EXO SPECIAL SERIES ‘HanNa’ NO MORE – CHAPTER 9 END

1385994_461881337264445_136227669_n

Chapter sebelumnya KLIK 

  • Authoress : Muriza a.k.a Yaegi Cho
  • Main Casts      :

– EXO Luhan | Xiao Lu | Xi Luhan

– Kim Nana | OC | as Trainee SM (fiction)

– EXO Kris | Wu Yi Fan

– Cho Yaegi | Official OC | Kris Wife

– Wu Geum Chan & Wu Geum Sha  | Official OC | Kris Children

  • Supported Casts :

–      EXO | Xiumin – Kai – Chen – Sehun – D.o – Chanyeol – Baekhyeon – Suho – Tao – Lay |

–      EXO ‘s Real Manager | Lee Seunghwan –  Heo  Jaehyuk – Noh Yong Min – Tak Young Jun  | Kim Min Wook | Im Hyunkyun

–      Wang / Wu Lian | Kris brother

–      Xing Zhaolin | Real Trainee’s SM

–      Another BB / GB SM / Real Trainee  & OC that you’ll find on the spot later on

  • Genre              : Family –  Comedy – Friendship – Sad / Hurt / Comfort – Romance
  • Rating                         : R – Restricted
  • Length             : Chaptered

Ideas, inspiration, characterization, official cast’s name, background, and the whole of the story is MINE, belongs to me  ~ Don’t do something plagiarize or plagiarism !! Everybody know that my XONAMS/XONJIES  are smart ~ I wanna study more with all of your comments ~  Typo everywhere.  We Are One ! Enjoy the story yeorobunnn ^_^

 

XXX

OST – FT ISLAND _ AFTER LOVE

Modu da geojitmariya da geojitmariya

Its all lies. All lies

Semuanya adalah kebohongan, semua kebohongan

Noye sarangeun da geojitmariya

Your love for me was all lies

Cintamu adalah kebohongan
Itorog apeuge haeseo

You’ve hurt me so

Karena itulah aku merasa sakit seperti ini
Nal seulpeuge haeseo ulligo gan sarangijanha

You left me crying

Karena membuatku bersedih, tidakkah kau tahu cinta yang pergi dan membuatku menangis

XXX

 “Xiao Lu! Xiao Lu! Ya Xiao Lu tunggu! YA!”

“XIAO LU! “

Nana terus mengejar Luhan yang berjalan mendahuluinya. Namja itu sama sekali tak berhenti dan menoleh padanya yang masih tertinggal di belakang. Usai Luhan memastikan bahwa Nana membuatnya nyaris kehilangan detak jantung karena yeoja itu tidak jadi terjun bebas ke dasar apartement, kini Luhan berbalik sesungutan terhadap Nana.

“XIAO LU! KU BILANG TUNGGU! KYAAAA!”

PLAK! Sebuah hantaman sepatu mengenai punggung Luhan akan membuat namja itu akan segera berbalik dalam hitungan detik.

“Aaakh! Kim Nana apha!” Binggo! Luhan berbalik sembari memegangi punggungnya. Ia melihat sebuah sepatu boot di dekatnya.

“Sudah ku bilang tunggu aku kan! Apa kau tuli!” Nana tidak sanggup lagi menyamai langkahnya karena perlahan nyeri pada kaki kanan mulai ia rasakan kembali.

Luhan mengambil sepatu yang tergeletak di lantai, lalu ia melemparnya kembali ke arah Nana. “Pakai sepatu mu! Disini banyak CCTV.”

“Kaki ku sakit Xiao Lu!”  gerutuan Nana membuat Luhan yang semula hendak berbalik pergi kembali menoleh.  Luhan menatap tunangannya itu sesaat dengan pandangan skeptis. “Kau tidak sedang menipu ku lagi?” tanya Luhan memastikan.

Nana menggeleng cepat dengan raut wajahnya yang imut, “aniya. Ini sungguhan. Sakit.. “ Nana kemudian berjongkok memegangi mata kakinya.

“Sigh – “ sesaat Luhan berkacak pinggang, lalu melangkah menuju Nana.

“Disini?” Luhan ikut memegangi kaki kanan Nana. Nana mengangguk pelan, “eo. Berdenyut.”

“Tidak ada obat penghilang rasa sakit?”

Nana menyeringai lebar.  “Gendong aku.”

Tatapan tajam Luhan langsung membuat Nana kembali menggeleng cepat. “Aniya. Ini sungguhan Xiao Lu. Apho..  kaki ku sakit sungguhan. Aku tidak berbohong. Jika kaki ku sakit Olin menggendong ku.” Nana berupaya keras untuk menghapus sugesti buruk Luhan.

Luhan mendongak melihat setiap sudut plafon. “Rekaman CCTV disini langsung terhubung ke SM kan? Ada paman Yu yang menjaga disana. Tidak perlu takut.” Nana mengerti apa yang sedang dipikirkan Luhan saat ini.  Luhan tidak banyak memberi  respon, ia langsung berbalik membelakangi Nana.

“Yasudah naik.” Sebuah piggy back hangat segera menyambut Nana.

Tanpa menunggu lama Nana langsung melingkarkan kedua tangannya pada leher Luhan dan segera naik pada punggung Luhan.

“Ngghh.. “ Luhan mengerang kecil karena beban yang dipikulnya saat ini -_-

“Hahaha.” Nana tertawa renyah. “Xiao Lu, kau romantis sekali.. “ Nana menyandarkan dagunya pada pundak kiri Luhan.

“Lain kali jangan seperti itu lagi. Jantung ku bisa copot Kim Nana.” Luhan akhirnya membuka suara. Mereka berjalan menuju lift.

“Araa. Eyh..  apa kau begitu takut kehilangan ku Xiao Lu? Terpal tadi menyelamatkan hidupku.”

“Jika terpal itu tidak ada bagaimana aku — “

Nana memotong cepat, “tidak bisakah mempercayakan semuanya  pada takdir Xiao Lu? Terpal tadi memang berada disana untuk menopang tubuh ku yang jatuh.”

Luhan terdiam, ia masih sangat shock ketika tubuh Nana tiba – tiba kehilangan keseimbangan pada saat di atap tadi. Jika Nana terpleset ke belakang, maka Luhan tidak akan pernah membangun rumah di masa depan dengan menggunakan atap sama sekali karena rasa trauma akut yang di deritanya. Untunglah keseimbangan tubuh Nana mengacu ke depan dan yeoja itu terjatuh pada tumpukan terpal yang terdapat pada lantai atap.

“Aku takut  sekali Nana –yya.” Luhan menekan tombol lift. TING! Pintu lift kembali tertutup.

“Araaa.. mianhae. Aku sungguh tidak tahu jika pembatas itu sangatlah licin. Aku tidak akan mati konyol Xiao Lu.” Nana masih bertahan pada piggy back Luhan.

“Kau ini ada – ada saja!” tangan Luhan dengan cepat mencubit bagian kaki Nana.

“Aaak! Kenapa mencubit ku!”

Luhan melihat pantulan Nana dari kaca dinding lift, “itu tidak seberapa sakit dibandingkan kemarin.”

Nana mengeratkan lingkaran tangannya, “benarkah kau sangat mencintai ku Xiao Lu? Benarkah?” Nana memajukan kepalanya.

“Kau berat juga Nana –yya.” Luhan menjawab lain. “Xiao Lu benarkah kau dapat di percaya?” tiba – tiba pertanyaan itu tebersit begitu saja.

“Tidak bisakah menyerahkan semuanya pada takdir?” Luhan kembali menjiplak kata – kata Nana.

