EXO SPECIAL SERIES ‘HanNa’ NO MORE – CHAPTER 7

1385994_461881337264445_136227669_n

Chapter sebelumnya – KLIK

  • Authoress : Muriza a.k.a Yaegi Cho
  • Main Casts      :

– EXO Luhan | Xiao Lu | Xi Luhan

– Kim Nana | OC | as Trainee SM (fiction)

– EXO Kris | Wu Yi Fan

– Cho Yaegi | Official OC | Kris Wife

– Wu Geum Chan & Wu Geum Sha  | Official OC | Kris Children

  • Supported Casts :

–      EXO | Xiumin – Kai – Chen – Sehun – D.o – Chanyeol – Baekhyeon – Suho – Tao – Lay |

–      EXO ‘s Real Manager | Lee Seunghwan –  Heo  Jaehyuk – Noh Yong Min – Tak Young Jun  | Kim Min Wook | Im Hyunkyun

–      Xing Zhaolin | Real SM Trainee

–      Wang / Wu Lian | Kris brother

–      Another BB / GB SM / Real Trainee  & OC that you’ll find on the spot later on

  • Genre              : Family –  Comedy – Friendship – Sad / Hurt / Comfort – Romance
  • Rating                         : R – Restricted
  • Length             : Chaptered

Ideas, inspiration, characterization, official cast’s name, background, and the whole of the story is MINE, belongs to me  ~ Don’t do something plagiarize or plagiarism !! Everybody know that my XONAMS/XONJIES  are smart ~ I wanna study more with all of your comments ~  Typo everywhere.  We Are One ! Enjoy the story yeorobunnn ^_^

 

XXX

OST – FT ISLAND _ AFTER LOVE

Modu da geojitmariya da geojitmariya

Its all lies. All lies

Semuanya adalah kebohongan, semua kebohongan

Noye sarangeun da geojitmariya

Your love for me was all lies

Cintamu adalah kebohongan
Itorog apeuge haeseo

You’ve hurt me so

Karena itulah aku merasa sakit seperti ini
Nal seulpeuge haeseo ulligo gan sarangijanha

You left me crying

Karena membuatku bersedih, tidakkah kau tahu cinta yang pergi dan membuatku menangis

XXX

xxx

Osaka _ 151213 – 07 P.M

Alunan musik yang semula membuat Nana sudah terlelap kini kembali membuatnya terjaga. Perlahan ia membuka mata, melihat sekitar. Nana melepas headphone yang ia kenakan dan mencampaknya ke sembarang tempat. Kemudian yeoja itu berjalan gontai menuju meja belajar. Ia berhenti sesaat didepan jendela, menyingkap tirai berwarna violet favoritnya. Ternyata Jepang juga sedang dituruni oleh salju nan lebat. Pepohonan yang tumbuh disekitar rumah Nana pun ikut tertutupi oleh putihnya salju. Terlihat beberapa pengawal yang berdiri pada gerbang utama rumahnya.

Tok – tok – tok

Suara ketukan pintu membuat Nana menoleh pada pintu kamar. “Masuk.” Nana hanya menguasai bahasa Negara dimana ia dilahirkan.

Ceklek! Seseorang wanita paruh baya masuk dengan seragam pelayan rumah tangga. “Nona muda.  Ada yang kau inginkan untuk menu makan malam?” wanita itu membungkuk sopan.

Nana menatap wanita paruh baya itu sesaat. Sudah hampir dua tahun mereka tak saling bertatap muka. “Aku akan menyantap apapun yang Bibi Ran hidangkan.”

Wanita itu pun mengangguk sopan. “Algaeseumnida..\” Wanita itu kini berbalik pergi dan menghilang dibalik pintu kamar.

“Hufh – “ Nana menghembuskan nafasnya kasar. Ia kembali menyingkap tirai jendela. Tetapi kali ini tatapannya mendongak pada langit malam nan gelap.

 

“Berjanjilah untuk berada ditempat yang dapat aku temui dengan mudah jika aku melepas tangan mu sekarang.”

Tanpa sengaja untuk mengingatnya, suara dan kalimat itu kembali terngiang – ngiang..

“Aku disini Xiao Lu. “ desisan Nana diikuti oleh senyum miris yang melengkung  pada bibir merah mudanya.

Ceklek! Seseorang membuka pintu kamarnya tanpa mengetuk terlebih dahulu.  “Appa.“  Nana berbalik menghampiri sosok itu.

“Appa kau baru saja tiba?” Nana memeluk hangat tubuh sang appa.

“Hmm. Siapa yang menjemput mu di bandara? Aigoo.. putri ku semakin cantik. Udara Korea membuat mu tampak sangat baik hmm?” Jenderal besar kebanggan Korea itu merangkul putri sematawayang nya menuju sisi ranjang.

“Tentu saja. Appa mollaseo? Aku nyaris debut sebagai seorang model.” Nana tersenyum bangga.

“Kim Young Min ahjussi pasti menjaga  mu dengan baik.”

Nana menggeleng cepat. “Akan terasa berat bagi ku jika harus tinggal bersamanya.”

“Haha. Lalu, bagaimana dengan Jong In? Kau masih suka membully nya?” Jenderal Kim  menyentuh hidung putrinya dengan satu telunjuk.

“Dia sepupu terkutuk sepanjang masa. Appa kau tahu? Jong In tidak pernah memanggil ku, ataupun menegur ku ketika kami bertatap muka di SM. Ahh.. aku menyesal memberikan Monggu padanya ketika ia masih bayi.”  Bibir Nana mengerucut.

“Haha. Paling tidak, Monggu mendapatkan orang tua yang tidak akan menelantarkannya begitu saja kan?” Jenderal Kim mengacak sayang puncak kepala Nana.

“Wae iraeyo appa?! Appa yang tidak mengizinkan ku untuk memelihara puppy!” Nana mendadak sebal. Setiap kali perdebatan yang melibatkan Kai, maka sang appa akan selalu membela ponakan kesayangannya itu dibandingkan putri tunggalnya sendiri.

“Bagaimana dengan kekasih mu?”

DEG! Pertanyaan yang membuat leher Nana terasa tercekik dalam sekejap. “Ye?” Nana berpura – pura kurang mendengar dengan baik.

Jenderal  Kim mengeluarkan sebuah amplop coklat dari balik jas hitam yang ia kenakan.

“Ige mwoejyo?” Nana langsung membukanya secara perlahan. Dalam hitungan detik..

DEG! Kali ini, hampir saja detak jantungnya berhenti. Lembaran potret dirinya yang ia keluarkan dari dalam amplop tersebut membuatnya semakin bertanya – tanya.

“Appa kembali melakukan hal bodoh yang sangat aku benci ?” Nana melihat satu persatu lembaran foto yang terdapat dirinya dan orang yang sangat tak asing baginya.

“Zhaolin? Lian? Xiao —“ DEG! Pada saat lembaran foto terakhir,  Nana berhenti bernafas. Ia mendongak menatap sang appa. “Appa!” wajah Nana  berubah kesal.

“Jadi yang ini? Uhm.. selera mu tidak buruk.” Jenderal Kim menarik selembar foto Luhan yang sedang memeluk seorang gadis, dan itu adalah Nana.

“Appa! Eonje?! Kapan appa melakukan ini? Appa kau membuat ku marah!” Nana bangun dari duduknya. Matanya  memanas.

Sang appa ikut mendongak, seraya tersenyum tipis. “Wae? Kim Nana ku — “

“Kenapa appa melalukannya? Aku sangat membenci hal ini appa!” hidung Nana  juga mulai memerah. Sepertinya ia sudah di ubun – ubun.

Jenderal Kim Jung Nam terheran – heran melihat ekspresi putrinya yang terlihat berlebihan.

“Aku sudah menghapus semuanya. SEMUA! Kenapa appa memberikannya lagi pada ku!”

Jenderal Kim semakin tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Nana. Dapat dilihat dari raut wajah yeoja berlesung pipi itu, bahwa ia berusaha menahan sesuatu saat ini.

Plak – Nana mencampak lembaran – lembaran foto itu ke lantai. “Kim Nana?!” Nana berbalik, dan berjalan menuju keluar pintu kamar tanpa memperdulikan suara Jenderal Kim yang memanggilnya.

“Kim Nana. Kim Nana putri — “ BLAM! Nana membanting keras pintu kamar. Kelakuan Nana yang terkadang terkesan frontal itu, sangat di maklumi oleh sang appa. Nana hanya dibesarkan oleh pengasuh karena sang eomma yang meninggal dunia setelah melahirkannya. Tetapi, Nana tidak pernah marah tanpa sebuah alasan. Jenderal Kim melihat arah lantai. Ia mengambil selembar foto yang tadi di buang oleh Nana.

