yang harus ku katakan pada manajer gege?” Kris berdecak kesal.

Luhan justru bungkam.  Tanpa menunggu lama Kris berjalan ke arahnya, “ayo masuk!” Kris menarik tangan Luhan. Luhan tetap mengeraskan langkahnya. Itu membuat Kris kembali berbalik.. “ini sudah larut malam Xi Luhan. Jangan gila hanya karena seorang gadis. Ayo! “

“Aku tidak meminum racun serangga karena tidak bisa menikahi gadis yang ku cintai. Aku tidak memiliki rencana bodoh untuk mengakhiri hidup.”

“SHENMA?” perkataan Luhan nyaris membuat Kris mendidih. Kalimat itu menampar Kris keras. Luhan mengungkit masa lalunya yang memang sangatlah konyol.

Kris berkacak pinggang sembari menarik nafasnya frustasi. “Paling tidak Yaegi akan selalu tidur pada batu nisan ku karena pengorbanan yang aku lakukan. Seumur hidupnya dia hanya akan mengingat ku. Lalu bagaimana dengan mu ? Apa kau pikir jika kau mati membeku di tengah salju sana, dia akan langsung datang dan menebarkan bunga di pemakaman mu? Jangan bodoh Xiao Lu !” Kris menceramahi Luhan dalam bahasa mandarin.

“Sudah.. ayo — “

CKIIITTTT —- ! langkah keduanya terhenti ketika sebuah mobil baru saja masuk ke dalam basement. Kris sedikit menutupi kedua matanya dari lampu mobil yang menyilaukan. Samar – samar ia dapat memastikan bahwa itu adalah plat mobil yang sangat  ia kenal.

Tap! Seseorang keluar dari dalam mobil. “Luhan –ssi!” seorang yeoja yang langsung berlarian menuju arah mereka.

“Eung? Yaegi.. “ desis Kris pelan. Ya, itu adalah sosok istrinya.

Yaegi tiba dihadapan mereka. “Luhan –ssi. Luhan –ssi kau sudah tahu jika —- “

Sebelum  Yaegi menyempurnakan pertanyaannya, Luhan lebih dulu mengangguk. “Hmm.. aku sudah tahu. Gomawoyo..” Luhan tersenyum ramah. Ia mengerti apa yang dimaksud oleh Yaegi.

“Luhan –ssi.. “ terlihat dari wajah Yaegi jika ia juga ikut prihatin atas semua ini. Meski bagaimanapun. Luhan juga termasuk sosok keluarga bagi Yaegi dan terlebih Nana adalah temannya.

Luhan mengulum senyumannya. Ia melihat Yaegi dan Kris bergantian. “Geure. Aku duluan. Yo Kris.”  Luhan menepuk pelan bahu Kris dan tak lupa berpamitan pada Yaegi.

Yaegi hanya bisa mengangguk tak mengerti, “ah ye.”

Kris & Yaegi melihat ke arah perginya Luhan. Hingga sosok  itu menghilang dari balik pintu pembatas antara basement dan lobi. Kini Kris kembali menoleh pada istrinya, “kemana saja kau? Kenapa pesan dan telfon ku tidak dijawab?” belum habis Yaegi menghirup udara untuk bernafas,  Kris lebih dulu mencercanya dengan nada yang tidak mengenakkan.

“Tadi aku ke dorm Nana. Dia sungguh pergi Kris -ah. Neo mollaseo?” wajah & hidung Yaegi nyaris membeku karena ia hanya menggenakan pakaian rumah seadanya.

“Ara. Aku baru saja mengantarkan Xiao Lu ke bandara.”

“Jinjja? Jadi mereka bertemu? Bagaimana bisa? Tidak ada yang mengetahuinya?” Yaegi semakin penasaran.

Kris menggeleng, “anyu. Kami hanya berhenti didepan bandara saja. Untuk membuang rubiknya.”

“Ssshh.. kasihan sekali dia. Aku juga baru saja mengetahuinya.”

Kris memperhatikan penampilan Yaegi dari ujung rambut hingga ujung kaki. “Kenapa tidak memakai jaket tebal? Tangan mu membeku..”

“Aku terburu – buru. Ternyata Luhan –ssi sudah mengetahuinya. Geure, aku pulang du — “

“Ya!” Kris dengan cepat menahan lengan Yaegi.

“Wae?” tanya Yaegi polos.