Nana memadangi pantulan wajahnya sejenak, “geure. Kita percayakan pada takdir.” Nana menjawab enteng.

“Ya! Apa kau serius terhadap ku?” itu bukan jawaban yang di inginkan oleh Luhan. Ia hanya ingin melihat ekspresi Nana, tetapi jawaban Nana membuatnya kembali bertanya – tanya.

“Tentu saja. Aku tidak memiliki mantan kekasih di Cina, aku juga tidak memiliki hubungan spesial dengan namja dari BB manapun.”

“Yaashh.. kau menyindir ku?!” Luhan bergidik geram.

TING! Tanpa terasa mereka sudah tiba dilantai 17.

“Kita sudah sampai. Hop!” Nana merosot turun dari punggung Luhan.

“Kaki mu sudah tidak apa – apa?”

Nana mengacungkan kedua jempolnya. “Um.. sangat baik. Masuklah.”

“Jeongmal?” Luhan masih memastikan. Nana mengulum senyum sembari membalikkan posisi Luhan, “cepat masuk sekarang. Suhu tubuh mu masih terasa hangat Xiao Lu. “

“Ahh.. Kim Nana.. “ Luhan menggeser tangan Nana dan ia tetap tidak mau berbalik untuk pergi. “Nana –yya, kau akan pulang sendiri ke hotel?”

“Aniyo. Appa menyuruh supir untuk menunggu ku. Masuklah, ini sudah larut malam. Palli..” Nana mendorong lagi tubuh Luhan. Tetapi dorongan yang ia lakukan terhenti ketika satu tangan Luhan menahan tangannya.. “kau sungguh akan pergi besok?” mata sayu Luhan menatapnya intense.

Nana lagi – lagi menarik senyuman hangat, “Xiao Lu kenapa kau cengeng sekali? Apa tidak cukup aku sudah menjadi milik mu?”

“Kau tidak bisa di percaya Kim Nana.” Luhan memicingkan matanya.

Nana memajukan wajahnya mendekat ke arah wajah Luhan, “apa kau pikir kau bisa di percaya? Uh?”

Chu ~

Luhan memberi  jawaban dengan  satu kecupan singkat pada bibir merah muda itu. Nana terdiam sejenak karena rasa shock yang menjalar.

Luhan membuat V sign dengan jarinya, “aku sudah dua kali mencium mu. Eotte? Kau masih ingin bermain – main?” Luhan tersenyum penuh kemenangan.

“Kau rusa Cina sialan!” Nana berubah geram. Sorot matanya yang berubah tajam tidak membuat Luhan ciut sama sekali. Namja itu justru menarik Nana ke dalam pelukannya. HUG!

“Gomawo. Gomawo karena kau, aku sangat menyukai natal tahun ini. Neomu.. “ Luhan menenggelamkan kepala Nana ke dalam dekapannya.

“Xiao Lu aku tidak bisa berna— “

Luhan menahan kepala Nana yang hendak bangkit dari dekapannya, “biarkan aku bernafas setelah hari kemarin Nana –yya.”

“Tadi aku bisa mati Xiao Lu.” Suara Nana  teredam pada dada Luhan.

Luhan tertawa lepas, ia segera menarik kepala Nana kembali. “Hahaha. Jinjja? Apa semudah itu kau bisa mati?” ia memperhatikan wajah Nana yang memerah.

“Xiao Lu masuklah sekarang. Aku tidak akan bisa tidur lama jika terus berada disini!” sepertinya semua kata – kata yang di ucapkan Luhan tidak memiliki pengaruh apapun terhadap Nana.

Luhan menatapnya heran, “Nana –yya, sikap mu sungguh harus dipertanyakan.”

“Ah molla ije! Masuklah. Aku harus pulang.” Nana bergidik kesal, ia hendak kembali melangkah masuk kedalam lift.

“Ya chamkan?!” tangan Luhan lagi menahannya. “Sesuatu yang sedang kau sembunyikan saat ini?” suara Luhan penuh tanya.

“Xiao Lu, aku harus bertemu Oppa. Aku harus menemukannya sebelum matahari esok kembali terbit.” Intonasi suara Nana terdengar datar.

“Bisakah kau member — “

“Najonge. Aku akan memberitahu mu nanti. Geokjeongma, Xiao Lu satu – satunya namja yang terlihat di mata ku. Bakke eopseo. Jaljja..” Nana menepuk lembut pundak Luhan, kali ini suaranya terdengar mencoba menepis kegundahan Luhan yang selalu menggantung karena sikapnya yang tidak tampak bahagia saat ini, meski mereka baru saja terikat dalam sebuah pertunangan.

Luhan terpaksa mengangguk, “geure. Neo do jaljja.”

“Uhm. Aku harus memastikan dari sini..” Nana mengisyaratkan agar Luhan lebih dulu masuk ke dorm.

“Seharusnya aku yang berbicara seperti — “ dengusan Luhan kembali di sanggah cepat oleh Nana, “jebalyo. Dengarkan aku sebelum aku pergi Xiao Lu.”

“Ya! Marhae hajima!” Luhan memukul pelan pundak Nana. Ia sangat membenci kata ‘pergi.’

“Xiao Lu wo ai ni.. “ Nana melambaikan tangannya, dan mengalah untuk lebih dulu masuk ke dalam lift.

“Hubungi aku setelah kau tiba di hotel. Ye?” Luhan mengutarakan dalam satu nafas.

“Eo. Annyeong.”  Senyuman lebar serta lambaian tangan Nana mengiringi pintu lift yang perlahan tertutup rapat. TING!

“Hufh – “ Luhan menghembuskan nafas lega sebelum ia berbalik dari pintu lift menuju dorm. Sekali lagi namja itu melirik cincin yang melingkar pada jari manisnya.

XXX

TING! Nana sudah tiba di lantai dasar Pong Pyu apartement. Ia melihat dua orang petugas keamanan apartement  yang tengah menikmati kopi malam pada meja sudut lobi. Nana berbelok menuju parkiran utama, dan benar saja.. dua orang berpakaian safari telah menunggunya sejak beberapa waktu lalu.

“Nona muda — “

“Aku sudah menelfon appa. Kembalilah ke hotel.” Nana memotong cepat. Ia membungkukkan badan sopan dan segera melewati kedua pria itu menuju pintu keluar apartement.

“Hufh – “ Nana menghembuskan uap hangat dari mulutnya. Udara malam yang semakin menusuk tulang, serta tanpa syal yang ia berikan pada Luhan tadi, menambah kebekuan menyelimuti sekujur tubuhnya saat ini. Nana melihat sekeliling pekarangan apartement, terasa sangat sepi. Hanya butir – butir salju yang berjatuhan menemani tubuhnya yang kedinginan..

Nana merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan sebuah ponsel. Ia mengetik  pesan singkat  untuk seseorang.

‘Oppa. Ayo bertemu.’ Bip. Pesan terkirim.

“Na-dongsaeng yeogitda  (aku disini).. “

DEG! Nana spontan berbalik ke belakang, seseorang melambaikan tangan ke arahnya.  “Lian oppa?!” tanpa menunggu lama, Nana langsung berhamburan ke arah namja itu.

“Oppa.” Raut wajah Nana masih tidak percaya jika ia akan menemukan Lian disini.

Lian membuka penutup kepala a hoodienya, “mian. Aku baru saja mengganti ponsel ku dengan yang baru. Semua pesan mu baru saja ku terima.” Lian mengangkat ponsel barunya.