“Kau sudah bertemu kakak mu Nana –yya..  ”

xxx

Tit – tit – tit – Bip. Jemari indah Nana menari bebas pada papan tombol layar sentuh Iphone miliknya. Ia melihat kembali semua jadwal yang akan ia jalani untuk beberapa waktu ke depan.  “Kenapa tidak dipercepat saja! Aish jinjja!” Nana mendengus kesal ketika membaca jadwal operasi yang akan di lakukan pada kaki kanannya dua minggu mendatang. Lalu jadwal dimana ia akan bertolak menuju Los Angeles untuk pendidikan dua tahun pertama dan 3 tahun terakhir yang akan ia tempuh di negeri Sakura, Jepang.

Nana melihat sekeliling taman anggrek yang terdapat pada halaman belakang rumahnya. Disetiap sudut pintu masuk pasti ada pengawal yang berdiri disana. “Aaaahh.. membosankan!” Nana mengangkat kakinya ke atas kursi kayu yang ia duduki.

Bip – bip. Layar ponselnya berkedap – kedip.

Flip. Nana langsung membuka aplikasi LINE yang baru saja ia aktifkan.

‘Yo ho – laki – laki tampan disini. Kekeke.’

Nana mengulum senyumnya ketika mengetahui ID yang masuk pada obrolan. Nana mengetik sebuah balasan.

‘Kau sungguh bekerja keras untuk mencari ID ku?’

Bip.

‘Tentu saja. Kau mau keripik kentang?’

“Cih.. haha.” Nana tertawa lepas ketika ia membaca balasan selanjutnya.

‘Geure. Jangan memberikannya pada siapapun meski kau disuap dengan sebuah pabrik keripik kentang.’

Bip.

‘Aku akan mempertimbangkannya.’

“Aish! Busuk!” Nana reflek menurunkan kakinya dan duduk dalam posisi tegap ketika balasan itu kembali masuk.

‘YA! Aku bisa saja terbang kembali ke Korea dan membunuh mu Tuan keripik kentang!’

Bip.

‘Tuan rusa mu semakin memburuk..’

Jemari Nana berhenti untuk mengetik ketika ia menyadari akan balasan dari Lian kali ini. Nana berpikir sesaat, memutar otaknya untuk mengalihkan perdebatan.

‘Aku masih memiliki waktu 2 minggu. Tidak jadi merayakan natal bersama ku?’

Bip.

‘Ku rasa Kanada lebih dekat dibandingkan Jepang. Ibu ku menunggu ku disana.’

‘Jadi kau akan pulang ke Kanada?’

Bip.

‘Wae? Kau takut kehilangan ku? Ah matna. Maksud ku Xi Luhan. Kekeke.’

Mata Nana membulat sempurna. Seakan asap keluar dari dua lubang hidungnya. Ia memilih untuk mengabaikan balasan Lian. Tetapi selang beberapa saat ..

Bip.

‘Ayah mu. Aku ingin sekali bertemu dengan ayah mu.’

Nana mengernyit heran. “Bicara apa dia? “

‘Bicara apa kau? Datang dan rayakan natal bersama ku. Maka kau akan bertemu appa.’

Bip.

‘Bedakan tiga kata ini. Dibuang, dititipkan, ditelantarkan.’

“Sepertinya  dia baru saja menghabiskan keripik kentang yang sudah kadaluwarsa.“ Nana membaca balasan Lian berkali – kali. Ia tetap tidak mengerti.

‘Kau salah mengirimkan pesan?’

5 detik, 10 detik, 1 menit.. tak kunjung ada balasan. Nana mengetik  lagi sebuah balasan.

‘Wang Lian – Wu Lian?! Kau sungguh keracunan keripik kentang?’

5 detik, 10 detik, 1 menit..

‘Tuan keripik kentang?! HEY! Kau masih disana?’

Nana menatap layar ponselnya hingga bermenit – menit. Tak ada tanda – tanda pesan obrolan masuk. “Dia kenapa? Sshh.. mollayo.” Nana memilih untuk tidak ambil pusing. Ia tetap berpegang pada sugesti awalnya, bahwa Lian mungkin saja salah mengirimkan pesan obrolan. Rasa bosan yang menyeruak membuat Nana ingin membaca ulang semua obrolan singkatnya bersama Lian beberapa saat lalu.

‘Tuan rusa mu semakin memburuk..’ Ibu jari Nana berhenti pada bagian tersebut. Perasaannya bergemuruh. “Memburuk?” kata itu menggema pada batinnya.

“Berjanjilah untuk berada ditempat yang dapat aku temui dengan mudah jika aku melepas tangan mu sekarang.”

DEG! Nana reflek memegang dadanya ketika suara & kalimat itu kembali melintas dalam benaknya. Ia meraba antara bagian dada & lehernya seperti mencari sesuatu disana. Nana nyaris melupakan jika dia tidak lagi memakai kalung itu.

“Sigh – “ Nana menghembuskan nafas pelan. Ia masih menatap layar ponselnya dengan pesan yang belum bergeser. “Kau sudah membaca surat itu  Xiao Lu?” tukasnya dalam hati.

Tanpa terasa sesuatu menetes membasahi layar ponselnya. “Ahh jinjja! Jebal.. “ Nana langsung menengadahkan kepala dan menyeka sesuatu dari sudut matanya. Bulir hangat yang murni menetes begitu saja.

“Hufh -!” Nana menggembungkan pipi, berusaha keras untuk tidak terlihat seperti orang sedang menangis, meskipun tidak ada siapapun disekitarnya.

“Nana –yya .. “

DEG! Nana langsung menoleh pada sumber suara. Seakan semua alat inderanya berhenti bekerja. Nana menajamkan penglihatan sejelas mungkin.

“Jiigeum mwoeyeyo? Lihatlah. Aku bisa menemukan mu.. “ seseorang melambaikan tangan ke arahnya.

DEG! Nana sontak terbangun dari kursi taman yang ia duduki. “Xiao Lu!” mata Nana membulat lebar. Itu sungguh sosok Luhan.

“Hmm. Na wasseo .. “ namja itu kembali melambai – lambaikan tangannya.

“Xiao Lu neo — “

“Wae? Kau terkejut? Ya! Apa kau tuli? Berjanjilah untuk berada ditempat yang mudah untuk ku temui Kim Nana!”

Nana ikut melangkahkan kakinya. Ia berjalan mendekat pada sosok Luhan yang juga sedang berjalan ke arahnya.

“Xiao Lu kau — “ DEG! Nana membeku pada posisinya ketika sosok Luhan hilang dari pandangannya begitu saja.

“Xiao Lu? Xiao Lu?!” Nana melihat sekelilingnya yang memang hanya ada dirinya seorang disana.

“Xiao Lu! XIAO LU! YA XIAO LU EODIGGA!” pekikan Nana  memenuhi seisi taman kediaman keluarga Kim. Nana berlari kecil menyusuri seluruh sudut taman. “Xiao — “ Nana tak melanjutkan lagi untuk meneriakkan nama itu, langkahnya pun ia hentikan ketika ia menyadari bahwa itu hanyalah ilusi. Nana mematung didepan pohon bonsai yang tertutupi oleh salju. Matanya nyaris tak berkedip sedikit pun. “Hufh – “ uap hangat yang keluar dari mulutnya seakan membantu mengurangi rasa sesak yang bergumul.

“Hhhh… “ deru  nafasnya terdengar pilu. Lambat laun Nana menggerakkan tubuhnya dan kini ia berjongkok dibawah pohon bonsai. Kedua mata indah itu  masih tidak beralih dari tanah basah yang ia tatap. Nana meregam kuat ponselnya,  sementara  tangan kanannya menyibak kasar poni – poni yang menutupi dahinya.

“Xiao Lu.. “ suara bergetar diiringi dengan sungai kecil yang mulai membentuk pada kedua pipinya. “Hiks.. “ rasa sakit yang tak dapat ia pertahankan lagi. “Hhh.. hiks.. “ tangis yang berubah menjadi isakan.

“Hiks.. Mianhanda. Mianhanda Xiao Lu –ah.. hiks. Hmmpkks.. neomu  mianhae Xiao – hiks Xiao Lu –ah.. hhhhkks.. “ tangisan Nana semakin menjadi. Ia menenggelamkan wajahnya pada kedua lutut yang ia rapatkan.

“Xiao Lu.. mianhanda. Mianhandago Xiao Lu-ah.. hiks. Hhmpks.. hhhkks.. “ kini suara tangisnya memenuhi seisi taman. Mungkin pengawal – pengawal itu dapat mendengar suara tangisnya  tetapi mereka bukan ditugaskan untuk itu.

Tangisan Nana begitu menyiratkan bahwa ia sedang sangat terluka saat ini. Inilah puncak dari segala hal yang ia pendam. Tidak tahu mengapa, ilusi itu terasa begitu nyata. Suara, lambaian tangan, serta teriakan Luhan membuatnya kembali teringat akan malam itu. Malam dimana mereka saling berpegangan tangan, saling bergantian bersandar dipundak satu sama lain untuk pertama dan terakhir kalinya.