“Kau seperti menghindari ku.. “ tukas Kris dengan nada menyelidiki.

“Menghindari bagaimana? Anak – anak didalam mobil. Ini sudah malam, aku pulang dulu.”

“Jinjja?“ mendengarkan hal itu Kris langsung berjalan masuk ke  mobil. Ia melihat ChanSha tertidur dengan damai pada bangku belakang. Kris hanya bisa mengusap kepala ChanSha bergantian. Karena sulit baginya untuk menjangkau agar  dapat mengecup satu persatu malaikat kecilnya itu.

“Kenapa kau membawa  mereka?”

“Lalu siapa yang akan menjaga mereka  jika aku pergi?”

“Tidak ada yang menyuruh mu pergi kan?”

“Tapi Nana teman ku Kris.”

Kris menoleh pada Yaegi yang duduk dibangku kemudi. “Salju sedang turun sangat lebat Cho Yaegi.. “

“Ara. Maka itu aku akan pulang sekarang.” Yaegi bergegas untuk menghidupkan mesin mobil.

“Lain kali jangan seperti ini. Kau bisa menghubungi ku. Luhan 24 jam selalu bersama ku.” Kris berbalik ke posisi depan.

“Aku pernah menerima undangan pernikahan mu tanpa aku tahu bagaimana caranya menghubungi mu.”

Pernyataan Yaegi langsung membuat Kris menoleh lagi padanya. “Itu masa lalu yang konyol. Kenapa kau dan Luhan sama – sama mengungkit hal yang sudah – sudah?! ” Kris mendadak kesal.

Yaegi menatapnya seraya tersenyum, “karena kita semua belajar dari masa lalu suami ku sayang.. “ Yaegi menarik pelan batang hidung Kris.

“Sigh – Nan molla!” Kris menghempaskan kepalanya pada bangku mobil,  memilih untuk bersandar sesaat sebelum ia kembali turun.

“Rambut mu semakin panjang. Tidak ada rencana memotongnya?” Yaegi menyentuh setiap helai rambut Kris dengan tangannya.

Kris merubah  posisi menyamping. “Jika aku memotongnya, bisakah kau memberi ku satu ciuman selamat tidur?”

Yaegi mendorong pelan wajah Kris, “mwoya?! Keluarlah. Manajer oppa akan mencari mu. Aku mau pulang. “ Yaegi mulai memasang sabuk pengaman.

“Cih.. apa ini tidak menghindar namanya? Kau sudah jatuh cinta dengan guru homeschooling mu eoh ?” Kris menyikut lengan Yaegi pelan.

Yaegi lagi – lagi menoleh. Ia terkadang tak habis pikir jika Kris sudah mulai bersikap kekanak – kanakan. “Teman mu saat ini sedang membutuhkan seseorang. Kenapa justru kau masih disini Tuan Wu?”

“Lalu apa yang harus aku tanyakan pada Luhan? Aku sama sekali tidak tahu bagaimana mereka bertemu dan apa yang membuat mereka berpisah Nyonya Wu!” Kris tidak mau kalah.

“Ssstt..! Suara mu!” Yaegi menutup mulut Kris dan meliriik bangku belakang.

“Ck ! Dwesseo. Pulanglah.” Kris menepis kesal tangan Yaegi dari wajahnya.

“Wu Yi Fan.. “ Yaegi meraih lengan Kris.

“Mwo? Kau bilang ingin pulang. Pulanglah.” Kris tidak ada mood lagi untuk berbicara.

“Eyh – suami ku marah sungguhan ternyata? Aigo.. “ Yaegi  menusuk – nusuk pipi Kris dengan telunjuknya.

Kris menepis lagi tangannya. “Ireojimma. Segeralah pulang se — “

Chup – satu kecupan lembut mendarat di pipi kiri Kris.

Kris sontak menoleh. Yaegi mengembangkan senyumannya, “kecupan selamat tidur yang kau inginkan.. “ Yaegi mengangkat kedua tangannya membentuk sebuah hati.

“Cih.. mesum.. “ Kris enggan untuk memperlihatkan bahwa ia sangat menyukai karena kecupan itu.

“Geurotjii.. jika aku tidak mesum, lalu bagaimana bisa aku melahirkan putra – putri yang cantik dan tampan. Hmm?” Yaegi mengibaskan rambutnya.