“Bagaimana kau tahu aku disini?”

“Aku baru saja bertemu adik ku.”

DEG! “Ye?” degup jantung Nana semakin tidak karuan.

“Yifan.” Lian tersenyum hangat. Nana menundukkan kepalanya, “ah geureyo?” Nana berusaha menyembunyikan hal itu.

“Kau sudah menemui   Tuan rusa itu? Chukkae.” Lian mengacak rambut Nana.

“Uhm.” Nana mendeham seadanya. “Wae? Dia membuat mu kembali bersedih?” Lian sedikit menunduk melihat wajah Nana.

Nana menggeleng cepat, “aniya. Kami bertunangan. Igeoyo.” Nana mengangkat tangan kirinya yang terdapat sebuah cincin.

“Chukkae.” Lian menganggapinya santai. “Kau sudah dewasa.” Senyuman yang tidak pernah Lian berikan pada siapapun kecuali Ibu tirinya, Nyonya Wu.

“Oppa.. “

“Uhm, wae?”

“Tapi besok aku akan kembali ke Jepang.”

Lian mengangguk mengerti, “ara. Lalu kenapa? Kajja. Aku akan mengantar mu pulang.”

HUG! Nana menghentikan Lian yang hendak berbalik menuju mobil. Nana memberanikan diri untuk memeluk saudara kandungnya itu. “Oppa.. kajima.” Suara Nana mulai bergetar.

Lian yang semula mengernyit tak mengerti, kini senyum simpul tiba – tiba merekah pada bibir tipisnya. Tanpa rasa ragu, ia pun ikut membalas pelukan Nana.

“Wae? Appa sudah memberitahu semuanya pada mu? Uhm?”

Nana langsung menyudahi pelukannya. “Oppa, kau mengetahui sesuatu?” tanya Nana tak sabaran. Lian menurunkan sedikit posisi tubuhnya agar dapat menyamakan dengan tinggi badan Nana, “bisakah kau tidak mengatakan pada appa jika aku sudah  mengetahui semuanya?”

Nana menatap Lian heran, “opp — oppa.. wae — wae geuraeyo?”

“Masih banyak yang harus ku lakukan dengan marga ku yang sekarang. Janji?” Lian mengangkat kelingking di tengah – tengah mereka.

Nana tidak langsung mengiyakannya begitu saja, ia masih tidak mengerti dengan apa yang Lian perbuat saat ini.

“Kau tidak ingin membela oppa mu?” Lian menunggu tautan kelingking Nana.

“Beritahu aku alasan yang sebenarnya.” Sifat keras kepala Nana ternyata juga berlaku bagi Lian. Yeoja itu tidak gampang terbawa arus begitu saja. Lian kembali berdiri tegap, ia merangkul Nana dan merapat kesampingnya. “Kenapa kau langsung mempercayai appa bahwa aku kakak mu? Jika appa salah bagaimana? Ah geurae, aku ini orang jahat.” Lian  mengeluarkan aura evilnya.

“Lalu kenapa kau bisa dengan mudah memanggilnya appa?” Nana balik bertanya.

“Aku benci dengan pembicaraan seperti ini. Kajja, ini sudah larut — “

“Piryeopchi. Aku tidak akan pulang dengan orang asing. Disana banyak taksi yang menunggu ku. Ganda.” Nana berbalik..  tap! Tangan Lian menahannya cepat.

“Baiklah. Tapi beritahu aku, kenapa appa membuang ku?” tatapan Lian berubah pilu.

“Molla. Aku di lahirkan setelah mu.” Nana mampu menjawab semuanya tanpa tercekat sama sekali.

“Eomma eodisseoyo?”

“Eomma meninggal setelah melahirkan ku.”

“Mwo?”

“Aku tidak tahu apa yang ada di rencanakan appa waktu itu. Tapi aku dapat melihat betapa menderitanya  eomma hingga saat ini karena tidak bisa membesarkan mu dengan kasih sayangnya sendiri, Lian oppa.”

Kali ini, perkataan Nana sukses menancap sempurna pada ulu hati Lian. Genggamannnya melemah, ia bersandar pada sisi depan mobil agar ia tetap bisa bertumpu dan tidak jatuh.

“Setiap kali aku pergi ke makam eomma. Wajah eomma selalu tampak bersedih meskipun foto itu adalah foto yang sangat di sukai olehnya. Oppa, segera temui appa. Dia sangat menyesal.”

“Mothae. Nan mothae Nana –yya. Masih banyak yang harus ku lakukan. Aku masih sangat berguna dengan marga ku yang sekarang.”

Nana benar – benar berbalik pergi. “Geure. Aku duluan.”

“Aku akan mengantar mu.”

Nana menyahut ketus tanpa berbalik. “Tidak perlu.”

“Naik.”

Nana akhirnya berbalik, “pulanglah. Jangan membuat ku menyesal karena memiliki kakak pengecut seperti mu!” mata Nana mulai berkaca – kaca.

Lian  melangkah mendekat, “naik. Atau aku akan menabrak mu.” Tukas Lian dengan nada pura – pura mengancam.

Tatapan Nana kian menantang, “tabrak saja.”

“MWO?” Lian terhenyak tak percaya. Baru kali ini ia mendapatkan lawan yang sebanding.

“Ssshh.. aku terlalu cantik untuk berjalan sendiri malam – malam seperti ini. Geure, jika kau memaksa. Ambil.. “ Tap! Nana melempar tas nya pada Lian dan berjalan menuju mobil audy hitam yang terparkir disana.

“Ehh?” Lian terperangah hebat dengan sikap Nana yang tidak ia sangka – sangka itu.

“Ya! Buka pintunya!” Nana sudah mendengus di ujung sana.

Lian menggeleng dengan wajah heran, “bukan. Itu bukan mobil ku.”

“Mwo? Geotjimal! Ah palli! Aku sudah kedinginan!” Nana menghentakkan kakinya kesal. Ia terus menarik paksa pintu mobil tersebut.

“Jinjjayo. Aku tidak berbohong. Bukan, itu bukan mobil ku. Aiihh.. jangan di tarik seperti itu, nanti alarm nya bisa bersuara. Aish Kim Nana!” Lian menyusul Nana untuk menarik  yeoja itu pergi.

“Ah lelucon mu busuk! Lantas kenapa tadi kau juga mengarah untuk membuka pintu mobil dan mengantar ku pulang? Kemarikan!” Nana merogoh seluruh saku hoodie & celana Lian.

“Aku  lupa, aku tidak membawa mobil.” Lian berusaha membuat Nana percaya.

“Aniya! Kau bohong. Ah oppa palli!”

“Kita naik sepeda. Itu disana.. “ Lian menunjuk sebuah sepeda putih yang terparkir tepat di depan gerbang apartement -_-

Nana  masih tidak percaya. “Geumanhaejwo oppa! Buka atau aku akan memecahkan kaca mobil mu eoh!” Nana bersiap dengan kuda – kuda nya -_-

“Hajima! Jeongmal, demi tuhan ini bukan mobil ku.”

“TIDAK PERCAYA!” Nana kembali menarik pembuka pintu mobil tersebut.

“Nana –yya, hajima! Nanti bisa —- “

TIT – TIT – TIT – TIT – TIT

DEG! “EOH!” mata Lian membulat sempurna ketika alarm serta lampu mobil tersebut mulai berkedap – kedip dan bersuara.

“Oppa, eotteokhae?” Nana ikut panik -_-

“Ku bilang juga apa! Orang akan berpikir kita itu —- “

“YA JEOGIYO!”