“Hiks.. Xiao Lu.. hmmphks.. Xiao Lu.. mianhaeseo.. Xiao Lu -ah..”

Tanpa Nana sadari, dari kejauhan seseorang sedang melihatnya dari jendela lantai dua rumahnya. Meskipun suara Nana tak terjamahi oleh indera pendengar seseorang disana, akan tetapi seorang ayah pasti akan selalu mengetahui apa yang terjadi pada putri yang ia cintai.

xxx

EXO – M’s Dorm  _ 151213 –  10 P.M

“Aku tidak pergi kemanapun. Ku mohon jangan berubah menjadi idiot Xiao Lu.. “

Mimpi itu kembali memenuhi pikiran Luhan. Ia berbaring di atas ranjang dengan posisi yang terlungkup dengan amplop santa yang hingga kini juga belum terjamahi olehnya. Luhan hampir selalu mengatakan bahwa matanya adalah mata yang paling bersinar ketika siapapun bertanya padanya. Namun, apakah sinar itu sedang atau bahkan telah meredup saat ini? Jemari lentik Luhan mengusap pelan amplop santa yang ada didalam genggamannya. “Noye sarangeun da geojitmariya Nana –yya.. “ kalimat itu kembali terlantun dari bibir tipisnya. Desahan hangat yang ia hembuskan seolah mewakili kedutan – kedutan dari relung hatinya saat ini. Meskipun jadwal mengisi waktu  seharian penuh, Luhan tak kunjung merasakan bahwa kedutan itu berkurang. Terlebih ketika matahari mulai bersembunyi dibalik sang penguasa malam, rasa sakit itu sulit membuatnya untuk bernafas. Luhan bahkan tidak tahu, apakah hari ini ia sudah melakukan fans service dengan baik? Apakah senyumannya terkesan getir hari ini? Dan.. apakah aktingnya sudah patut di anugerahi sebuah penghargaan?

Brak! Suara pintu yang dibuka secara paksa berdebam memenuhi isi kamar. Jika biasanya Luhan akan berteriak pada sosok yang suka membanting pintu kamar, maka kini ia tetap pada posisinya yang terlungkup dan tak bergerak sedikitpun.

Tap! Sebuah tepukan mendarat di pantat pangeran Rusa itu. “Palli ireona. Minum obat mu Xiao Lu.” Suara manajer Im membuat Luhan segera berbalik dan bangun dari tidurnya.

“Ye hyung.” Luhan bergeser meraih sebotol vitamin yang dibawa oleh manajer Im. Ia membuka penutup botol dan mengambil satu buah  kapsul dari dalamnya.

“Ini.. “ manajer Im menyodorkan segelas air putih kepadanya. Luhan meminum habis dalam satu tegukan. “Gomawoyo hyung.” Saat ini ia memang sedang terserang flu. Luhan merasakan tenggorokannya sedikit susah untuk menelan sesuatu dan sedikit kesulitan dalam bernafas.

Im manajer meletakkan satu telapak tangannya pada dahi Luhan. “Demam mu sudah turun. Istirahatlah. Pernafasan mu akan kembali normal setelahnya. Ini.. “ Im manajer juga memberikannya sebotol kecil minyak aromaterapi pada Luhan.

“Gamshaeyo hyung.”

“Geure. Lanjutkan istirahat mu.  Hubungi aku ataupun yang lainnya jika membutuhkan sesuatu. Aku keluar dulu.”

“Ye hyung.”  Im manajer pun melangkah keluar kamar. Blam! Pintu kembali tertutup rapat.

Luhan terduduk disisi ranjang dengan kaki yang ia pijakkan ke lantai. Ini hari ketiga  setelah Nana pergi. Sebegitu besarkah rasa yang ia miliki terhadap yeoja bernama Kim Nana?

Luhan meraih ponselnya yang tergeletak disisi bantal untuk sekedar mengecek panggilan & pesan yang masuk.

‘Soo Hee Yoon : Bagaimana kondisi mu saat ini? Ku dengar kau terkena efek cuaca musim dingin.’

Tanpa menunggu lama Luhan langsung membalas pesan tersebut.

‘Nana menyuruh mu untuk menggantikannya? Jangan melakukan itu.’

Bip.

‘Soo Hee Yoon : Begitukah menurut mu? Aku bahkan kehilangan semua kontak ku dengannya.’

Luhan memilih untuk mengabaikan pesan tersebut dan melempar ponselnya ke atas bantal. “Hufh – “

Ceklek! Suara pintu kedua yang membuat Luhan menoleh. “Hunnie?” Luhan mendapati sosok adik kecilnya melangkah masuk.

“Lu hyung mwoeyeyo?” Sehun membawa sesuatu ditangannya. “Cha – ini untuk mu..” Sehun memberikannya pada Luhan.

“Ige mwoyeyo?” Luhan menerima sebuah bungkusan kecil berwarna merah.

“Yang kau butuhkan saat ini. Permen pelega tenggorokan.. “ Sehun menarik kursi komputer dan duduk menghadap Luhan.

“Gomapta.” Luhan tersenyum lemah. Ia membuka bungkusan tersebut dan langsung memakan satu buah permen. Sementara Sehun hanya duduk dengan masih memandangi Hyung kesayangannya itu. “Kau masih belum terbiasa dengan salju Korea?”

Luhan mengangguk seraya tersenyum. “Uhm. Ku rasa seperti itu. Manajer hyung tahu jika kau kemari? Suho eodisseo?”

“Mereka semua ada diluar. Sepertinya dorm kalian lebih nyaman. Itu tidak adil.” Sehun berpura – pura cemberut.

“Geure. Tinggalah disini saja.” Luhan mulai tampak membaik. Itu terlihat dari lengkungan senyumnya yang bertahan.

“Shireoyo.” Sehun menjawab lugas. “Waeyo? Jong In sudah menjadi hyung yang baik untuk mu?” Luhan menepuk pelan bahu Sehun.

“Lu hyung ttemune.”

“Ye?” Luhan tidak mengerti.

“Kim Nana –gga.. apa dia mengatakan bahwa akan pergi selamanya?” pertanyaan yang langsung membuat senyuman Luhan memudar. Luhan menunduk sesaat, lalu ia kembali mendongak. “Siapa yang bertanding PS malam ini? Chen mengalahkan mu lagi?” Luhan mengalihkan pembicaraan.

“Apa aku ini bodoh untuk hyung? Jawab aku.” Sehun menumpukan kepalanya pada tangan yang ia sandarkan dikursi.

“Kau selalu menceritakan semuanya, apapun itu pada ku. Geundae.. aku tidak pernah tahu lagi tentang mu ketika kau mengenal Kim Nana.”

Perkataan Sehun membuat Luhan mencelos. “Keuge anyira.. keuge —- “

“Anya. Aku tidak sedang mengatakan bahwa aku cemburu hyung. Lu hyung, terkadang semua ini bisa menjebak mu. Kau akan terjebak hanya karena tidak mau mencari jalan untuk keluar. Jika dia tidak kembali lagi sampai kapanpun, apa kau juga akan tersenyum getir seperti itu ketika kamera menyorot mu? Kau menginginkan jika semua orang beranggapan bahwa kau sedang sakit, sampai kapanpun akan tetap sakit. Hingga semua orang berkomentar bahwa umur mu tidak akan lama lagi? Begitukah?”

Plak! Luhan memukul lengan Sehun. “Kau mendoakan hyung seperti itu eoh?”

“Anyu. Hyung justru sedang memanjatkan doa seperti itu.” Sehun menggeleng santai.

Luhan membuang pandangannya ke arah jendela kamar, “karena aku memang tidak memiliki jalan keluarnya Sehunnie.”

“Isseo. Hyung isseoyo.” Perkataan Sehun membuat Luhan kembali melihatnya.

Sehun mengangkat kedua bahunya. “Aku yakin jika hyung memiliki jalan keluar. Tapi aku tidak tahu dimana jalan keluarnya. Karena.. kompas itu hanya ada disini.. “ Sehun menunjuk amplop santa yang berada diatas tempat tidur. Luhan ikut melihat arah telunjuk Sehun, ia memandangi amplop santa itu sejenak.

“Kau sama sekali tidak memiliki kontak dengannya?” pada akhirnya Luhan menanyakan hal itu. Sehun langsung mengangguk, “uhm. Line nya baru saja aktif beberapa jam yang lalu.”

“Line? Jinjja? Bisakah kau memberikannya pada ku?” ekspresi Luhan langsung berubah.

“Hyung kau sungguh menjadi pengemis saat ini? Biarkan dia pergi karena itu keinginannya. Kau hanya perlu menjaganya ketika dia kembali.” Sehun sama sekali tidak mengeluarkan ponselnya.

“Kau menginginkan sesuatu? Ayo katakan saja.” Mata Sehun nyaris berbinar cerah ketika tawaran menggiurkan terlontar dari bibir tipis Luhan.