“Itu karena seseorang yang lebih mesum menikahi mu.. “ Kris nyaris terbahak karena perkataannya sendiri.

“Hahaha. Kris-ah mwoya?!” Yaegi meninju pelan bahu Kris, ia juga terkekeh geli.

Mood Kris kembali membaik. “Hmm, sebelah sini belum.. “ Kris menunjuk pipi kanannya.

“Aku sedang melakukan penghematan kecupan.” Yaegi ingin melihat Kris mendengus kesal sekali lagi.

Chu –  Kris mengecup kilat bibir Yaegi. “waktu  harus dimanfaatkan sebaik mungkin Pikachu ku sayang. Geure, aku turun. Berhati – hatilah menyetir. ChanSha eomma saranghae.” Kris mengusap pipi Yaegi , lalu ia turun dari mobil.

Dari dalam mobil Yaegi tersenyum dan ikut melambaikan tangan ke arah Kris “ChanSha appa nado saranghaeyo.. “

XXX

Di sudut lain kota Seoul..

‘Sebanyak apapun kau menghubungi ku, aku tidak akan pernah mengangkatnya. Howon –ah.. gomawo. Kau teman terbaik ku. Sukses selalu untuk karir mu. Kita akan bertanding lagi 5 tahun mendatang. Aku pasti mengalahkan mu Lee Ho Won. Bbang!’

 

“Aaarrrrgggh !” BRAK! Hoya mengerang frustasi dan melemparkan ponselnya ke sembarang tempat. Ia menyandarkan dahinya pada stir mobil. Setelah pesan singkat yang dikirimkan oleh Nana melalui ‘Direct Message’ akun twitternya, kekalutan nyaris tak dapat ia bendung saat ini.

‘ Naega halkke. Gidarilkke Kim Nana.. ‘

XXX

Luhan menatap jam dinding yang terdapat pada sudut kamar. Waktu kini sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Ia memalingkan tatapannya keluar jendela kamar. Butir – butir salju seakan menjadi cahaya di pekatnya malam menjelang pagi.

 ‘Kenapa harus ada salju pertama? Seharusnya salju datang dimalam kedua setelah kita menghabiskan malam bersama.  Mungkin dengan begitu kau tidak akan pergi.. Nana –yya.. ‘

Seusai Luhan membuka kembali secarik kertas usang yang pernah Nana berikan padanya dulu. Surat dari Fans yang bernama Kim Nana yang cantik jelita. Tanpa ia sadari senyuman melengkung disudut bibirnya, ketika ia membaca ulang kalimat demi kalimat konyol yang pernah dituliskan Nana untuknya.

‘Noye sarangeun da geojitmariya Nana –yya.. ‘

Luhan merebahkan dirinya dalam keadaan terlungkup dengan amplop santa yang ada ditangannya. Entah kapan ia akan membuka amlpop itu..

Kembali teringat olehnya. Jika Nana datang di kehidupannya dengan selembar surat sebagai fans seorang Xi Luhan. Lalu.. apakah Nana bermaksud  pergi dengan cara yang sama?

Lambat laun pandangan mata Luhan mulai kabur. Rasa kantuk perlahan menghipnotisnya. Mata namja itu kini benar – benar terpejam dengan amplop santa yang masih berada didalam genggamannya..

Ceklek! Dalam waktu yang bersamaan..

Seseorang melangkah masuk ke dalam kamar. Sosok itu melihat sekeliling kamar yang hanya bercahayakan lampu tidur saja.

Sosok itu berjalan menuju ranjang yang tersudut. Ranjang yang baru saja menopang tubuh si pemiliknya, Luhan.

Sosok itu menyungingkan seulas senyum ketika menyadari bahwa posisi tidur Luhan sangatlah lucu. Perlahan sosok itu mendekatkan wajanya dan..

Chup – sebuah kecupan membuat Luhan kembali membuka matanya. Luhan tidak langsung bergerak, ia butuh beberapa detik untuk membedakan halusinasi dan kenyataan.

DEG! Matanya kian membulat sempurna ketika ia merasa ada yang menyentuh puncak kepalanya.

“Sepertinya pangeran rusa ku sungguh akan menjadi gila, jika aku benar – benar pergi. Hmm?”

DEG! Luhan langsung berbalik ke sumber suara. “Nana –ah!” Luhan reflek bangun dari tidurnya.