“OMO!” Nana menutup mulutnya yang terbuka lebar ketika mendapati dua penjaga keamanan apartement yang ia lihat sebelumnya di lobi kini sedang berlarian ke arah mereka.

“Lari oppa! LARI!”

“YAK! JANGAN LARI!!”

Nana & Lian segera berlari menuju gerbang apartement, dan langsung mendorong sepeda mereka.

“Cepat naik!” Lian terus melihat arah dua penjaga keamanan apartement yang semakin mendekat.

“Kyaaaa! Oppa palli! PALLI!” Nana memeluk erat Lian yang mulai mengayuh sepeda menjauh dari PongPyu apartement.

“Hosh – hosh – hosh.. “ deru nafas Lian terengah – engah. Mereka mulai menaiki tanjakan yang merupakan jalan pintas agar cepat menghilang dari kawasan PongPyu.

“HAHAHA.” Tawa Nana justru memecah keheningan malam sementara Lian masih terus mengayuh sepeda. “Apa kau pikir ini lelucon eoh!” Lian berdecak kesal.

“Eo. Aku sungguh menyukai ini oppa. Hahaha. Neomu!” Nana memegang erat kedua sisi pinggang Lian agar ia tidak jatuh.

“Pegangan yang erat. Aku pembalap sepeda handal saat di panti dulu. Hana dul set.. !”

“KYAAAA! OPPA HAJIMAAA!”

“Kita akan jatuh dan menangis bersama jika sepeda ini jatuh ke sungai Nana –yya, karena aku kakak mu.. “

Kalimat itu membuat rasa haru Nana kian membuncah, “geure. Gayuh hingga kita terjun ke sungai beku disana oppa. Jangan biarkan pegangan kita terlepas begitu saja.” Nana merapatkan kepalanya pada punggung Lian, ia juga mulai memejamkan mata dan seketika rasa nyaman menjalar  bahkan membuat rasa dingin sirna dari sekujur tubuhnya.

“Hmm.. kau sungguh kakak ku Wang Lian.. “ batin Nana berbisik.

Drt – drt – drt ..

“Eoh?” Nana merasakan sesuatu yang bergetar dari dalam saku celananya.

Bip.

‘Kemarin, hari ini, esok, dan masa depan.. aku akan memberikan semuanya ketika kau kembali, Kim Nana. – pangeran rusa mu yang tampan, Xiao Lu-‘

Senyum manis melengkung indah dari sudut bibirnya ketika ia membaca satu pesan singkat dari namja yang beberapa saat lalu baru saja memasangkan cincin pada jemari manisnya.

“Cih.. dia menjiplak ku lagi. Dasar rusa babo.“ Nana menekan tombol ‘back’ dan memasukkan Iphone nya ke dalam tas.

“Pegangan! Nanti kau jatuh! YA KIM NANA!” teriakan Lian membuyarkan hati Nana yang saat itu sedang berbunga – bunga.

“Aisshh! Arayo!”

–           Appa, oppa, dan  Xiao Lu..

Tiga mimpi ku yang menjelma menjadi sebuah harapan dalam satu waktu. Eomma gomapta, karena  telah melahirkan ku sebagai Kim Nana. Meskipun eomma & aku terpisah, tapi kita tidak akan pernah hilang.

Appa eomma saranghae, oppa saranghae.. dan.. Rusa babo Xiao Lu Wo ai ni ^_^

JIAYOU! –

XXX

Keesokan paginya..

Tap!

Tap!

Dua orang yeoja keluar dari sebuah jaguar hitam yang terparkir rapi pada basement apartement PongPyu. Salah satu di antaranya bergegas membuka bagasi belakang dan mengeluarkan beberapa dua kantung plastik  kotak makanan.

“Yaegi –yya ahh palli!”

“Aish sebentar! Anak ku di dalam Kim Nana!”

“Eomma.. “

“Cha – kalian duduk disini ya? Aigoo.. ChanSha ku pintar.. “ Yaegi mengaitkan sabuk pengaman yang terdapat pada kereta bayi agar ChanSha tidak akan tersungkur ke bawah jika mereka terus bergerak kesana kemari.

“Haahh! Aigoo.. kenapa banyak sekali?” Nana menaruh satu kantung plastik besar yang ia ambil dari bagasi sebelumnya.

“Molla. Memangnya kau beli berapa banyak? Aku tidak yakin jika mereka sudah bangun. Ini masih pukul 5  pagi Kim Nana!” Yaegi mendengus kesal. Karen ide sinting Nana dia harus ikut memboyong ChanSha untuk ikut ke apartement lamanya.

“Tidak. Sehun mengatakan mereka akan ke bandara pukul 6. Sudah ayo – ayo. Anak mu, jangan melupakan anak – anak mu Cho Yaegi.”

Yaegi nyaris meletus karena gaya Nana yang sangat menyebalkan. Tentu saja itu adalah hal yang tidak perlu di ingatkan lagi.

“Auuwhh jinjja! Jika ini bukan karena appa kalian, eomma tidak akan mau pergi! Geezh!” Yaegi sesungutan memandangi Nana yang sudah lebih dulu menenteng dua kantung plastik  besar menuju lobi.

“Appa, appa eodiya.. eomma?”

“Omo! Kau berbicara nak? Geum Chan –ah?” Yaegi tidak yakin dengan apa yang ia dengar barusan.

“Appa igeo.. igeneun.. “ Geum Sha menunjuk – nunjuk pintu lobi.

“Geure, kita akan bertemu appa. Tapi kalian harus membantu eomma untuk menghajarnya eo?”

“Chiya.” Geum Chan & Geum Sha bersamaan menyahut dengan satu kata favorit mereka, ‘chiya.’

“Omo! Kalian sudah mengerti apa yang eomma katakan hmm?” Yaegi semakin tidak percaya. Dua buah hatinya bukan hanya sudah bisa berjalan 1 atau 2 langkah saja, tetapi dua malaikat kecil itu sesekali akan mencetuskan kalimat – kalimat yang tidak terduga oleh orang dewasa.

XXX

EXO – K Dorm

“Kim Nana, dorm M di lantai 17. Bukan disini!”

“Aniya! Luhan tadi malam tidur disini Cho Yaegi! Di lantai 17 itu dorm K!”

“Aku lebih dulu tingga disini babo!”

“Ck! Ini dorm M!”

“Ini dorm K nona Kim.. “

“YE?”

“Ku bilang juga apa!”

suara manajer Im menginterupsi kedua yeoja yang tengah duduk di ruang TV dorm K.

“Tadi malam Luhan hanya ketiduran disini. Tapi kau Yaegi, jika kau mencari suami mu, dia ada disini.”

“Mwo?”  Yaegi terperangah.

“Tadi malam hyung tidur di kamar ku.” D.o menyanggah dari tengah – tengah member K yang sedang  menyantap sarapan pagi yang di bawakan oleh Nana.

“Nana –ssi ini enak sekali. Gamshamnida!” Baekhyun mengacungkan sumpitnya.

“Ah ye. Makanlah yang banyak. “ Nana tersenyum aneh ke arah mereka.

“Kim Nana. Kenapa tidak ada pesanan ku? Apa ini? Mana telur dadar ku!” Sehun bangkit dan protes.

“Punya ku juga tidak ada daun bawangnya. Apa – apaan ini?” Kai yang sudah melahap setengah dari sarapannya ikut protes -_-

“Geezhh.. Kim Jong In awas kau?!” Nana berbisik geram dengan kepalan tangan yang ia tujukan untuk Kai.