Wajah Sehun mulai berubah drastis. Ia beberapa kali melirik arah pintu kamar. “Hyung. Perut ku sakit. Chamkanmanyo.” Sehun segera bangkit dari duduknya dan berlarian keluar kamar. Blam!

Luhan mengernyit heran melihat bocah itu yang datang dan pergi begitu saja. Namun tanpa pikir panjang Luhan kembali berbaring, ia menarik selimutnya. Berharap keajaiban desember masih tersesat mencari sosoknya dan memberikan kado natal terindah sepanjang hidupnya kelak.

xxx

Blam! Belum sempat Sehun menghembuskan nafas lega, kesepuluh  alien tampan sudah menunggunya tepat didepan pintu kamar Luhan.

“Sehunnie Sehunnie eotteo? Eoh?” Kai orang pertama yang menarik kerah baju Sehun.

Lalu disusul Baekhyun yang memajukan kepalanya. “Kau berhasil?”

“Apa isi suratnya?” Chen ikut menarik baju Sehun.

D.o berlompat kegirangan. “Aaaak! Aku penasaran!”

“Kau mengatakan semua apa yang kita tulis tadi kan? Kau membaca semuanya?” Lay memastikan layaknya seorang penyidik.

Tao tak mau kalah. “Kau mengucapkan kalimat romantis yang aku tulis?”

“Aaah palli! Cepat bicara!” Chanyeol menggoyangkan kedua bahu Sehun dengan gaya dramatiknya -_-

Hanya Suho, Xiumin, & Kris yang bersikap sedikit lebih normal demi menanti baby magnae mengucapkan sesuatu.

“Hyungdeul.. “ Sehun menatap cengo satu persatu alien tampan dihadapannya.

“YE?” mereka nyaris menjawab serempak dengan wajah yang penuh rasa ingin tahu.

“Aku lupa kalimat akhir yang harus aku ucapkan.”

PLAK! Meski tak semua memberberdeul menepuk jidad masing – masing, tetapi suara tepukan itu mendominasi seisi dorm.

“Aish. Kau ini. Bagian yang mana?” Lay berkacak pinggang.

Sehun mengeluarkan lipatan kertas dari dalam saku celananya. “Ini.. yang ini.. “

“Aahh Oh Sehun! Ku bilang juga apa?! Aku sangat yakin, jika kalimat romantis ini kau ucapkan pasti kita semua tahu apa isi surat santa itu. Auwhhh jinjja.. “ Tao mengerang frustasi karena hanya kalimat yang ia tuliskan sama sekali tidak diingat oleh Sehun -_-

“Mana – mana? Coba ku lihat.. “ Baekhyun menarik kertas dari tangan Sehun.

Mereka membaca bersamaan. “Tetaplah.. merindukannya .. meskipun .. dia .. jauh.. disana.. “

“Bukankah ini terdengar menggelikan? Tao –yya, ku rasa kata – kata mu  tidak ada kaitannya dengan  masalah Luhan hyung saat ini.” Baekhyun menatap Tao datar.

Tao dengan cepat merampas kertas itu, ia tampak tidak terima. “Ya! Lihat ini. Bagaimana tidak berkaitan? Nana –ssi saat ini di Jepang. Lalu, Luhan hyung yang ditinggalkan. Bagaimana bisa kau melupakan kalimat seindah ini? Auwhh jinjja.. aku tidak habis pikir. Aiyoo.. jeongmal.” Tao berdecak frustasi.

“Huang Zhi Tao mwoya?! Keuge anyigodeun! Punya mu sungguh tidak masuk akal.” Chen ikut mengomentari.

“Apa kau pikir Nana itu sama seperti panda Kanada mu eoh?” Kai mencibir ketus.

“Yak! Eonje?! Kapan aku memiliki panda di Kanada! EONJE!” Tao mulai meledak – ledak.

“Jeongmal? Huang Zhi Tao –ssi hyeohaeyo (sudah putus) ?” Chanyeol menunjuk tak percaya.

“Anyia! Jiji –gga panda anya!” Tao mulai berkaca – kaca.

“HAHAHAHA. Huang Zhi Tao .. HAHAHA.. “ tawa Kai & Chen menggelegar.

“Dwesseo dwesseo. Jangan mengganggunya lagi.” Suho menarik Tao agar berdiri disampingnya.

“Lalu bagaimana sekarang?” D.o kembali pada misi mereka sebenarnya.

Lay melangkah dan berdiri ditengah – tengah memberdeul. “Sebenarnya tujuan kita seperti ini untuk apa?”

“Tentu saja ingin membantu Lu hyung. Auuwhh Lay hyung wae geuraeyo ?! “ Baekhyun menolak bahu Lay.

“Anya – anya. Keuge anya.” Lay menggeleng layaknya seorang pakar. “Bukankah kita hanya ingin tahu isi surat itu?”

“KYUNGSOO!”

“Eoh! MATNA! KYUNGSOO – KYUNGSOO!”

Mereka semua menunjuk D.o bersamaan. D.o melotot. “YAK! PIKYEONHAE (singkirkan tangan kalian)!” ia menyingkirkan telunjuk memberdeul yang nyaris mengenai lubang hidungnya -_-

“Matnayo. Kyungsoo hyung –gga, ini semua rencana mu hyung.. “ Sehun menepuk kertas berisi barisan  kata – kata yang ia ucapkan sebelumnya pada Luhan ke arah  dada D.o.

“Eh? Keugon — keugeyo – “ D.o mencoba menjelaskan.

“Kenapa aku jadi ikut terjerumus ke dunia seperti ini?” Kris akhirnya angkat bicara -_-

“Kris hyung mwoya?!” D.o menolak pelan bahu Kris.

“Lalu bagaimana sekarang? Aku jadi tidak tega melihatnya seperti itu. Kalian tahu? Semalaman ia mengigau memanggil, Nana –yya, Nana –yya, noye sarangeun da geojitmariya Nana –yya. Ireokhae. Ssshh.. Xi Luhan himnaeyo. Aku jadi tidak tega. Ckck” Xiumin memegangi dadanya sendiri, menirukan Luhan pada saat namja itu mengigau.

“Jinjja? Ssshh.. Luhan hyung. Aku tidak pernah melihatnya seperti ini. Etteokhae ije?” Chanyeol  merasa prihatin.

Lay mengangguk mengerti, menyerap penghayatan yang baru saja dilakukan oleh Xiumin. Lalu namja itu berkomentar, “aigoo.. ternyata kasus ini lebih kritis dibandingkan Joon Myun dan Duizang .. “

“YASSHH NEO YIXING!” Dua leader itu langsung membludak menunjuk wajah Lay bersamaan.

“Pffftt.. !” Baekhyun orang yang pertama kali mengerti perkataan Lay. “Soo –ah..neomu bogoshipdago..  pffftt ..!” Baekhyun menahan keras tawanya sambil meniru kalimat yang pernah ia dengar dari Suho.

“Ya!” Suho mencengkram kuat bahu Baekhyun .

“Wine  racun serangga. Kalian pernah mencicipinya?” Lay menimpali.

“Cih.. haha. Yixing, kau mau mencobanya karena dokter Jung juga pergi uh?” Kris menertawakan Lay.

“YA KRIS HYUNG DIA SEDANG MENGATAI MU! AIGOOO… “ memberdeul berteriak frustasi. Wajah Kris seketika berubah murka . “MWO? YA ZHANG YI XING!”

“BWAHAHAHA.. “

“GYAHAHAHA.. Kris hyung babo anya? Hahaha.. “ fokus mereka kini hanyalah menertawakan ketidak pekaan Duizang Kris terhadap cerita Wine racun serangganya yang melegenda -__-

“Geumanhae!” Kris mulai kesal. “Kembali ke dorm. Ini sudah malam!” Kris berbalik pergi menuju ruang TV.

“Booo.. Suho hyung. Call Yaegi –ssi juseyo.. “ Baekhyun melihat  arah Kris yang sama sekali tak berbalik.

“HAHAHAHA.. “ memberdeul  kembali terbahak.

Xiumin menyudahi tawanya. “Tidak ada rencana lain?”

“Eungg?? Ah ye. Kenapa jadi menertawakan Kris ge?” Tao juga ikut menyadarinya.

“Lalu bagaimana? Sehun saja gagal. Bagaimana dengan ku?” Kai menunjuk dirinya sendiri.

“Tidak ada yang menyuruh mu babo.” Sehun menusuk pipi Kai dengan  telunjuknya.

“Aish yak!” Kai menepis kasar tangan Sehun. “Hey! Jangan bertengkar! Sehunnie ireojimalgu!” Chanyeol menarik Sehun ke sisinya.

“Bagaimana jika — “

“Chamkanmanyo!” suara Kris dari ruang TV mengalihkan pandangan memberdeul.

“Eungg?”