Sosok itu sedikit membungkukkan badann agar dapat menyamakan posisinya dan  Luhan yang masih terduduk. “Pangeran rusa annyeong! Ini aku. Kim Nana milik Xiao Lu..” sosok itu mengangkat tangannya menyapa Luhan.

“Nana-ah..” suara Luhan berubah bergetar. “Nana –ah.. sungguh — kau — kau sungguh — “

HUG! sebuah pelukan mendekap tubuh Luhan hangat. “Aku tidak pergi kemanapun. Ku mohon jangan berubah menjadi idiot Xiao Lu.. “

To Be Co

Bagi yang belum / lupa dengan surat Nana sebelumnya. Ini author post lagi. Surat pertama Kim Nana yang datang ke dalam hidup Xi Luhan untuk pertama kalinya. (Don’t Lie, Get, Love & Be My Last – Series)

DEAR DEER XIAO LU

-______-  Aku bingung mau menulis apa, dan aku juga tidak tau kapan aku akan memberikan surat ini. Xi Luhan.. Aku Kim Nana .. Fans berat mu, bahkan lebih berat dari badan Xiumin kekeke. Ssstt tapi kau jangan membaca surat ini bersamanya eoh? Hhhmm.. -______- aku tidak tau harus bagaimana, menulis surat saja aku butuh setabung oksigen disini, bagaimana jika aku bertemu dengan mu. Ku mohon jangan menjadi malaikat maut ku ~

Xi Luhan, aku pernah memberi mu boneka rusa, apa kau menerimanya? Disana aku tuliskan dari ‘Fans mu Kim Nana yang cantik jelita’. Apa kau muntah saat ini? Aku memang cantik, tapi aku tidak tau jika menurut mu aku cantik atau tidak.

Xi Luhan, aku tidak tau siapa nama manager mu. Tapi yang pasti mereka jelek semuanya kekeke. Sekali lagi,jika nanti surat ini sampai ditangan mu jangan membacanya didepan mereka.Ku mohon ..

Xi Luhan, aku sedang banyak berbuat baik saat ini. Agar Tuhan mengabulkan doaku untuk bertemu dengan mu. Hal pertama yang aku lakukan nanti adalah akan terus menatap mu hingga mata ku perih, lalu aku akan pergi. Babo anya? Bertemu dengan mu sangatlah sulit.

Xi Luhan, kenapa kau begitu polos? Aku selalu menghayal ketika aku sedang ditoilet bahwa nanti kita akan bersama. Aku ingin seperti kehidupan didalam Drama.

Xi Luhan, kau tampan. Wajah mu bahkan lebih tampan dibandingkan Kris itu. Aku awalnya menyukai Kris,Suho,Kai,Sehun,D.o,Lay,Xiumin,Chen,Baekhyun,Tao, dan Chanyeol. Hahaha maksudku semuanya. Tetapi kau yang paling ku sukai.

Xi Luhan Wo Ai Ni.. Wo Ai Ni.. hanya mandarin itu yang aku tau, guru bahasa mandarin ku galak sekali, dan otak ku payah untuk mengingat semua pelajarannya. Tapi Syukurlah, Luhan si rusa ku pintar berbahasa Korea.

Xi Luhan,, Aku menulis surat ini, satu kalimat setiap malam semenjak kau debut, anyo bahkan jika otakku sedang payah akut aku hanya bisa menulis satu kata saja kekeke.  

 

Mianhae – belum membalas komentar kalian satu persatu. Final Exam semakin dekat. Stay health yeorobun ^_^

96 pemikiran pada “EXO SPECIAL SERIES ‘HanNa’ NO MORE – CHAPTER 6

  1. waa to be continue ._.
    eon udah berkaca2 nih haha
    daebak eon lanjuut 😀
    btw, get well soon ya lulu oppa 😀
    eonni fighting buat ujiannya 😀

  2. Aku baru baca, pdhl tadi sore udah buka. Lupa tgl brp sih skrg 😀 *abaikan*

    Aaaa~ ada Wang Lian! Aduh demi apa sikeripik kentang bukan Lay keluaaarr. Lay mana? ._.
    Kayaknya cerita HanNa ini lebih panjang dan rumit drpd SuSoo. Tapi aku suka JiTao sih *sebutin aja semua-_-

    Kira2 HanNa ini brp chap? 😀
    Kenapa aku mendadak cerewet sih? 😀
    Udah deh kak, aku tunggu yg lain^^