“Nona Kim, terima kasih untuk sarapan pagi yang kau bawakan. Ini sangat merepotkan mu.” Yong Min manajer  baru membuka kotak makanannya ikut bergabung bersama memberdeul. Kedua manajer itu tidak lagi banyak menuai protes setelah tadi malam duduk bersama Jenderal besar Korea dan CEO utama SM,  juga setelah mengetahui siapa sosok Kim Nana.

“Ah ye. Gwaenchaseumnida ahjussi.” Nana  tersenyum ramah.

“Aaaa! Suho oppa andwaeyo. Ige andwaeyo.. “ Yaegi tiba – tiba berteriak tertahan.

“Hyung. Mereka tidak boleh makan nori.” Chanyeol menyikut lengan Suho yang baru saja ingin  menyuapkan Geum Chan sesendok irisan nori.

“Waeyo? Gigi mereka sudah ada 2, ah aniya.. 3!” Suho menanggapi tanpa dosa.

“Suho hyung apa kau ingin mencelakai ponakan mu sendiri? Meskipun ayah mereka  seorang naga tapi — hmmppphh.. “

“Kalau bicara perhatikan dulu siapa yang ada disekitar mu !” D.o meremas kuat mulut Baekhyun.

“Ah ye, mianhamnida Yaegi –ssi.” Baekhyun tersenyum tidak enak ketika menyadari Yaegi tertawa ke arahnya.

“Appa.. “ sejak mereka tiba, Geum Sha tak kunjung memindahkan pantatnya dari pangkuan Suho -_-

Putri kecil itu sama sekali tidak merayap kesana kemari, ia duduk manis dan sesekali menekan – nekan dagu Suho dengan telunjuknya.

“Geum Sha –yya. Appa aniya. Appa mu di dalam.” Sehun menunjuk pintu kamar D.o

“Yayayayayayayaaayyyy!” PLAK ! Tangan Geum Chan tanpa sengaja menepuk kotak bekal yang sedang di pegang oleh Kai. Jagoan kecil itu juga tak kunjung berpindah dari sisi Kai.

“Geum Chan?! Kai –ssi, mianhamnida.”

Yaegi yang hendak bangun untuk mengambil Geum Chan, tertahan langkahnya.

“Gwaenchana noona. Kau duduk saja disana. Geum Chan fans ku. “ Kai mengangguk senang.

“Jadi.. tuan Wu kecil ini juga fan boy seperti ku?” Chanyeol mendekatkan wajahnya pada Geum

Chan.

“Chiya.” Geum Chan spontan menolak wajah Chanyeol dari hadapannya.

“Bwahahahaha. Hyung.. hyung kau baru saja di tolak. Bwahahaha.. “ Kai terbahak.

“Kau sudah di takdirkan dengan ku, Ja – gi – ya.. Aaaa.. “ Baekhyun menyuap mesra sesendok salad ke dalam mulut Chanyeol.

“Hyung. Jong In hyung. Ayo.. coba panggil aku, hyung.. “ Kai mengajari Geum Chan yang sedari tadi terus memperhatikannya.

“Dong?” intonasi Geum Chan seperti orang sedang bertanya.

“Gyahahah. Dong? Gyahahaha. Jong In dong hahahah. Ige mwoya?! Hahaha.” Memberdeul terbahak bersamaan .

“Yaegi –yya, kau eomma yang baik. Jjang eomma!” Suho mengacungkan jempol ke arah  Yaegi.

“Ah gamshamida oppa.” Yaegi tersenyum kikuk, ia sangatlah tidak leluasa karena dua partner samchon nya ada disana, Im & Yong Min. Tetapi itu tidak berlaku bagi Nana. Yeoja itu justru ikut bergabung bersama memberdeul, ia kini duduk di tengah Kai & Sehun dengan sebotol susu kedelai.

“Ahh ahjussi. Geugeyo.. apa — apa member M —- “

“Sebentar lagi mereka akan turun. Tadi Im hyung sudah menelfon Seunghwan hyung. Tenang saja.” Sehun menyambar cepat, ia tahu apa yang di maksud oleh Nana.

“Ye nona Kim. Sebentar lagi mereka akan turun.” Sahut Yong Min manajer.

“Luhan hyung beruntung sekali. Apa tidak ada anak Jenderal lagi seperti Nana –ssi?” Baekhyun berbisik pada D.o dengan tersenyum evil.

“Ku sarankan jangan hyung. Anak jenderal sungguh mengerikan. Dia itu — AAAAK!” Kai tiba – tiba memekik. “NOONA!” ia menoleh pada sosok disampingnya.

“Apa? Kau mau mengatakan apa?” Nana memasang wajah antagonis.

“Aniya! Sssh… perihhh..” Kai mengusap lututnya yang baru saja di remas oleh Nana.

Ceklek! Dalam waktu yang bersamaan sosok Kris muncul dari balik pintu kamar dengan mata yang masih setengah tertutup. Ini sudah  hari kedua  Kris & Yaegi tidak bertemu.

“Appa!” Geum Sha langsung menunjuk Kris.

“EUNG?” Kris terhenyak tak percaya. “Appa?” Kris menggosok – gosok matanya agar dapat memastikan dengan benar. “Geum Sha?” tidak salah lagi. Kris beralih menatap seseorang yang terlihat dari ujung matanya, Yaegi.

Yaegi yang duduk di sofa memberanikan diri untuk menatap Kris. Begitu juga dengan Kris, ia memandangi sosok istrinya itu dengan tatapan tak percaya.

Tetapi.. sesaat kemudian..

“Eh? Kris hyung kau mau — “

Blam! Kris kembali masuk ke kamar.

Semua dari mereka menatap Yaegi bersamaan. “Haha. Aniya. Tidak ada apa – apa.” Yaegi tertawa getir, menjawab tatapan dari mereka semua.

Selang beberapa waktu setelahnya..

“Nana –ssi! Gomawo. Ini enak.”

“Eo, enak sekali. Gamshamnidaaaaa.. “

“Yeee.. selamat menikmati.”

Member M sedang menikmati sarapan pagi mereka. Sementara member K masih berkutat pada ruang wardrobe. Yaegi masih celingukan melihat pintu kamar dimana Kris muncul beberapa waktu lalu. Namja itu hingga kini tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

“Apa dia tidak akan terlambat?” desis Yaegi pelan.

“Masuk saja. Manajer yang lain sudah di bawah dan tidak akan kembali.” Jae manajer yang sedang bermain bersama dua ponakannya itu mendengar desisan Yaegi.

“Ye?” Yaegi memastikan.

“Palli.” Jae mengisyartakan agar Yaegi segera bergerak cepat.

Yaegi mengangguk ragu, “ye oppa.” Akhirnya dengan terpaksa ia ikut menyusul Kris masuk ke kamar.

Jae baru menyadari bahwa sepasang anak manusia yang duduk didekatnya seakan tidak menyadari keberadaannya.

“Seperti ini.. “

“Aniya! Seperti ini saja.”

“Kau mau? Ini enak. Aaaa.. “

“Shireo. Aku sudah minum susu.”

“Ayolah. Aaaa.. “

Blam – Sebuah bantal pokemon mendarat di wajah mulus Luhan. Chen menatap Luhan dengan menunjuk kedua matanya lalu menunjuk Jae manajaer yang ada disana. Tatapan Chen berusaha mengatakan ‘jangan seperti itu.’

Luhan mengangguk mengerti. “Ah hyung. Kau tidak makan?” Luhan beralih menyapa Jae yang duduk di bawah sana.