Kris berbicara dari arah sofa, “Line. Siapa tadi yang menyarankan bahwa Line Nana –ssi baru saja aktif beberapa jam yang lalu? Bukankah kita bisa menghubunginya melalui applikasi itu? Benarkan?” sebuah lampu sedang menyala didalam kepala namja bermalaikat kembar itu.

“Ah ye. Nugu?”

“Nugu?”

“Sungguh Nana –ssi memakai aplikasi itu?”

Memberdeul mulai bertanya – tanya. Mereka sama sekali tidak mengingat lagi siapa saja yang menulis disana.

“Jeo – jeoyo..” Kai mengangkat tangannya ragu.

“Neo? Jong In neo jinjja?” Tao menunjuk Kai. “Auuwhh hampir saja Luhan hyung memaksa ku untuk itu. Kau ini bagaimana? Kenapa menulis sesuatu yang tidak berguna!” cerca Sehun.

“Noona ku! Noona ku baru saja mengobrol dengannya melalui Line sore tadi!” Kai kelepasan bicara.

“MWO?” memberdeul serentak tak percaya.

“Eo. Kim Nana bisa di hubungi melalui Line.” Raut wajah Kai berubah takut. Ia tahu apa yang sebentar lagi akan terjadi.

“KENAPA TIDAK MENGATAKANNYA DARI AWAL KIM JONG IN!!”  Binggo! Semburan dari kesepuluh alien tampan kini menerpanya -_-

xxx

Keesokan hari..

“Xiao Lu! Xiao Lu ireona palli! Yaa!”

DEG! Seketika Luhan terperanjat bangun dari alam bawah sadarnya. “Nana –yya.. “ Luhan melihat seisi kamar yang sudah bergantikan cahaya matahari. Ia melihat dua tempat tidur disampingnya sudah tertata seperti semula. Tercium aroma parfum yang sangat ia kenal, Diamond Air. Chen & Xiumin memiliki kebiasaan memakai parfum Luhan tanpa seizinnya.

Ceklek! Luhan menoleh ke arah pintu. “Hyung. Ireonaseo? Bagaimana tenggorokan mu?” Chensing machine melangkah masuk dengan penampilan yang sudah rapi.

“Hmm. Sudah lebih baik.” Luhan mengangguk seadanya. Namja itu beranjak dari ranjang empuknya dan bergegas untuk menjalani segudang aktifitas yang telah menanti.

“Acara radio itu pukul berapa?” Luhan meraih handuknya yang tergantung rapi disudut kamar.

Chen merespon sembari bercermin, memperhatikan tatanan rambutnya sekali lagi. “Sore ini. Hyung, jinjja gwaenchana?“ Chen melihat pantulan Luhan yang terkesan masih sedikit pucat.

Tanpa ragu Luhan  mengangguk, “aku sudah lebih baik. Aku mandi dulu.. “

“Yeee.. “

Blam – terdengar pintu kamar mandi ditutup dari dalam. Chen menyudahi acara menata rambutnya. Namja bersuara emas itu sedikit memanjangkan lehernya demi mengintai seseorang yang baru saja masuk ke dalam kamar mandi. Aman terkendali. Chen berjalan menuju ranjang tersudut, milik Luhan.

“Eyshh.. dimana surat itu? Tidak ada. Auuwhh .. dimana Luhan hyung menyimpannya? Minseok hyung terkadang suka sekali mengarang hal  yang tidak – tidak. Mana? Surat itu bahkan tidak ada dibawah bantalnya. Aish !” Chen terus menggerutu kesal  sambil membolak – balik bantal guling dan selimut Luhan. Ia tidak menemukan apa yang ia cari. Hingga..

Ceklek!

“EOH?!” Chen terhentak.

“Jongdae –yya? Sedang apa kau disitu?” Luhan menyembulkan kepalanya dari dalam kamar mandi.

Sesaat Chen mematung bodoh, tidak tahu harus menjawab apa. “Lu hyung. Ahh.. keuge — hahaha.. aku sedang merapikan tempat tidur mu. Kau sudah terlambat. Segeralah mandi dan sarapan eo? Hahaha. Kau benar hyung, ye.. merapikan ranjang mu. Haha.” Chen tertawa konyol. Luhan yang semula sempat curiga, kembali mengangguk. “Gomapta Jongdae –ah.. “ Blam – Luhan kembali masuk ke dalam kamar mandi.

Chen langsung terduduk pada tepi ranjang dengan mengusap dadanya berkali – kali. “Omo – omo ! OMO! AAAAK! Hampir saja aku ketahuan. Awuuuhh.. “

xxx

Pagi hari di  bumi Osaka..

Bibi Ran menuangkan air putih pada dua gelas kaca yang terdapat pada meja makan. Sementara dua pelayan lainnya baru saja menghidangkan menu sarapan pagi.

“Bibi Ran. Putri ku sudah bangun?” Jenderal Kim bertanya pada wanita paruh baya yang berdiri disebelahnya.

Bibi Ran membungkuk sopan, “aku akan ke atas Tuan.” Tetapi.. sebelum bibi Ran hendak berbalik. Seseorang menuruni anak tangga dengan piyama tidur yang masih melekat pada tubuhnya.

“Selamat pagi appa.” Chup –  Nana mengecup singkat pipi sang appa, lalu ikut duduk dimeja makan.

“Masih ada yang kau butuhkan nona muda?” salah seorang pelayan bertanya sopan.

Nana menggeleng pelan, “anyu. Gomapseumnida.. “ Nana tersenyum ramah.

“Putri ku bisa tidur sangat nyenyak setelah membentak ku?” Jenderal Kim mulai mengoleskan selai kacang pada lembaran rotinya. Nana menghentikan gerakan tangannya yang hendak meraih segelas air putih, “mianhae appa.. “ guratan wajah Nana merasa bersalah.

Sang appa tersenyum tipis. “Hmm.. appa bahkan selalu diperlakukan seperti ini jika tidak memakai baju seragam .. “

“Wae iraeyo appa ?!” Nana berdecak kesal. Ia mulai menyeruput sup dan menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulutnya.

“Ada tempat yang ingin kau kunjungi setelah ini?” Jenderal Kim memotong – motong kecil lapisan roti miliknya.

“Uhm. Makam eomma.” Nana menjawab lugas dengan mulutnya yang penuh.

“Kau masih memiliki waktu 2 minggu Nana –yya.. “

“Kaki ku terasa sangat nyeri. Aku dirumah saja.” Nana menyibakkan poni – poninya yang berjatuhan. Ia terus menyuapkan sesendok demi sesendok nasi ke dalam mulutnya. Air wajahnya terkesan redup di pagi ini.

“Kau memiliki kebiasaan baru setelah dua tahun appa mengizinkan mu tinggal seorang diri?”

“Ye?” pertanyaan sang appa membuat Nana terhenyak. Jenderal Kim memperhatikan piyama yang masih melekat pada tubuhnya. Nana segera mengetahui maksud tatapan sang appa.

“Aku lupa menghidupkan penghangat ruangan tadi malam. Aku tidur larut karena kedinginan.” Tukas Nana.

“Sup itu .. terbuat dari ginseng Cina. Kau sangat menyukainya?”

“HMMFFT.. !” Nana tersedak hebat.

Jenderal Kim menatap putrinya heran dari sudut kaca mata yang ia kenakan. “Kau kenapa nak?”

“Uhuk – uhuk.. “ tanpa menunggu lama Nana segera meneguk air putih yang ada didekatnya.

“Hah..! “ Nana menghela nafas lega. Ia menepuk pelan dadanya hingga rasa tersedak itu perlahan menghilang. “Eo. Ini enak.. “ Nana menjawab pertanyaan sang appa yang belum terjawab sebelumnya. Sekilas ia melihat beberapa orang yang berada di ruang utama.

“Appa. Kau akan dinas luar? Kenapa mereka semua memakai pakaian dinas harian?”

Jenderal Kim mengangguk. “Masseumnida. Appa akan ke Cina untuk bertemu seseorang.”

“HMPPFTTT !!” tegukan terakhir Nana menyembur keluar dari dalam mulutnya. Ia tersedak untuk kali kedua.

“Mwo? Nugu? Appa ingin bertemu siapa?”

“Hmm.. Kepolisian Republik Cina akan mengadakan sebuah turnamen bagi seluruh polisi & tentara asia. Appa akan berkunjung sembari mengisi liburan.”

“Mwo? Liburan? Appa ingin memberikan contoh yang tidak baik bagi anak buah mu? Bahkan natal masih beberapa hari lagi.” Nana menunjuk sekumpulan personil yang duduk di ruang utama.

“Haha. Apa yang terjadi pada putri ku? Wae? Kau ingin bertemu seseorang disana? Kau memiliki teman di Cina? Kita akan ke Beijing.”