  3. poor luhan..kasihan seklai hidupmu luhan..ditinggal sama cintamu si banana..
    hayo… meweeekkkk… hadehhhh

    abang keripik ini so sweet sekali ya… dan si olin juga menggemaskan… olin kakimu ga pegel itu nge goes jauh bgt,,hadeeeeeeeehhhhhhh…kalo q mah udah buyutan tuh kaki g abisa goas goes lagi… ahahahah

    banana..take care ya… semoga kamu sukses jadi bu intel yg sangar membahana badai ahahaha….

    sepertinya saya harus beli ember bnyak buat nampung air mata luhan gyahahahahah

  4. Yauhuu……

    Terharu…seneng..manis…Nyesek…Greget..
    Huwaa..apalagI ini???

    Rusa idiot..couplex juga
    Kekekekeke #gubrakk

    Lupa jie..suratx nana buat Xiao Lu
    Aku Ingetx Cuma Na Na Minta Tanda tangan xiao Lu di Kaos

    Bales ga diblez ..yang penting aku dah ningGalin cmenan!

    JIAYOU…
    Ternyata saling berkaitan
    Jong In => Kim Na Na => Wang Lian => Xing Zhaolin
    wah..wah..
    Joah..joah..
    JIAYOU jiejie

  5. ya!! wuahh.. halusinasi berlebih nih
    abang rusa jgn sedih..

    nae yeppeun dongsaeng,
    belajar final sana..
    tapi oenni tggu update-annya nee..
    *senior labil*
    baiklah saya masih menunggu serial si kkamjong yaa..
    mana janjimu anak muda??

    udah ah..
    keep writing nae dongsaeng ♥♥

  6. oh… nana didrom kh.. qo bisa msuk..? huaaaaaaaaaaa… panathalan.. #nangisbarengthehun semoga g jdi pergi dah kekeke… docter yoon cepatlah kembali kekorea biar author bukun chap special u/ kalian kekeke

  7. ini kenapa tbc ? padahal lgi seru2nya.. -,-
    wang lian saudaraan sama nana ? 😮
    terus nana gak jadi pergi ? atau luhan cuma mimpi ?
    ditunggu next chapnya.. ^^

  8. Eonni..
    Seperti biasa.. DAEBAK!!!
    Eonni..
    Benarkah itu nana??? Atau hanya halusinasi nya xiao lu??? truss chap 7 kpan??? FF smpai chap brapa eonni???..
    Xiao lu jngn gila hanya karna nana.. Mending ma ku aja ya..#kekeke..

    FIGHTING!!!!

  9. Lalalalala yeeyeyey lalaala yeyeeyey.. Si kripik kentang kakaknya nana.. Yeyeye lalaal /gila/.. Huuwwaaa. kripik kentang heebaaat.. bisa berhubungan darah gitu *plak -__-. Ihhh kripik kentang cucok deh -__-.. Aaaa. itu mimpinya lulu ge atau kenyataan nih? Haaaaaa.. Gue hanna shipper. yeyeye lalala … Next~ Huhuahah xD

  10. wah trnyt lian oppa.y kim nana? O.o
    ksian luhan ge jd galau gegara d tngal nana eon,. T.T
    it yg tr’akir bneran nana ato cuma mmpi? aaa~ pnasaran!! >_<

    sukses bt exam'y eon!!
    aminn… semangat!! smangat!! ^o^9

  11. kyaaaaaaa nana seriusan g pergi ??? seriusan ??? jangan ampe cuma halusinasi luhan aja… aahhhhhhhh penasaran… chinguu ditunggu next chapternyaaa… ceritanya makin seru abiisssss…. apa lagi dsitu udah keungkap kalo nana adiknya lian… waahhh dunia sempit banget .. ahahahahh 😀 aku pikir nana ada rasa sm lian juga lian ada rasa sama nana… ternyata ehhh ternyataaaa…. mreka adik kaka.. pantesan… aahh daebak!!! chinguu jang !

  12. nangis pas baca nana mau pergi 😥

    gak nyangka klo lian kakaknya nana o.O

    seneng pas baca bagian klo nana masih d korea 🙂
    moga bukan cuma mimpinya luhan XD

  13. Nana gajadi pergi eoh? Whuaaaa syukuur deeh 😀
    Trus lian ama nana sodaraan gtu? Brarti x:D
    Makin seruuu niiih ceritanya. Keep write ya kk 🙂
    Keep spirit juga buat exam nya..!!fighting!