“Kau tidak lihat? Aku sedang di suap oleh putri cantik ini. Menggangu saja.” Jae manajer menyindir Luhan yang sedari tadi asik bercengkrama dengan Nana.  Jae manajer menggerakkan tangan Geum Sha yang memegang sendok plastik, dan menyuapkan ke dalam mulutnya. “Waaahh.. Nona Wu kecil, ini enak sekali.. “

“Pffftt..!” Tao & Chen menahan tawa mereka.

“Hyung, kau mau? Aku dengan senang hati menyuap mu hyung.. “ Lay yang tidak mengerti apapun bangun dari kursi makannya dan berjalan mendekat pada Jae & ChanSha -_-

Sementara itu..

Yaegi tidak berpindah sedikit pun dari depan pintu setelah ia melangkah masuk ke dalam kamar. Teringat kembali olehnya, pada saat Kris membawa ChanSha untuk di dorm waktu itu.  Ini  nyaris sama seperti saat itu karena Kris tidak mengeluarkan satu patah kata pun terhadapnya. Namja itu justru sibuk mengeringkan rambutnya sendiri di depan cermin. Kini tangan Kris beralih membuka penutup BB cream miliknya.

“Kris.. “ Yaegi tahu jika sebentar lagi Kris akan selesai dan segera berganti pakaian di ruang wardrobe.  Kris menghentikan aktifitasnya sesaat, ia memandang pantulan diri Yaegi dari dalam cermin. “Aigoo.. aku kira tidak ada siapapun disana. Kapan kau masuk?” sindiran Kris terdengar menyayat hati -_-

“Neo wae geuraeyo jinjja!” Yaegi langsung memanas. Ia sangat tidak suka jika di perlakukan seperti itu. Kris menutup BB creamnya dan berbalik. “Wae? Katakan saja.”

“Neo wae geurae?” suara Yaegi kali ini sedikit lebih lembut. Kris berjalan mendekat ke  arahnya, dan sedikit menunduk.. “wae? Apa aku terlihat marah?”  Kris menatap Yaegi intense.

“Jangan kekanak – kanakan.” Yaegi menatap Kris malas.

Kris kembali berdiri tegap, “geure. Nawayo (keluarlah) .” Kris menunjuk pintu kamar dengan tangannya.

“Kenapa tidak bertanya lebih — “

“Jadi aku harus selalu bertanya? Lalu kau dengan mudah memberitahu ku?” sanggah Kris cepat.

Yaegi memejamkan matanya sesaat, ia terkadang kehabisan akal untuk menghadapi sifat Kris yang satu ini. “Kris –ah geumanhae.”

Kris segera mengangguk. “Kita bicarakan  di awal tahun nanti.”

“Kau tidak bisa seperti — “ BLAM! Yaegi spontan memejamkan lagi matanya ketika Kris membanting pintu keras dan keluar dari kamar begitu saja.

“Aish jeongmal!” Yaegi bergidik kesal dengan sendirinya. “Kenapa laki – laki ini sulit sekali untuk mendengarkan ku!”

XXX

Sehari berselang ..

Gangnam – SM Office

EXO baru saja kembali dari Beijing. Usai 2 jam berselang, mereka kembali ke SM untuk serangkaian jadwal yang telah menanti. Beberapa hari lagi SMTOWN WEEK akan segera tiba. Ditambah dengan serangkaian performance yang akan  mereka suguhkan kepada penggemar pada SBS Gayo Daejun mendatang.

Luhan, Tao, Sehun memasuki sebuah ruangan yang tentunya bukan ruang latihan mereka. Tiga orang sunbae yang sangat di hormati pun telah hadir disana.

“Tao -yya annyeong!” Leader SNSD Taeyeon langsung menggandeng salah satu dari mereka, magnae M Huang Zhi Tao, adik kecil kesayangannya.

“Annyeonghaseyo.” Luhan, Sehun, Tao memberikan salam sopan.

“Ah kau Luhan. Ada yang mencari mu.” Seohyun menunjuk sofa yang terdapat didalam ruangan mereka. Seorang yeoja sedang menggunakan headphone dengan sesekali bersenandung kecil.

Saat itu juga Luhan tercekat. “Nana?”

Sosok disana menoleh dan langsung berdiri. “Anyyeong!” Nana melepas headphone nya dan berlari kecil ke arah mereka.

“K-kau?” Luhan masih tidak percaya.

Nana melihat ketiga yeoja yang berdiri disampingnya. “Latihannya tidak sekarang kan?”

“J-jad-jadi.. “

“Kajja. Tao –yya, Sehun –ah. Eonnideul, aku pinjam ya?” Nana menggandeng tangan Luhan.

“Pergilah. Bila perlu yang jauh.” Sehun dengan gaya mengusirnya.

“Kau dengan ku saja adik kecil.. “ Tiffany merangkul Sehun erat.

“Aaak! Leher ku noona.. “

“Nana, kenapa — “

“Kajja!” Nana menarik Luhan keluar ruangan. Tetapi sesaat langkahnya berhenti, ia kembali berbalik. “Tao Huang.. Tao Huang kau sudah melihat akun weibo yang bernama ‘Ms. Jung’?”

“YE?”  kini giliran Tao yang terhenyak.

“Kekeke. Anyyeong!” Nana hanya tertawa evil, dan keluar dari ruang tersebut.

“Apa? Jiji memiliki weibo? Aaak! Aku bisa mati.” Tao mengutuk dalam hatinya.

“Tao –yya? Ms. Jung? Eyhhh.. “ ketiga yeoja cantik itu menyorakinya.

“Ms. Jung itu guru Tao semasa taman kanak – kanak.” Sehun menyambar.

“Mwo? Tao –yya, benar apa yang di katakan Sehun? Omo! Daebaakk.. kau bisa berhubungan baik dengan guru mu yang sudah tua sekali tentunya.” Tiffany merasa takjub.

Tao melempar tatapan mautnya pada Sehun. “Kau bicara apa Oh Sehun?” Tao berbisik geram.

“Lalu aku harus mengatakan yang sebenarnya?” Sehun berkata santai.

“Kalian kenapa?”

“Ye? Ah tidak. Ayo kita mulai tanpa Luhan ge. Aku masih lupa bagian yang seperti ini.. “ Tao menirukan salah satu gerakan yang akan mereka tampilkan nanti.

Sehun terkekeh sinis   “Cih.. cinta orang dewasa rumit sekali.”

XXX

Kantin SM

“Kim Nana, jangan seperti itu. Sshh.. jangan.”

“Wae? Ini sudah sore. Tidak ada jadwal trainee yang latihan, para staff  juga tentu saja sudah pulang.” Nana dengan gamblangnya menyandarkan kepala pada bahu Luhan sembari menghisap lollipop blueberry kesukaannya.

“Ssshh.. tapi kan disana ada barista Nana. Kim Nana jangan seperti ini.. “ Luhan lagi – lagi menggeser kepala Nana, ia benar – benar merasa risih.

“JIEJIE!” suara itu membuat Nana mendongak. “OLIN!” Nana melambaikan tangannya pada dua orang disana.

Luhan memperhatikan seseorang disana. Bukan pada Zhaolin, tetapi seseorang yang berjalan dibelakang Zhaolin.

“Jiejie.. “ Zhaolin menarik bangku didepan Luhan.

“Oppa, palli!” Nana berteriak pada sosok Lian yang berjalan begitu santai.

“Kenapa memanggil ku kemari?” Lian masih sibuk berkutat dengan ponselnya.

“Chaja! Xiao Lu. Ini adik ku, dan ini kakak ku.. “

Luhan menoleh pada Nana, “oppa?” yang ia maksud adalah Lian.