DEG! Genggaman Nana melemah, ia menaruh sumpit yang semula hendak ia gunakan untuk mengambil steak ikan dori kesukannya. “Kaki ku nyeri. Appa duluan saja.” Suara Nana melemah. Ia juga berhenti mengunyah nasi yang masih ada didalam mulutnya.

Jenderal Kim semakin yakin jika ada yang disembunyikan oleh putri sematawayangnya itu. Ia menyudahi sarapan paginya dengan serbet yang ia usapkan pada bibirnnya. “Geure. Kita akan pergi bersama – sama ke makam eomma mu. Lalu kita akan ke Korea, appa sudah memesan —“

TRING! Dentuman sendok dan piring membuat perkataan laki – laki berusia setengah abad itu terhenti.

“Appa mwohaeyo? Appa jigeum mwohaeyo !! Tidak bisakah semua  jadwal ku untuk masuk ke akademi nanti dipercepat ? Tidak. Aku tidak akan pergi.” Nana menolak.

“Operasi  kaki mu akan di lakukan disana.”

“MWO? Appa!” Nana bangun dari kursi makannya. “Ini sebuah lelucon bagi mu? Appa jebalyo. Ulang tahun ku sudah lewat 10 bulan yang lalu.” Ia mulai frustasi.

Jenderal Kim membenarkan letak kaca matanya, ia mendongak menatap Nana. “Kau memilih akademi karena kau tidak bisa  bernyanyi? Kau sangat menyukai dunia itu? Appa sudah lebih dulu memberi mu pilihan Kim Nana.”

“Appa keuge anyira. Jaegayo — “

“Pikirkan dengan baik. Kau satu – satunya harapan ku Nana –yya.” Sanggah sang appa.

“Lalu bagaimana dengan oppa? Appa sungguh melupakan oppa? Kakak ku!” emosi Nana kali ini semakin bercampur menjadi satu.

“Kakak mu. Kau sudah bertemu dengan kakak mu.”

DEG! Kali ini lelucon sang appa sudah sangat tidak bisa untuk ditolerir lagi.

“MWO? Appa Mworaguyo? Bisakah mengulangi yang baru saja appa katakan? JAWAB AKU APPA!”

xxx

Gangnam – SM  Office

— Kantin —

“Wahh.. Siwon sunbaenim menggendong bayi siapa?”

“Gwiyeowo.. itu anak siapa?”

“Eo?! Bukankah mereka seperti sepasang bayi kembar?”

“Ah iya. Kau benar. Baju mereka hanya berbeda warna saja.”

“Kyaa.. kau lihat? Yang memakai bando itu melihat ku. Annyeong .. “

Trainee SM yang memiliki jadwal latihan dihari ini sedang menikmati makan siangnya dikantin. Tetapi, fokus mereka teralihkan pada saat mendapati 2 orang sunbae besar mereka juga ditempat yang sama. Bukan karena baru pertama kali melihat secara dekat, tetapi karena sepasang bayi yang kini tengah bermain – main pada meja yang hanya berselang tiga meja dari arah mereka bersama pastur SJ, Choi Siwon. Sementara 1  member lagi terlihat tengah sangat serius mendiskusikan sesuatu pada meja sudut kantin bersama dua orang yang asing bagi para trainee tersebut.

“Kyuhyun sunbaenim akan merilis album solonya?”

“Molla. Sungguh? Yaa.. bukankah itu CEO muda kita?” salah seorang trainee reflek mendongak ketika menyadari seseorang yang pernah ia lihat sebelumnya.

“CEO muda? Yang mana?” dua lainnya ikut penasaran.

“Cho Yaegi. Kang Seulgi neo mollaseo? Dia juga ikut serta dalam project SM Rookies.”

“Jinjja? Aku sungguh tidak mengetahuinya.” Trainee Kang Seulgi menutup mulutnya tak percaya.

“Jadi yang selama ini Jeno katakan CEO cantik  nona itu?” Trainee bernama Justin semakin penasaran.

“Anyitji. Yang Jeno maksud itu aku.. “ Trainee yang duduk disamping Seulgi mengibaskan rambutnya.

“Ya Hae Rim neo mwoanya?! Hahaha.. “

Tawa Seulgi berhenti ketika ia mendapati seseorang yang sangat ia kenal. “Zhaolin? Kenapa dia tidak bergabung?”

Justin & Hae Rim ikut menoleh. “Dia masih bersedih karena Nana pergi.” Tukas Justin.

“Ah jeongmal? Jinjja? Himnaeyo.. “ Seulgi & Hae Rim menatap Zhaolin prihatin dari kejauhan. Bocah Chinese itu tak sedikitpun beralih dari kotak makan siangnya.

“Geure – geure. Sudah selesai? Kajja. Kita kembali ke atas. Auwhh.. perut ku kenyang.” Justin lebih dulu bangun dari kursinya.

“Ah ye ye.” Hae Rim & Seulgi ikut bangun. Mereka berjalan keluar kantin, seraya membungkukkan badan sopan ketika Siwon menatap mereka sekilas.

“Seulgi Noona annyeong.. “ Siwon menggerakkan tangan mungil yang berada dalam gendongannya ke arah mereka.

“Ye annyeonghaseyo. Gwiyeowo..” Seulgi berdecak gemas dari kejauhan, sembari ikut melambai – lambaikan tangannya sopan.

“Xing Zhaolin, kami duluan eo?” Hae Rim melemparkan pandangannya pada Zhaolin.

Zhaolin mengangguk dan mengangkat jempolnya.

Ketika salah satu dari ketiga Trainee itu hendak menarik pintu kantin..

“Eoh. EXO sunbaenim annyeonghaseyo.. “ Seulgi sedikit terkejut ketika wajahnya berpas – pasan dengan salah satu member EXO, Kris.

“Hey.. ada Kang Seulgi disini.. gyahaha.. “ Sehun yang berada dibelakang Kris tertawa mengejek.

“Mwol?” Seulgi tertawa tertahan. Ia dan Sehun adalah teman baik sejak trainee dulu.

“Annyeonghaseyo sunbenim.. “ Justin & Hae Rim ikut membungkukkan badannya sopan.

Kris, Sehun, Luhan, Chanyeol,  dan Suho ikut menunduk sopan.

DEG! Tatapan Luhan tiba – tiba saja terkunci pada salah seorang diantara mereka. Sosok yang merasa menangkap tatapan Luhan itu menunduk sopan sekali lagi. “Annyeonghaseyo Luhan sunbaenim.. “

Suho menyikut siku Luhan yang masih juga mematung menatap Hae Rim. Bukan tatapan seperti sedang terkesima.. melainkan tatapan yang cukup nanar..

“Kalian sudah makan siang? Kajja. Aku traktir.” Chanyeol berbasa – basi. Justin berjalan mendekat, ia membisikkan sesuatu di telinga Chanyeol. “Yejin memiliki jadwal latihan.. “

“Mwoneongeoya?!” Chanyeol menolak bahu Justin pelan.

“Hahaha.” Justin  tertawa kecil.

“Geurom. Kalau begitu, kami duluan. Annyeonghaseyo.” Seulgi mewakili Justin & Hae Rim.

“Ah ye ye.” Memberdeul memberikan jalan bagi ketiga hoobae nya itu.

Pada saat Seulgi melewati Sehun, tangan Sehun dengan cepat menarik kunciran rambut Seulgi. “Kang Seulgi ige mwoya?!”

“Ya!” Seulgi berdecak kesal. Sehun sangat suka menarik kunciran rambut Seulgi yang menurutnya lebih mirip seperti kuda poni -_-

“Hahahaha.” Sehun  tertawa puas.

Ketiga trainee itu pun berlalu. Raut wajah Luhan masih tetap tidak berubah. “Lu hyung? Lu hyung!”

“Ah ye ye.. “ Lambaian tangan Suho membuat Luhan terhenyak.

Suho melihat lagi ke arah perginya Seulgi & kedua temannya. “Dia bukan Nana. Dia Hae Rim. “ Suho mengerti arti tatapan Luhan sebelumnya.

“Lalu jika Luhan hyung akan jatuh cinta untuk kedua kalinya, HaNa eobseo. HaRim isseo.” Chanyeol berbisik. Ia nyaris terbahak.

“HaRim? Luhan Soo Rim? Pffftt..!” Kris hampir meledakkan tawanya.

“Kris hyung mwoya?!” Suho tertawa tidak suka. Ia mendorong – dorong bahu Kris.

“Kalian bicara apa? Tidak jadi makan? Sebentar lagi aku akan ke studio KBS.” Luhan melangkah lebih dulu.

“Kenapa suka sekali menggangu Lu hyung ku? Pikyeowayo.” Sehun menyerobot ketiga hyungdeulnya dan menyusul Luhan.

“EXO! Ya! Memberdeul!”