  14. . Huaaaa ru smpet baca …
    ,, cye yaekris nyempil lg d sni …
    ,, jd bingung sbnernya nana mw prgi ap ga cee*kepo
    , v ga kbayang jg cee qlo nana jd prg bneran…xiao lu bsa galau tingkat dewa tuh…
    ,, oke deh byarpun telat bca mulu..v mch ttep nNgguin ko aku’na ..
    ,, eonni keep health and keep fightiiiiiing annyeong …

  15. Kyaaaaaa nana ngga jadi pergi ke jepang eoon ??
    Akhirnya lulu ngga jadi pangeran idiooot kkkk xD
    Eeeeeeh tapi itu seriusan ada nana atau mimpiny luhan ajaaa ? -_____-
    Aaaaaak next chapternya di tunggu selaluuuu udah penasaran tingkat tinggiiiiiiiiii ~

  16. Oenni!! Ini ff keren banget gangerti lagi deh gimana cerita bs dpt ide kaya gini. Sukses banget huhu jadi gak habis pikir kalo sometimes ini beneran terjadi T_T. Updatenya jangan lamalama dong heheh penasaran nih.. 😦

  17. omo! bener2 kaget waktu tahu lian kakaknya nana, kapan lian mau bilanf ke keluarganya nana?
    waktu bagian akhir bikin penasaran, itu nana nggak jadi pergi ke jepang apa cuma mimpi luhan aja
    stay health too eonni, ditunggu lanjutannya^^

  18. oalah wu lian itu sodaraan sm nana? dunia begitu sempit ya~
    itu yg terakhir halusinasi lulu kah atau beneran? duh xi luhan udah hopeless banget kl udah ditinggal nana beneran ;A;

  19. eomma aku udah bngung mau komen apaan lg yg jlas sama kya zuzuy eonn sma nur sma anin
    wo ai eom cma itu bhasa mandarin yg aku bisa*ikutan kya nana* jiyaou

  20. Annyeong eon~..
    Mianhae, aq bru coment.. Krtu 3 nya lgi error trus.. Bsa buka wp ini tpi untk coment gk bsa2.. Mk’y aq gnti krtu, dan bsa coment,kekeke *curhat ><
    part ini bnr2 ngegemesin.. C rusa bner2 galau..

  21. Jadi Nana mau masuk militer??? Jinja?? Oh iya tadi Olin bilang kalo kakinya Nana ngga kuat buat dance terlalu lama, emang kakinya Nana kenapa eon??
    Seperti biasa selalu ada aja kejutan di tiap chapter. Dan ternyataaaa LIAN ITU OPPA KANDUNG NANA?? OMO!! Tak ku sangka tak ku duga dunia sempit sekali #apaansih

    Fighting eonni buat final exam nya. JIAYOU!! ^^

  22. Yah, ketinggalan 2 chapter
    ff oenni emank keren baru kali ini nemu ff yang keren n updatenya cepet,

    Kashian banget si luhan di tinggal Nana, ampe buang rubiknya, kan rubiknya g salah Luhan ssi
    Apa???? Lian kakaknya Nana pantesan ngerti perasaan Nana, seperti punya ikatan batin
    apa itu Nana yang datang, g jadi pergi?

    aq baca dulu Chap 7 nya

    daebak

  23. aku inget kok! Pas itu mereka jumpa di apartement Yaegi, kan? Terus Nana minta kaosnya di tanda tangan sama Luhan XD

    Beneran Lian oppa-nya Nana?! Pantesan ada ‘dug dug dug'(?) jantungnya. Kirain ada benih-benih cinta yang tertanam di hatii mereka *eh.

    Next, Jiayou eonni~

  24. Akhirnya dibuka juga…kasihan luhan lg galau krn ditinggal nana, jd pengen peluk hhehe. Nana n liam adik kakak ya..,omo, ga nyangka.
    Lanjut lagi ah bacanya

  25. “Jika aku memotongnya, bisakah kau memberi ku satu ciuman selamat tidur?”
    Kris itu bisa aja ya, semua yg berhubungan denganya dan Yaegi yg memintanya harus ada imbalanya.. ^^ bagus.bagus.bagus

Tinggalkan komentar