“Senang mendapatkan adik ipar seperti mu.” Lian menyeruput minuman milik Nana.

“Ah ye ye.” Luhan benar – benar dalam kondisi bingung saat ini.

“Olin. Kau bersama siapa kemari?” Nana beralih pada adik kecilnya.

Zhaolin menunjuk Lian, “gege ini selalu mengikuti ku setiap hari. Dia bahkan tidur di tempat tidur ku Jie.” Tatapan Zhaolin mengundang keprihatinan.

“Oppa itu benar?” Nana melongo tidak percaya.

“Aku merasa memiliki kecocokan dengan adik Xing ini.” Lian merangkul Zhaolin mesra. Luhan yang berada ditengah – tengah mereka tidak memiliki hal apapun yang bisa ia katakan.

“Kalian berpacaran? Chukkae!” Nana bertepuk tangan.

“Aniya!” Zhaolin lebih dulu memekik. “Tidak jie! Aku ini laki – laki! Sama seperti hyung ini.” Zhaolin menunjuk Luhan.

“Apa maksud mu?” suara hati Luhan menuju pada Zhaolin -_-

“Aku akan kembali besok. Ini sungguhan. Aku akan masuk akademi besok.” Nana menyumpal kembali mulutnya dengan lollipop.

“Eo, pergilah.” Lian mengangguk santai. Zhaolin sedari tadi hanya menatap Luhan penuh tanya.

“Ada apa?” tanya Luhan polos.

“Jiejie kau mempercayai hyung ini? Dia bahkan menjawab bahwa dia baik – baik saja saat kau pergi jie.” Zhaolin berceloteh dengan nada ketus. Itu membuat Luhan semakin tidak mengerti.

“Aku tidak mempercayainya. Kau tenang saja Olin.”

“Ya!” Luhan tidak terima pada Nana yang tidak membelanya.

“Berani sekali kau meneriaki adik ku?” Lian memasang ekspresi marah yang terkesan aneh.

“Ah jwoseonghago.” Luhan menunduk pasrah.

Nana menjatuhkan lagi kepalanya pada bahu Luhan, “kalian bertiga harus hidup rukun ketika aku pergi. Oppa, kau mengerti?”

“Tidak.” Lian menjawab asal.

Nana tahu bahwa Lian hanya bercanda. Dia adalah sosok kakak yang baik. “Olin?” Nana menanti anggukan Olin.

Olin menatap Luhan malas, “geurae.” Bocah Chinese itu terpaksa mengiyakan.

“Baiklah. Kalian sudah boleh pergi sekarang.” Nana menutup konferensi pers nya -_-

“Oke. Aku duluan.” Tanpa babibu Lian segera bangkit dan meninggalkan kantin.

“Olin, kita bertemu nanti malam eoh?”

“MWO?” Luhan tak sengaja memekik.

“Hmm. Bye – bye.” Olin mengangguk bersemangat, ia juga menyusul Lian keluar kantin.

Setelah Luhan memastikan dua orang itu benar – benar pergi..

“Kau tidur dengannya?”

“Eo.”

“Satu ranjang?”

“Eo?!”

“Andwaeyo Nana –yya. Geuge andwaeyo.” Luhan menggeleng  cepat.

“Tentu saja tidak. Aku tidur bersama Hae Rim.”

“Hae Rim?”

“Wae? Kau sudah bertemu dengannya? Banyak yang mengatakan kami mirip. Heol! Xiao Lu kau menyukai nya? “ Nana menatap Luhan penuh selidik.

“Aniranikka! Ah Kim Nana mwoya?!” Luhan menolak Nana kesal.

Nana menanggapinya cuek, “kajja. Aku akan mengantar mu ke ruang latihan lagi.”

“Kim Nana jebal! Aku namja!” Luhan mengerang frustasi. Ia tidak memperdulikan lagi barista yang ada disana.

“Kekeke. Mian.” Nana menarik tangan Luhan  dan menggiring namja itu keluar kantin.

Sepanjang koridor menuju lift, Nana tak kunjung melepas genggaman tangannya pada tangan Luhan.

TING! Hingga pintu lift terbuka dan tertutup rapat.

Tidak sampai hitungan menit, lift tiba di lantai 3. TING!

“Cha – kita sudah sampai. Keluarlah. Aku hanya bisa  mengantar mu sampai disini.” Nana mendorong Luhan pelan.

“Nana –yya..” raut wajah cemas itu kembali di lihat oleh Nana.

“Geokjeongma. Operasi itu hanya akan berjalan sebentar. Aku akan ke rumah sakit sekarang.”

Luhan menarik lengan Nana, “Jangan jauh dari ponsel mu, ara?”

“Ara. Cepat pergi. Aku sudah banyak memanfaatkan kedudukan samchon ku sejak kemarin  pagi karena menunggu mu disini.” Nana melepaskan tangan Luhan.

“Hanbammal (sekali lagi.. ).”

“Eung?” Nana tidak mengerti ucapan Luhan. Tanpa dorongan dari manapun Luhan kembali masuk ke dalam lift.

“Xiao Lu? Kau mau — “

Tit –tit – tit – tit. Luhan menekan acak tombol angka pada dinding lift. TING! Lift kembali mengunci keduanya dari dalam. Paling tidak mereka akan terus berada di dalam lift karena lift akan menuju lantai yang di tekan acak oleh Luhan.

Luhan yang saat itu memakai jaket merah berlapis  kaos oblong hitam & celana jeans hitam, tak kunjung mengalihkan tatapannya dari Nana.

“Xiao Lu jika kau macam – macam aku akan — “

Chup –

Kuda – kuda Nana berhenti  ketika sebuah kecupan mendarat di keningnya.

“Aku belum pernah mengecup kening mu. Kris  mengatakan, jika kita mengecup seseorang di kening maka orang itu akan terus mengingat kita.”

“Eo ye.” Nana merasa wajahnya kian memanas, semburat merah mulai terpancar dari wajahnya.

Luhan melihat monitor kecil yang terdapat di atas pintu lift, “aku menekan 4 tombol.”

“Ye?” Nana memundurkan langkah  hingga tubuhnya nyaris menghimpit dinding lift.

“Kemari.. “ HUG! Luhan menarik Nana ke dalam pelukannya. “Katakan sesuatu.” Bisik Luhan  lirih.

Nana masih tidak bisa mengatur nafasnya dengan baik, ia masih membeku tanpa membalas pelukan Luhan.

“Cepat. Lift ini akan segera terbuka.”

Nana memejamkan matanya ketika Luhan kembali bersuara. Lambat laun ia menggerakkan kedua tangan untuk memeluk erat tubuh Luhan. Perlahan aroma parfum namja yang sangat ia cintai itu meresap masuk melalui rongga hidungnya. Nana menghirup lepas aroma diamond air yang sangat ia kenali itu..

“Kita pernah datang, kita pernah pergi, kita pernah kembali. Lalu.. apakah esok kita akan terpisah lagi, Xiao Lu?” Nana masih di posisinya, memeluk Luhan erat.

“Tidak. Kau boleh datang, kau boleh pergi kapan saja kau ingin. Tapi sebuah keharusan untuk mu kembali, Nana –yya.. “

Aroma sampo dari rambut hitam legam Nana begitu menguasai indera penciuman Luhan saat ini. Seakan tidak pernah rela untuk menyudahi semuanya.

“Uhm. Naega halkke. Gidarilkke, Xiao Lu.. “ Nana membenamkan wajahnya pada bahu Luhan.