Suho langsung menemukan sumber suara. “Hyung!” Suho melambaikan tangannya ketika sosok Kyuhyun memanggil ke arah mereka. Suho melihat kedua partnernya sesaat, lebih tepatnya melihat gerak – gerik Kris yang mulai panas dingin. Suho tersenyum evil, “sepertinya.. sebentar lagi suasana akan memanas. Chanyeol –ah, kajja. Kris hyung tidak mungkin pergi kesana. Haha.. “ Suho menarik tangan Chanyeol menuju meja dimana Kyuhyun, Lian, dan Yaegi sedang duduk bersama.

“APPA!”

Tubuh Kris menegang ketika suara itu menggema seisi kantin. “Geum Sha?” desis Kris pelan. Bahkan tiga barista yang sedang meracik kopi pun ikut melihat ke arahnya.

“APPA! PAPA!” seorang bayi perempuan  yang didudukkan Siwon pada meja kantin menunjuk tepat ke arah Kris.

Zhaolin yang sedang melahap santap siangnya pun ikut mendongak. Kris merasa kedua kakinya membeku. Ia perlahan membalikkan badannya dan.. “APPAAAAA!”

Kris mengatur nafasnya agar kembali normal. Ia mulai melangkahkan kakinya. Ia tidak mungkin berbalik dan ikut menyapa dua malaikat kecilnya  saat ini. Geum Sha bisa saja berteriak dan mungkin.. akan terus menempel padanya dan tak mau melepasnya begitu saja.

“Hyung. Disana sungguh ChanSha?” Sehun berbisik.

“Uhm.” Kris mendeham seadanya. Karena perasaannya saat ini begitu berkecamuk. “Tega sekali kau Cho Yaegi. Kau sama sekali tidak memberitahu ku jika kau disini.. “ gumannya dalam hati.

“Kris. Aku duduk disana sebentar.”

“Eung? Ah geure.” Kris langsung mengiyakan perkataan Luhan ketika ia mengetahui ‘disana’ yang dimaksud oleh Luhan.

“Hyung. Aku tidak membawa dompet. Traktir ya?” Sehun menyesap latte nya.

Kris meliriknya sesaat, “eo. Ambil semua yang kau inginkan.” Suasana mood Kris masih sangat buruk karena seseorang di ujung sana.

Sementara itu ..

“Boleh aku duduk disini?” Luhan menghampiri seseorang yang sebenarnya memang ia cari – cari sejak beberapa hari yang lalu. Namun jadwal yang tiada akhir sulit untuknya melakukan semua yang ia inginkan.  Zhaolin merasa seseorang sedang bertanya padanya. Ia mendongak, “uhm. Duduk saja.” Zhaolin mengangguk pelan. Ia lanjut  menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

Luhan menusukkan sedotan pada cup minuman miliknya. “Bagaimana kabar mu?” Luhan cukup canggung untuk memulai percakapan.

Zhaolin melahap potongan terakhir telur dadarnya. “Aku baik. Gege bagaimana?”

“Hmm. Aku baik.”

Tring! Tanpa sengaja Zhaolin menjatuhkan sumpitnya ketika mendengar respon Luhan.

Luhan ikut menatapnya heran. “Aku sudah selesai. Aku permisi ge.” Zhaolin bangun dari duduknya.

“Xing Zhaolin sebentar.” Luhan menahan langkah Zhaolin.

“Meskipun jiejie menyuruh ku untuk bertanya semua hal yang aku tidak tahu pada mu. Melihat mu saja membuat ku marah. Aku permisi .” Zhaolin melewati Luhan dan berjalan keluar kantin.

Luhan kembali terduduk, kata – kata yang terlontar dari namja berkebangsaan sama dengannya itu terlalu menusuk. Meskipun ia tidak tahu pasti apa yang sedang Zhaolin coba katakan, tetapi Luhan hanya menangkap satu kata, ‘jiejie’.

“Hhh.. “ Luhan mengatur deru nafasnya agar tidak lepas kendali didalam keramaian.

“Aku bahkan tidak memiliki tempat untuk bertanya dimana aku bisa menemukan mu, Nana –yya.. “

xxx

EXO’s Practice Room

Minwook manajer melangkah masuk dengan langkah yang tergesa  – gesa. Ia mengarah pada manajerdeul yang sedang duduk disudut ruangan.

“Seunghwan –yya. KBS pukul 4 kan? Kim Yong Min –nim meminta Luhan untuk bertemu dengannya sebentar saja.”

“MWO?” manajerdeul lainnya ikut terhenyak tak percaya.

“Luhan? Xi Luhan? Apa yang terjadi?” Im  manajer tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Seunghwan dan Jae saling betatapan satu sama lain. Mereka sepertinya dapat membaca situasi. Seunghwan melirik arlojinya, “LUHAN.” Ia lalu memanggil salah satu namja yang berada pada kerumunan disana.

“YE?” Luhan berteriak sambil berlarian kecil menuju arah manajerdeul.

Seunghwan menepuk pundak Luhan, “Kim Yong Min –nim sedikit ingin membicarakan sesuatu hal dengan mu. Naiklah sekarang. Waktu kita tidak banyak.”

“Ye? K—Kim Yong Min –nim? Jeoyo? Ruang CEO?” Luhan menunjuk dirinya sendiri untuk memastikan agar ia tidak salah menginjakkan kaki pada lantai 8.

“Ye matnayo. Kajja, aku antarkan.” Minwook manajer merangkul pundak Luhan.

Luhan yang tidak menemukan titik temu apapun, hanya ikut keluar dengan seribu tanya terbersit dalam benaknya. Kedua orang itu pun melangkah keluar dari practice room.

Im manajer memastikan bahwa practice room kembali tertutup rapat. “Aigoo.. sepertinya bocah Chinese sedang berkompetisi untuk memenangkan hati putri tunggal dari keluarga terpandang di bumi Seoul.” Celoteh manajer Im.

“Teruslah menonton drama. Kau sudah menginjak kepala 3 Kyun –yya.” Manajer Jae menyikut lengan  Im manajer dengan nada mencibir.

“Lebih tepatnya.. Luhan penuh dengan tantangan dibandingkan Kris.”  Yong Min menimpali.

Seunghwan manajer menyerap apa maksud dari kedua partnernya itu. “Ponakan ku lebih terlihat mudah untuk didapat kan? Eoh? Begitu?!” Seunghwan meninju pelan satu persatu dari mereka.

“Hahaha. Ya! Aku tidak mengatakannya. Kita bermain fakta disini.”

“Hahaha.. “ Jae  ikut tertawa ketika melihat Seunghwan yang tampak sesungutan.

Seunghwam mengalihkan pandangannya pada memberdeul yang sedang berdiskusi diujung sana bersama koreografer Shim Jae Won.

“Anak – anak itu memiliki cinta yang rumit.. “ desis Seunghwan.

Jae, Im, dan Yong Min manajer ikut mengangguk bersamaan. “Masa depan kita akan lebih rumit jika pihak agensi mengetahui bahwa kita adalah agen penyelundupan kisah asmara  EXO.”

Plak! Sebuah pukulan mendarat pada bahu Im manajer. “Disini ada CCTV!” Jae manajer mendesisi geram.

“Cih.. sepertinya oknum utama sedang mencoba menyerahkan diri.” Seunghwan mencibir Jae manajer.

“YA! ANYITJI!” Jae  reflek berteriak. Karena jika dilihat dari awal semua kisah, Yaegi & Kris tidak akan mudah untuk bersatu bila Jae tidak datang untuk menghadiri pernikahan mereka  waktu itu.

“HAHAHAHA.. “ manajerdeul terbahak bersamaan.

xxx

EXO –K’s Dorm _ 9 P.M

Suho membentangkan  selimut tebal pada seseorang yang sudah ambruk disofa dorm.

“Ssshh.. kenapa Lu hyung tidur disini?” D.o menarik salah satu tangan Luhan yang posisinya dapat membuat Luhan akan merasakan sakit ketika ia terbangun. Luhan tertidur pulas tanpa menyadari apa yang terjadi disekitarnya. Hari demi hari terasa semakin membingungkan baginya. Terlebih dengan kondisi yang masih tampak tidak terlalu baik saat ini. Setelah beberapa saat lalu memberdeul berkumpul di dorm K untuk menonton film horor bersama, kini satu persatu dari mereka sudah kembali ke dorm masing – masing. Tao adalah member yang lebih dulu berlari naik ke lantai 17 ketika tulisan judul film terpampang jelas dilayar kaca -_-

Suho & D.o memperhatikan Luhan yang tidur dalam keadaan telungkup. Manajerdeul berpesan pada mereka untuk menyuruh Luhan meminum vitamin ketika ia terbangun. Sementara Kris masih duduk santai dengan melipat kedua kakinya di atas sofa.

“Hoaammhh.. hyung, kau tidur disana. Aku tidur disini. “ D.o mulai mengantuk.

“Tidak usah. Tidurlah dikamar. Ketika dia bangun aku akan membawanya ke dorm.” Kris menyambangi.

“Lalu hyung kau — “

“Aku belum selesai membaca buku.” Kris memotong cepat kalimat Suho.

Suho tersenyum geli, ia tahu bahwa Kris masih sangat kesal dengan pemandangan yang ia temukan di kantin siang tadi. “Geure. Kajja Kyungsoo –ah. Aku ke kamar sebentar hyung.”Suho merangkul D.o dan masuk ke kamar.

Tap! Kris menutup kasar buku tebal yang ia baca. Matanya menatap lurus Luhan yang masih tak sadarkan diri. “Cih.. laki – laki payah!” Kris bergidik kesal memandangi sosok Luhan. Tetapi.. jauh dari lubuk hatinya Kris juga sangat menghawatirkan kondisi Luhan yang tak kunjung kembali membaik seperti biasa. Namja itu benar – benar tersangkut pada sebuah tempat yang  bernama keterpurukan.

Rasa kantuk mulai menyerang namja betubuh jangkung itu. Kris mengambil posisi dan juga ikut berbaring di sofa. Lambat laun ia pun terlelap.

Dua jam berselang ..

“Eungghh.. “ Luhan menggeliat bangun dari alam bawah sadar. Ia mengubah posisinya menjadi terlentang. Sinar lampu yang sedikit menyilaukan membuatnya susah untuk membuka mata sepenuhnya..

“Ssshh.. “ Luhan memegangi kepalanya yang terasa berkedut. Samar – samar ia mendapati Kris  tertidur pulas pada sofa yang dibatasi oleh sebuah meja ditengahnya.

“Aahh.. “ Luhan kembali menghempaskan kepalanya. Rasa kantuk yang begitu berat membuat namja itu enggan untuk meneguk air yang ada diatas meja. Meskipun tenggorokannya terasa kering saat ini. “Hmmh.. “ Luhan memiringkan posisi tidurnya, ia menarik selimut dan kembali melanjutkan tidur.

“Xiao Lu .. “

DEG! Kedua mata Luhan terbuka lebar. Tanpa bergerak dari posisinya Luhan mencoba untuk merasakan bahwa itu hanyalah halusinasinya lagi..

“Sial! Vitamin ini membuat ku banyak berhalusinasi.” Luhan menatap kesal botol vitamin yang terdapat diatas meja, lalu ia kembali memejamkan matanya.

“Ya Xiao Lu.. “ suara itu terasa memanggilnya dari jarak dekat.

“Xiao Lu ireonayo…”

“Aish!” Luhan menarik selimut hingga menutupi semua permukaan tubuhnya.

Kali ini Luhan merasakan selimutnya ditarik oleh seseorang. Luhan melihat seseorang yang berdiri dihadapannya saat ini.  “Xiao Lu!“ sosok itu melambai – lambaikan tangan di depan wajahnya.

“Ya! Xiao Lu bangun!”

Luhan sudah tidak tahan lagi dengan semua ini. Sosok yang menjelam seperti Nana itu sungguh membuatnya muak. “Ya!” Luhan sontak bangun dari tidurnya, menatap sosok itu geram.

“Xiao Lu aku — “

“KAU KIM NANA? BENAR KAU KIM NANA? EOH! GEURE! ENYAH DARI MIMPI KU SEKARANG? AAAAAAAKKK! AKU SUDAH MUAK —- “DEG!  Suara teriakan rusa tampan itu tiba – tiba tercekat. Luhan mengerjap – ngerjapkan matanya dan ..

“GULP – “ terdengar jelas suara saliva yang ia telan saat ini.

“Nu — n— nu — nugu – nuguseyo?”

To Be Co

Just Info 😀

foto Nana yang ini, adalah Hae Rim Trainee SM. jadi disini Nana memiliki kemiripan dengan Hae Rim 😀

223848_120485371423062_440995641_n

– Justin adalah Trainee SM.

– Kim Jong In a. k.a Kai di kabarkan atau lebih tepatnya di rumorkan   memiliki hubungan keluarga dengan Lee Soo Man / Kim Yong Min.

96 pemikiran pada “EXO SPECIAL SERIES ‘HanNa’ NO MORE – CHAPTER 7

  1. Heh.. Eonni.. Kenapa jdi galau2 gitu..
    Itu siapa eon..
    Aku gk tega klu hrs brkhir sad ending..
    Xiao lu kmu tnang aja.. Nana hnya milik mu..
    Issh.. Dasr TBC menyebalkan.. Slalu ja nongol di saat yg genting2 kyk gtu..
    Aaahhh.. Nyebelin..
    Eonni slalu buat aku penasaran..
    Ayo dong eonni update ny jngn lma2.. Ya.. Ya.. Ya..

    Jiayo.. ^_^

  2. Heh.. Eonni.. Kenapa jdi galau2 gitu..
    Itu siapa eon..
    Aku gk tega klu hrs brkhir sad ending..
    Xiao lu kmu tnang aja.. Nana hnya milik mu..
    Issh.. Dasr TBC menyebalkan.. Slalu ja nongol di saat yg genting2 kyk gtu..
    Aaahhh.. Nyebelin..
    Eonni slalu buat aku penasaran..
    Ayo dong eonni update ny jngn lma2.. Ya.. Ya.. Ya..

    Jiayou.. ^_^

  3. Aku suka bangeeet eon brother-sister ship antara Lian Nana :3 oppa yg koplak vs dongsaeng yg galak hehehe peace ^^v
    Chapter depan dibanyakin scene Lian sama Nana dong eon~ ya ya ya? *ngarep
    Itu yg di kamar Luhan beneran Nana bukaaan? Dia balik ke Korea lagi?? Aaaa pokoknya tambah penasaran~

    See next chap eonni~
    JIAYOU!!^^

  4. Udah chap 7 aja

    HanNa Couple >.<
    Lebih Lebih daripada Couple laenx

    W.A.O masiH bawa" Kejadian masa lalux Kris
    hahaha
    1 perjuangan seorang duizhang ke yaegi!
    Aplaus buat seorang appa dari Chansha ^_^

  5. aku ngambil kesimpulan dari chapter 7 ini eon. -Masa lalu adalah hal yang akan ditertawakan di masa depan- bener gak? Menurut aku sih iya..

    Itu siapa? HaeRim kah? Gamungkin tapi.. Nana? Entahlah, eonni selalu berhasil buat aku greget sendiri -..-

    next, Jiayou eonni~

  6. astaga kasian banget lulu. sampe galau begitu dia —
    wkwkwk lucu juga kl ngebayangin si kris yg moodnya jadi jelek gara” ga bisa hampirin chansha *peace

  7. Saeng, eon baca langsung baca nya loncat, penasaran tingkat tinggi nieh. Hub nana sama lian apa ya. Nana ke jepang bikin luhan galau. Kocak bgt member2 exo buat nyenangin luhan, si sehun bisa lupa isi surat yg ditulis member2 lainnya yg ujung2 lay nyendir suho n kris..bnr2 kocak dech n baca ff ini selalu buat ketawa. Lanjut lagi ah. Saeng eon minta pw part 5 ya, eon dh mention di twitter.

  8. AnyeOooong…….!!!
    Sorry yAa baru komen, soalnya ku bingung mau komen apa. di semua ff author aku paling suka kalo pas ada sehun sama kai, Soalnya mereka tu gokil banget…banget..bangEeeeet, kerjaAnnya selalu ngintipin orang lagi berduaAn,…….!!!!
    Sekali lagi maAf yaAaa thor(karena baru komen)……!!!!
    PIEeeeeeeSs…….!!!

  9. Apa itu haerim?? Maybe -_- ato nana? Maybe -_-
    rumit bnget cintanya luhan ama nana 😦 mending luhan ama aku aja #digamparNana 😀
    mian eonni bru komen skarang, aku ketinggalan chapter,,,
    fighting eonni 🙂

  10. Eommmmmaaaaa *treakpakektao*
    Mian baru sempet baca dan baru sempet komen 😦

    Aigooo demi apa aku ngakak liat itu kekocakan memberdeul wkwkwk eoh kris apa emang gak sepeka itu sampe2 dia yang dihina dia yang gak mudeng ckckck xD

  11. ahahha,,,ini epep nya kena efek bude lusi kekekekeke
    semua pada berilusi.. berarti mbak lusi lagi tenar ini…
    hadeeehhhh nana… kasihan sekali hdupmu… pasti sekarang matanya gede2 kaya bola ping pong kebanyakan nangis…
    langsung cus chap selanjutnya…

  12. Aku bingung knp Nana g mau liburan ke korea sm Appa nya sih??
    trus,, siapa coba,, yg bangunin si Lulu itu??-.-
    Aku baca next chapter nya dulu ea..
    Aku nih ketinggalan byk chapter,, jadinya klo baca harus ngebut.. #ngeeng,,ciit..
    yaudah eoniee,,, Bye-bye.. 🙂

Tinggalkan Balasan ke 'moon ri' nya baekhyun Batalkan balasan