“Jangan berhenti menyeret ku Nana –yya. Mimpi itu – jangan pernah berhenti menyeret ku jauh ke dalam mimpi itu. Dimana kita harus mempercayai takdir. Karena mimpi itu adalah Kim Nana.”

TING! Pintu lift kembali ke lantai asalnya dimana Luhan berpijak semula.

Nana melepas pelukannya. “Waktu mu sudah habis tuan rusa. Keluarlah.” Senyuman lembut yang sangat meneduhkan menghiasi wajah Nana.

“Uhm. Kembalilah secepat yang kau bisa.” Luhan mengusap puncak kepala Nana untuk terakhir kalinya sebelum pesawat akan membawa Nana meninggalkan bumi Korea untuk beberapa tahun ke depan.

“Eo. Halkkeyo.” Nana mengangguk mantap. Luhan mengangkat tangan kirinya, “ini akan selalu ku pakai ketika kamera tidak sedang menyorot ku.”

Nana tersenyum kecil mendengar kalimat polos Luhan, “jangan melakukan hal yang membuat mu terancam karena ku tuan rusa ku yang tampan.”

“Geure. Sampai nanti.” Luhan melangkah keluar lift.

Nana terus melambaikan tangan dari dalam lift, “tuan rusa annyeong!” meskipun tidak terlalu tampak, tetapi Luhan dapat melihat dengan jelas bahwa kedua mata Nana mulai berkaca – kaca.

“Jangan melupakan isi surat yang pernah kau tulis nyonya rusa..” Luhan menunjuk Nana dengan gaya cool nya.

“Kau pikir kau siapa?”

“Mwo?” Luhan nyaris meledak lagi. “ Kau pikir kau siapa? Bisa bernafas tanpa Kim Nana?”

“Cih.. araaa. “ Luhan tersenyum lega setelah mendengar lanjutan kalimat Nana.

“Kim Nana kau bukanlah siapa – siapa tanpa seorang Xiao Lu. Memangnya kau siapa? Bisa pergi tanpa kembali lagi?” Luhan membalasnya.

“Haha. Xiao Lu saranghaeyo.. “ Nana mengangkat kedua tangannya membentuk hati.

“Bukan seperti itu. Tapi ini.. OUT” Luhan menyilangkan kedua tangannya seperti dulu. Sesuatu yang nyaris tenggelam di antara mereka.

“Mwo?”

“OUT. NO MORE OUT!” Luhan masih dalam posisi yang sama.

Nana tertawa renyah setelah mengerti maksud dari tunangannya itu, “Araa. OUT! OUT OUT OUT! Tapi sekarang, NO MORE OUT! NO! MORE!” Nana lebih bersemangat.

“Good job!” Luhan mengacungkan jempolnya.

“Xiao Lu! Kemarin, hari ini, esok, dan masa depan.. aku akan mengembalikan semua itu  pada mu ketika aku kembali.” Nana menekan tombol ‘tutup’

“Kemarin, hari ini, esok, dan masa depan.. aku akan memberikannya pada mu ketika kau kembali..” TING! Seiring dengan selesainya ucapan Luhan, pintu lift pun tertutup rapat bersama Nana di dalam nya. Kali ini kepergian yeoja itu mengguratkan kebahagiaan pada wajah Luhan.

Luhan kemudian berbalik dan melangkah menyusuri koridor dengan senyum mengembang.

“Kemarin, hari ini, esok, dan masa depan.. aku akan memberikannya pada mu ketika kau kembali, Kim Nana .. “

OoOoO

Xiao Lu, annyeong ~

Ini aku Kim Nana. Xiao Lu mianhae.. aku kembali menulis surat bodoh ini lagi. Ahh… bukankah surat ku yang dulu belum aku selesaikan? Uhm.. kalau begitu, ini adalah sambungan sekaligus akhir dari surat ku. Xiao Lu.. kau harus membenci ku setelah ini, ara? Tapi.. jika kau adalah seorang namja, kau tidak akan melakukannya. Kekekeke.

Xiao Lu.. kelak ketika pendidikan ku  sudah selesai.. kau bersedia menunggu ku atau tidak.. aku akan tetap datang dan mengatakan ‘aku sudah kembali.’

Ku mohon berhenti memikir kan ku sebentar saja.  Tetapi, jika apa yang kau katakan malam itu semuanya adalah benar, teruslah membiarkan pikiran mu di penuhi  tentang ku..

Janji adalah janji, tapi aku lebih memilih takdir di bandingkan sebuah janji.. meskipun itu adalah hitam di atas putih. Kau tahu kenapa? Karena penghianatan itu terlalu menyakitkan. Kekeke.

Xiao Lu, kau merasa khawatir saat ini? Jika iya, jangan lakukan itu. Tetapi, sekali lagi.. jika kau sungguh menyukai ku  sepenuhnya, maka teruslah mengkhawatirkan ku hingga kau gila.

Surat bodoh apa ini?? Aku juga tidak mengerti -___-

Xiao Lu, ini bukan surat perpisahan. Aku bisa saja kembali 10 atau 20 tahun lagi kekeke.

Aniya, seperti yang aku katakan di awal.. janji adalah janji. Aku akan kembali dan muncul di hadapan mu bersama semboyan kebanggan kita. OUT! OUT OUT OUT!

Xiao Lu, aku sungguh melihat ketulusan itu.. Xiao Lu.. Kemarin, hari ini, esok, dan masa depan.. aku akan mengembalikan semua itu pada mu ketika aku kembali ^_^

JIAYOU! HaNa JIAYOU!

 

–          Aku terseret oleh mimpi, lalu bertemu dengan harapan. Aku meyakini bahwa sesuatu yang terpisah, tidak selamanya terus hilang _ Kim Nana to Xiao Lu’s Quote  –

END

Hoaah – hoahhh.. *bengek -_-

Akhirnya ini pasangan saingan YaeKris End  juga /jambak Luhan/ #ditendang Nana :3

Holaaaaaaa La La … reader ku semua. Sekali lagi aku minta maaf ama kalian semua T_T /sungkem atu atu/

Komentar kalian belum terbalas satu demi satu Hikseu U_U *peyuk Upan /Loh? 😀

Setelah dua mata kuliah lagi rampung, setelah aku libur kuliah dan Series baru muncul.. aku bakal kembaliii daaaahhhh.. sueerrrr *wink* /reader muntah\ -_-

Untuk kelanjutan Luhan – Lian – Kris dan semuanyahhhh.. seperti biasa.. akan muncul di EPEP berikutnya.. *emot unyu*

Gomawo.. buat semua Siders yang akhirnya membuka pintu hati untuk meninggalkan jejaknya. Daann.. untuk reader ku semua yang selalu setia menemani YaeKris dan terus mendukung EXO hingga saat ini. WE ARE ONE! WE ARE EXOSTAN! 😀

Sasasasasasaranghaeyooooo ~ Chu – chu – chu – chu .. Sampai ketemu di Story mendatang.. ^_^

228 pemikiran pada “EXO SPECIAL SERIES ‘HanNa’ NO MORE – CHAPTER 9 END

  1. Segitu prustasinya luhan, kasihaannn… tapi kisahnya campur yaaa, ada komedi, romance, sama sad hahaha
    tapi luhan tetep daebak! Kuat bertahan 😀 jjang! jjangeo!^^

  2. halo eonni aku reader baru… baru sempet komen
    wahh pokonya daebak deh ffnya
    selalu terbawa suasana
    jangan berenti nulis ya
    saranghae

Tinggalkan Balasan ke choyuumie Batalkan balasan